Keberadaan 'Gerbang Neraka' di Bumi, Lebar Sekitar 70 Meter dan Dalamnya 30 Meter

ADVERTISEMENT

Keberadaan 'Gerbang Neraka' di Bumi, Lebar Sekitar 70 Meter dan Dalamnya 30 Meter

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 12 Mei 2025 10:00 WIB
Presiden Turkmenistan, Gurbanguly Berdymukhamedov ingin memadamkan api di kawah gas alam Darvaza. Destinasi wisata ekstrem itu pun rencananya akan ditutup.
Gerbang Neraka di Turkmenistan. Foto: AP Photo/Alexander Vershinin
Jakarta -

Di dunia ini rupanya terdapat Gerbang Neraka atau yang secara internasional lebih dikenal sebagai Gates of Hell.

Gerbang Neraka berlokasi di Turkmenistan. Seperti apa sebenarnya gerbang neraka ini?

Gerbang Neraka sebenarnya merupakan kecelakaan industrial yang kemudian menjadi tempat wisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika tim eksplorasi Soviet mengebor gas alam di Turkmenistan lebih dari 50 tahun yang lalu, pengeboran ini memicu reaksi berantai yang menciptakan Kawah Gas Darvaza, si Gerbang Neraka tersebut. Kawah yang juga dinamakan sebagai Shining of Karakum itu disebabkan oleh api berbahan bakar metana yang keluar dari sejumlah lubang di sepanjang dasar dan dinding kawah.

Apabila berdiri di sekitar tepian, pengunjung dapat merasakan panas yang menyengat keluar dari lubang tersebut. Pemandangan ini tampak lebih dramatis pada malam hari. Gerbang Neraka diapit oleh bukit pasir dan bongkahan batu di bagian terpencil Gurun Karakum.

ADVERTISEMENT

Kawah tersebut lebarnya sekitar 230 kaki (70 meter) dan dalamnya 100 kaki (30 meter), sebagaimana dijelaskan dalam CNNtravel. Dengan dinding vertikal yang menukik tajam ke ladang puing berbatu yang tersebar di dasar kawah. Pada 2018, dibangun pagar pengaman untuk mencegah pengunjung terlalu dekat dengan lubang kawah.

Asal Usul Gerbang Neraka

Meski dikatakan Gerbang Neraka bermula dari pengeboran gas alam era Soviet, asal usul kawah ini masih diperdebatkan. Ada pihak lain percaya kawah tersebut terbentuk secara alami pada 1960-an.

Pada 2013, penjelajah Kanada George Kourounis memulai ekspedisi untuk mempelajari kawah tersebut. Dengan mengenakan pakaian tahan panas, ia turun ke dasar kawah untuk mengumpulkan sampel tanah. Menariknya, ia menemukan organisme sederhana yang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang keras di dasar kawah.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads