Israel menarget sejumlah fasilitas nuklir Iran melalui sejumlah serangan pekan ini. Seberapa bahaya dampaknya jika fasilitas nuklir diserang?
Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyatakan, pada situs-situs nuklir Iran yang terkena serangan Israel, radiasi masih pada tingkat normal.
"Tidak ada pelepasan radiologi yang memengaruhi publik," kata Grossi dalam Bulletin of the Atomic Scientist, dilansir ABC, Sabtu (21/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko Keracunan Kimia
Namun, pada situs pengayaan uranium Natanz, ada potensi risiko keracunan bahan kimia di dalam bangunan.
Pengayaan uranium adalah proses untuk meningkatkan kadar isotop kadar dari uranium alam. Pada kadar 90 persen, uranium bisa dipakai menjadi senjata nuklir jika kadar isotop U-235 mencapai sekitar 90%.
Peneliti senior Darya Dolzikova dari lembaga thinktank pertahanan dan keamanan Royal United Services Institute (RUSI) London menjelaskan, jika pabrik pengayaan rusak, bisa terjadi pelepasan gas uranium heksafluorida (UF6) yang sangat korosif dan beracun.
"Ketika UF6 berinteraksi dengan uap air di udara, ia menghasilkan zat kimia berbahaya," kata Dolzikova, Jumat (20/6/2025), dikutip dari ABC, Sabtu (21/6/2025).
Material berbahaya tersebut bisa tersebar karena dibawa angin.
"Saat angin bertiup pelan, sebagian besar material diperkirakan akan mengendap di sekitar fasilitas; saat angin bertiup kencang, material akan bergerak lebih jauh, tetapi juga cenderung menyebar lebih luas," terangnya.
Baca juga: Apa Nama Ibu Kota Iran yang Diserang Israel? |
Risiko Bencana Nuklir
Situs nuklir Iran lain yang disasar Israel yakni Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr. IAEA menyatakan situs ini memiliki risiko dampak bencana paling besar jika nanti diserang.
Pembangkit Bushehr menampung ribuan kilogram material nuklir yang dapat meleleh atau mengalami pelepasan radioaktivitas yang sangat tinggi jika terkena serangan.
Jika terjadi serangan pada pembangkit Bushehr, maka evakuasi penduduk, penyediaan tempat penampungan sementara, dan perawatan yodium bagi orang-orang dalam radius beberapa ratus kilometer harus segera dilakukan.
"Serangan (Israel) terhadap situs nuklir Iran telah menyebabkan penurunan tajam keselamatan dan keamanan nuklir," kata Grossi.
Risiko Kemunduran Iran
Center for Strategic and International Studies AS dalam laman resminya menjelaskan, serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran juga bertujuan untuk menimbulkan kemunduran Iran. Untuk itu, caranya yakni dengan menyingkirkan keahlian dan aset utama Iran yang sulit dibangun kembali, seperti fasilitas nuklir tersebut.
Salah satunya yakni situs nuklir Natanz, yang terdiri dari dua fasilitas utama. Pada pabrik Natanz, Iran memperkaya uranium ke tingkat tinggi. Karena itu, situs ini sudah beberapa kali kena serangan, termasuk pada 2010 dan 2021 lalu sehingga terjadi kontaminasi di dalamnya.
Upaya menghantam fasilitas nuklir untuk memicu kemunduran Iran juga selaras dengan serangan yang menewaskan sejumlah ilmuwan nuklir terkemuka di sana. Mohammad Mehdi Tehranchi, contohnya, adalah seorang fisikawan dan presiden Universitas Islam Azad. Ia berkontribusi pada penelitian nuklir dan mengawasi inisiatif pendidikan ilmiah.
Sementara itu, ilmuwan Fereydoun Abbasi yang sudah diincar sejak 2010 adalah adalah mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran. Banyak ilmuwan lainnya yang berkontribusi pada penelitian nuklir Iran juga tewas.
(twu/faz)