Seberapa Besar Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Pakar?

ADVERTISEMENT

Seberapa Besar Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Pakar?

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 20 Jun 2025 17:00 WIB
Pemandangan setelah serangan Israel terhadap gedung penyiaran TV Negara Iran, yang menjadi sasaran, di Teheran, Iran, Kamis (19/6/2025). (Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)
Pemandangan setelah serangan Israel terhadap gedung penyiaran TV Negara Iran, Foto: via REUTERS/Majid Asgaripour
Jakarta -

Konflik antara negara Iran dan Israel kian memanas. Bahkan konflik ini memicu respons dari negara-negara tetangga mdi Timur Tengah hingga Amerika Serikat dan Korea Utara.

Menurut seorang pakar ilmu hubungan internasional sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr Sugeng Riyanto, banyak dampak yang bisa timbul jika konflik kedua negara ini tak juga redup.

Pasalnya, bukan tidak mungkin pihak yang berkonflik menggunakan senjata nuklir sehingga memusnahkan manusia secara massal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika salah satu pihak terdesak, bukan tidak mungkin seluruh kekuatan, termasuk senjata pemusnah massal, akan dikerahkan. Ini yang perlu dicegah," kata Sugeng dikutip dari laman UMY, Jumat (20/6/2025).

Akar Permasalahan Konflik Iran Vs Israel

Sebelum melihat dampak global, Sugeng mengulas sebab atau akar masalah mengapa Iran dan Israel terus berkonflik hingga hari ini. Menurutnya ada dua penyebab utama.

ADVERTISEMENT

"Pertama, kebuntuan dalam negosiasi terkait program nuklir Iran. Kedua, kekhawatiran mendalam dari Israel terhadap proses pengayaan uranium Iran yang kini telah melampaui kadar 50 persen," ungkap Sugeng.

Bagi Israel, pengayaan uranium milik Iran yang bisa mencapai 90 persen dapat menjadi ancaman besar. Pasalnya, Iran diperkirakan menggunakannya untuk memproduksi senjata nuklir.

"Jika mencapai 90 persen, uranium tersebut dapat dikonversi menjadi bom atom. Bayangkan jika Iran benar-benar memiliki senjata nuklir. Bagi Israel, yang secara geografis kecil dan rentan, ini adalah ancaman eksistensial," tambahnya.

Sementara secara historis, konflik kedua negara sudah berawal sejak 1948. Ketegangan semakin menguat pada beberapa dekade terakhir akibat konflik Arab-Israel.

Dampak Perang Israel-Iran

Sugeng melihat konflik ini dapat mengganggu sektor ekonomi, khususnya distribusi minyak di kawasan Teluk Persia. Sementara itu, penyelenggaraan turnamen olahraga di Timur Tengah akan terhenti karena alasan keamanan.

Selain itu, konflik ini kemungkinan memunculkan polarisasi kekuatan dunia, seperti pada masa Perang Dingin. Blok-blok kekuatan global akan kembali muncul.

"Akan terbentuk blok pro-Israel dan blok pro-Iran. Polarisasi ini sangat berbahaya karena dapat menghambat perkembangan tatanan dunia multipolar yang kini tengah tumbuh," ujarnya.

Untuk mencegah konflik ini semakin besar, menurut Sugeng, harus ada peran aktif dari negara-negara besar. Langkah ini penting demi menjaga kestabilan ekonomi dan pertahanan setiap negara.

"Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan India harus mengambil langkah strategis dalam meredam konflik. Pendekatan moderat dan diplomatik dari seluruh pihak adalah kunci pengendalian situasi," ucapnya.

Dampak bagi Iran di Mata Dunia

Sementara itu, jika Iran keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), kekhawatiran dunia akan semakin menguat. NPT merupakan perjanjian internasional yang mencegah penyebaran penggunaan senjata nuklir dan mendorong penggunaan energi nuklir secara damai.

"Jika Iran benar-benar keluar dari NPT, maka kekhawatiran internasional akan kian menguat. Dunia akan melihat itu sebagai indikasi jelas arah kebijakan nuklir Iran," imbuhnya.

Mengapa Sebagian Negara Timur Tengah Masih Harmonis dengan Israel?

Di luar konflik Israel dengan Iran, Palestina, bahkan Libanon, beberapa negara terlihat harmonis dengan Israel. Contohnya yakni Mesir atau Arab. Dijelaskan oleh Sugeng, hal itu terjadi karena negara-negara ini punya kerja sama ekonomi dengan Israel.

"Mesir bahkan menjadi salah satu mitra dagang terbesar Israel. Suriah dan Yordania pun kini menunjukkan sikap yang lebih moderat," jelasnya.




(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads