Benarkah Kucing 'Benda Cair'? Ahli Punya Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Benarkah Kucing 'Benda Cair'? Ahli Punya Penjelasannya

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 18 Jun 2025 06:30 WIB
Menjelang libur ramadan, seluruh kamar yang disiapkan untuk menampung kucing sudah terisi penuh. Ini foto-fotonya.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Detikers mungkin kerap menemukan humor yang menyebut kucing adalah benda cair. Mereka memang dapat dengan mudah memuatkan badannya ke sela-sela pintu, jendela, kardus, vas, dan sebagainya.

Lantas, apakah kucing memang benar-benar memiliki kesadaran ukuran tubuh sehingga mudah muat ke berbagai tempat?

Seorang etolog dari Budapest, Hungaria, PΓ©ter PongrΓ‘cz pernah mencari tahu soal ini. Ia mengunjungi beberapa rumah di sekitar Budapest, Hungaria, untuk mencari tahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai seorang etolog di Universitas EΓΆtvΓΆs LorΓ‘nd, ia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti pikiran kucing. Misalnya, ia telah menunjukkan kucing seperti anjing, yang memahami apa yang kita maksud ketika kita menunjuk atau bahkan menatap sesuatu. Kemampuan membaca bahasa tubuh manusia ini tidak dipahami banyak spesies.

Beberapa tahun lalu, PongrΓ‘cz menganalisis pertanyaan tersebut kepada anjing. Ia dan rekan-rekannya membawa berbagai ras anjing ke dalam ruang laboratorium yang dipisahkan oleh panel kayu dengan bukaan persegi panjang yang dapat disesuaikan. Anjing-anjing duduk di satu sisi, dan pemiliknya memanggil mereka dari sisi yang lain.

ADVERTISEMENT

Ketika bukaan itu besar, anjing-anjing itu berlari kencang melewatinya. Namun ketika bukaan itu menyempit kira-kira selebar dada anjing dan setengah tinggi mereka di bahu, anjing-anjing itu ragu-ragu dan berhenti.

"Anjing-anjing ini tampaknya tahu atau setidaknya takut terlalu besar untuk masuk. Ini merupakan tanda yang jelas soal kesadaran akan ukuran tubuh," kata PongrΓ‘cz.

Kucing Tidak Meragukan Dirinya

Menguji kucing terbukti lebih sulit. Kucing terkenal sulit dipelajari di laboratorium, seperti yang pernah dibuktikan sendiri oleh PongrΓ‘cz ketika seekor kucing lolos ke saluran udara selama percobaan.

Jadi dalam penelitian terbaru ini, ia menguji kucing di rumah anabul-anabul itu sendiri. Pengaturannya mirip dengan yang dilakukan untuk anjing, tapi kali ini PongrΓ‘cz memblokir bagian bawah kusen pintu dengan selembar karton tebal. Kucing hanya bisa melewati lubang persegi panjang yang dipotong pada material tersebut.

Kucing-kucing tersebut duduk di satu sisi, dan pemiliknya memberi isyarat dengan mainan atau camilan di sisi lainnya.

Dalam satu rangkaian percobaan, kucing-kucing tersebut yang totalnya 30, menunjukkan tanda-tanda kesadaran akan ukuran tubuh. Ketika lubang-lubang pada kardus dipotong pada ketinggian dan lebar yang nyaman, kucing-kucing tersebut seperti anjing, berjalan melewatinya tanpa ragu-ragu.

Seperti dijelaskan oleh PongrΓ‘cz melalui iScience, ketika lebarnya tetap nyaman, tetapi tingginya mulai menyusut, kucing-kucing tersebut mulai ragu-ragu. Mungkin mereka takut tubuh mereka terlalu tinggi untuk permainan limbo tersebut.

Namun, tidak seperti anjing, kucing terus maju bahkan setelah awalnya ragu-ragu. Mereka mendorong diri mereka sendiri melewati celah itu, bahkan saat celah itu hanya setengah tinggi mereka.

"(Kucing) tidak seperti anjing," kata PongrΓ‘cz.

"Kucing tidak pernah berhenti mencoba," ujarnya.

Kucing Lebih Lentur

Sesuatu yang luar biasa terjadi saat PongrΓ‘cz hanya mengecilkan lebar celah itu, menjaga ketinggiannya tetap nyaman. Tidak peduli seberapa sempit persegi panjang itu, yang paling ekstrem hanya setengah lebar tubuh kucing, hewan ini tidak pernah ragu.

"Tidak ada perlambatan sama sekali saat mereka menerobos," kata PongrΓ‘cz.

"Mereka tidak menggunakan kesadaran tubuh dalam kasus ini-mereka pada dasarnya seperti cairan," ungkapnya, seperti dikutip dari Science.

Psikolog di Institut Psikoanalisis Moskow, Ivan Khvatov memiliki salah satu penjelasan soal karakteristik 'cair' kucing yang menurutnya bisa jadi merupakan anatomi sederhana.

"Anjing memiliki tubuh yang kurang fleksibel," katanya.

Karena kurang fleksibel itu, anjing jadi lebih banyak berpikir tentang ukuran tubuh mereka sendiri saat berhadapan dengan sebuah lubang. Sedangkan kucing lebih lentur, jadi mereka hanya perlu memikirkan ukuran tubuh mereka dalam keadaan tertentu.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads