Setelah 20 tahun 'lenyap' dari pandangan, akhirnya Kucing Merah Kalimantan kembali muncul dipermukaan. Salah satu kucing liar paling langka dan misterius di dunia itu terekam kamera di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).
Mengutip detikkalimantan, Kepala Balai TNKM Seno Pramudito membenarkan penampakan sang kucing merah Kalimantan. Julukkan kucing liar misterius didapatkan mamalia tersebut karena hanya dua kali tertangkap kamera sebelum 2025.
Penampakan pertama muncul pada 1957 yang diabadikan oleh ahli zoologi Prancis, Pierre Pfeffer. Berselang 46 tahun, pada 2003 keberadaannya kembali terekam kamera trap yang dipasang ilmuwan konservasi Dave Augeri dan World Wide Fund for Nature (WWF) di program Kayan Mentarang Project.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, dibutuhkan waktu 20 tahun hingga akhirnya kucing langka itu kembali terlihat. Melalui kegiatan inventarisasi potensi kawasan, hewan itu tertangkap kamera jebak yang disimpan tim Balai TNKM.
Karakteristik Kucing Merah Kalimantan
Sama seperti namanya, kucing merah Kalimantan atau Catopuma badia memiliki bulu berwarna coklat kemerahan. Antarsatu spesies warnanya bisa bervariasi dari merah tua hingga coklat kemerahan.
Ia merupakan spesies endemik Kalimantan dan satu-satunya kucing yang ada di pulau Borneo itu. Mamalia ini termasuk dalam kelompok kucing kecil yang berkerabat dengan kucing emas Asia (Catopuma temminckii).
Mengutip Buku Panduan Identifikasi Mamalia Dilindungi yang diterbitkan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berikut karakteristik si langka kucing merah Kalimantan.
1. Nama ilmiah: Catopuma badia.
2. Nama sebutan: Kucing merah atau Bornean Bay Cat.
3. Distribusi: Pulau Kalimantan.
4. Warna bulu: Memiliki bulu berwarna coklat kemerahan dengan variasi dari merah tua hingga cokelat kemerahan. Beberapa individu juga memiliki pola bercak samar pada tubuhnya.
KSDAE KLHK mendeskripsikan C. badia punya warna tubuh kadru (cokelat kemerah-merahan) dan tengguli (coklat kemerah-merahan tua) dengan bagian bawah tubuhnya lebih pucat. Rambut di bagian dahinya pendek dan memiliki warna bintik tidak rata di bagian anggota badan.
5. Ukuran tubuh: Ukuran tubuhnya sekitar 50-60 cm dengan berat antara 3-4 kg. Meski kecil, mereka memiliki ekor yang panjang, mencapai 30-40 cm. Panjang ini dinilai 60% dari panjang badan.
6. Fitur wajah: Bagian kepala kucing ini berwarna cokelat gelap keabuan dengan dua garis gelap di sudut mata. Pada bagian belakang telinga terdapat bagian berwarna keabu-abuan dengan bintik putih di tengahnya.
Warnanya yang terang, seharusnya bisa membuat kucing merah Kalimantan mudah dikenali. Namun, tubuhnya yang kecil, sifatnya yang pemalu, dan aktif di malam hari membuatnya jarang terlihat manusia.
Spesies Terancam Punah
Kucing merah Kalimantan jadi penghuni asli hutan tropis Kalimantan. Mereka hidup di hutan dataran rendah, hutan rawan, dan perbuktikan hingga ketinggian sekitar 500 meter.
Oleh karena itu, mereka jarang ditemukan di daerah terbuka atau dekat aktivitas manusia. Kucing 'introvert' ini memiliki sifat sebagai predator puncak di habitatnya. Mereka memangsa burung, tikus, reptil kecil, hingga bangkai binatang lain.
Kini, kucing merah Kalimantan masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Artinya mereka termasuk kategori spesies terancam punah, dengan estimasi populasi kurang dari 2.500 individu.
Setelah tertangkap kamera, Tim TNKM tengah menyusun strategi konservasi bagi kucing merah Kalimantan. Sehingga populasinya terjaga dan tak lenyap dari alam liar.
(det/nah)