Mengenal Pasar Malam Gambir, Cikal Bakal PRJ dari Zaman Ratu Belanda Wilhelmina

ADVERTISEMENT

Mengenal Pasar Malam Gambir, Cikal Bakal PRJ dari Zaman Ratu Belanda Wilhelmina

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 21 Jun 2025 17:06 WIB
PRJ 2024
Mengenap Pasar Malam Gambir, cikal bakal PRJ di era pemerintahan Belanda. Foto: detikcom/Riska Fitria
Jakarta -

Pekan Raya Jakarta (PRJ) menjadi gelaran yang selalu ditunggu menjelang hari ulang tahun (HUT) Kota Jakarta setiap tahunnya. Kini, PRJ menjadi ajang pameran modern yang menampilkan produk unggulan tanah air.

Tapi tahukah detikers bila asal-usul PRJ berhubungan dengan sebuah acara pada jaman Belanda? Acara tersebut bernama Pasar Malam Gambir.

Pasar Malam Gambir

Mengutip laman Indonesia.go.id, Pasar Malam Gambir merupakan sebuah acara semacam festival yang digelar untuk merayakan Ratu Belanda Wilhelmina pada 31 Agustus 1898. Perayaan yang dimaksud adalah ulang tahun dan penghormatan kepada Wilhelmina, yang pada saat itu dinobatkan sebagai ratu Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Pasar Malam Gambir berlangsung dari akhir Agustus sampai pertengahan September. Acara ini diadakan secara rutin setiap tahun.

Sama seperti PRJ masa kini, Pasar Malam Gambir menjajakan produk dan kuliner khas Batavia (Jakarta tempo dulu). Selain itu juga ada pentas hiburan yang bisa terbilang ekstrem, yakni pertandingan tinju antara pribumi dan orang Belanda.

ADVERTISEMENT

Laga tinju tidak dilakukan pada satu tempat saja, melainkan di beberapa titik, seperti Deca Park (sekarang lapangan Monas), Varia Park (Krekot), dan Princen Park (Lokasari).

Momen PRJ Pertama

Setelah Indonesia merdeka, gagasan penyelenggaraan pameran besar kembali hadir. Sosok yang mencetuskan ide itu pertama kali adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Syamsudin Mangan atau Haji Mangan.

Ia mengusulkan agar sebuah pameran besar digelar dengan tujuan mendongkrak pemasaran produk dalam negeri. Ide itu diketahui terinspirasi dari acara pameran internasional yang pernah ia ikuti.

Ide tersebut akhirnya disampaikan Haji Mangan ke Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1967 dan disambut dengan baik. Pemda Jakarta akhirnya menyatukan berbagai acara pasar malam yang sering diadakan di berbagai wilayah pada satu waktu.

Akhirnya pada 1968, Djakarta Fair perdana berhasil digelar. Acara ini dibuka oleh Presiden Soeharto secara simbolis dengan melepas burung merpati.

Berlangsung di Kawasan Monas, pengunjung Djakarta Fair disebut membludak hingga 1,4 juta orang.

Dalam merayakan hari ulang tahun pertamanya, PRJ digelar selama 71 hari. Waktu ini mencetak rekor sebagai pameran terlama. PRJ 1969 juga dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon yang didampingi Presiden Soeharto.

Bertahun -tahun berlalu, perubahan PRJ kembali terjadi di tahun 1992. Kala itu, lokasi PRJ dipindah dari Monas ke Kemayoran Jakarta Pusat. Perpindahan ini memiliki manfaat besar karena PRJ mendapat lahan yang lebih luas, yakni pada area seluas 44 hektare.

Kini pada 2025, PRJ kembali hadir. Pameran itu digelar selama 25 hari, mulai dari 19 Juni hingga 13 Juli 2025 di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat.

Apakah detikers tertarik ke PRJ?




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads