Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) erupsi eksplosif pada Selasa (17/6/2025). Setidaknya ada lima kali letusan yang terjadi, terbesar pada pukul 17.35 WITA. Viral di media sosial video kolom abu letusan Gunung Lewotobi mencapai 10 km di atas puncak gunung.
Gunung Lewotobi memiliki dua puncak. Gunung Lewotobi Laki-Laki yang meletus memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara itu, Gunung Lewotobi Perempuan memiliki ketinggian sekitar 1.703 mdpl. Jarak antarpuncak ini sekitar 2 km.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam media sosial resminya melaporkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini adalah Awas (Level IV). Warga diminta mewaspadai potensi banjir lahar jika terjadi hujan lebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khususnya yakni pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Diketahui, banjir lahar adalah aliran air banjir air yang membawa material vulkanik seperti lumpur, batu, dan kerikil. Sementara itu, cuaca di sekitar gunung dilaporkan cerah berawan.
Dampak Letusan Gunung Lewotobi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pengungsi erupsi eksplosif Gunung Lewotobi sejak November 2024 sebanyak 4.838 jiwa. Mereka sudah menempati hunian sementara dari pemerintah pada sejumlah desa di Flores Timur.
Sementara itu, tambahan pengungsi imbas letusan kemarin antara lain mengungsi ke titik aman di Konga untuk menghindari paparan material letusan. Mereka terutama berasal dari Desa Nurabelen di Kecamatan Ile Bura, dikutip dari Antara.
Adapun sebagian warga lainnya mengungsi ke Desa Nileknoheng yang berjarak sekitar 5 km dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Desa Pululera, atau sekitar 12 km dari kawah gunung.
Hingga Rabu (18/6/2025) pukul 17.00 WITA, berikut dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang dirasakan warga, wisatawan, hingga jemaah haji.
Hujan Kerikil
Saat meletus, gunung memuntahkan kerikil bersama pasir, awan panas, debu, dan lainnya ke wilayah permukiman warga hingga radius Kawasan Rawan Bencana (KRB) seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku. Akses jalan utama penghubung Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka juga terganggu akibat hujan kerikil.
Aparat kepolisian dari Polres Flores Timur dan Polres Sikka di Provinsi NTT memberlakukan buka-tutup jalur utama dari Maumere ke Larantuka dan sebaliknya imbas hujan kerikil dan abu erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sejak pukul 01.00 WITA. Buka-tutup jalan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi erupsi.
Jika Gunung Lewotobi erupsi lagi, warga pengendara diminta melewati jalur utara dan jalur utama dengan mengenakan masker saat beraktivitas.
Hujan Abu
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada periode pengamatan 18.00-00.00 WITA disertai lontaran lava pijar serta gemuruh intensitas sedang hingga kuat. Pada saat erupsi tersebut, terjadi juga hujan abu.
Sementara itu, kolom abu vulkanik hasil letusan mencapai ketinggian 10 km di atas puncak gunung atau 11.584 mdpl. Abu vulkanik menyebabkan desa di lereng gunung seperti Desa Pululera dan Nurabelen sempat terjebak situasi gelap gulita sejak sore hari sebelum mengungsi.
Warga yang terdampak hujan abu diminta memakai masker atau penutup hidung serta mulut agar terhindar dari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan. Adapun aktivitas warga ditutup pada radius 7 km dari puncak kawah dan radius sektoral hingga 8 km ke arah barat daya dan timur laut.
Gempa
Alat pemantauan seismik PGA di Pululera menunjukkan gempa-gempa yang mencerminkan dinamika magma di bawah permukaan.
Hasil pengamatan Badan Geologi dan pemantauan PGA setidaknya menunjukkan enam kali gempa hembusan, tremor nonharmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, serta empat kali gempa tektonik jauh.
Gempa hembusan adalah gempa bumi akibat pelepasan gas, terutama gunung api. Adapun tremor nonharmonik adalah rentetan beberapa gempa vulkanik saat satu gempa muncul hampir bersamaan dengan gempa lainnya yang belum selesai, dikutip dari detiknews.
Sedangkan gempa vulkanik dalam adalah gempa bumi akibat aktivitas magma di dalam gunung api, dengan pusat gempa (hiposentrum) pada kedalaman antara 1-20 km di bawah permukaan Bumi.
Sementara itu, gempa tektonik jauh adalah gempa Bumi akibat pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan Bumi dengan jarak titik pusat gempa di permukaan (episentrum) lebih dari 10.000 km dari lokasi pengamatan.
Batal Terbang dan Pengalihan Mendarat
Berbagai rute penerbangan domestik dan internasional dibatalkan imbas aktivitas erupsi. Termasuk di antaranya yakni rute Singapura, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Sydney, Pudong, Auckland, dan Delhi untuk internasional; serta Labuan Baju dan Semarang pada rute domestik.
Sementara itu, jemaah haji kloter 06 Debarkasi Lombok (JED-LOP) batal mendarat di Bandar Udara Internasional Lombok pada hari ini, Rabu (18/6/2025). Penumpang dialihkan mendarat di Bandara Internasional Hasanuddin dan transit di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip dari detikSulsel.
(twu/faz)