Apakah detikers mengetahui fungsi cuping telinga? Cuping merupakan bagian bawah telinga yang biasa menjadi tempat dipasangnya anting-anting. Meski sederhana, fungsinya cukup penting, lo.
Berbeda dengan bagian luar kuping lainnya, cuping cenderung lebih lunak. Salah satu bagian dari tubuh kita ini tampak sederhana dan mungkin banyak yang tidak tahu fungsinya selain untuk tempat memasang anting-anting.
Padahal, cuping telinga memiliki fungsi yang menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Fungsi Cuping Telinga?
Pakar asal Inggris, Dr Nish Manek, menjelaskan bahwa sebagian orang menganggap cuping telinga meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi suara. Hal ini karena bagian bawah telinga yang berdaging membantu menyalurkan gelombang suara ke dalam liang telinga.
Namun, sebagian ilmuwan lain berpendapat cuping telinga tidak memiliki tujuan biologis yang sebenarnya.
"Yang kita ketahui adalah cuping telinga kaya akan ujung saraf, yang membuatnya sensitif terhadap sentuhan. Hal ini mungkin berperan dalam ikatan sosial dan komunikasi melalui kontak fisik, seperti sentuhan lembut atau tarikan dalam praktik budaya tertentu," jelas pengembang kursus pengajaran untuk Sekolah Kedokteran Oxford itu, dikutip dari BBC Science Focus.
Meskipun cuping telinga tidak memiliki fungsi signifikan seperti beberapa bagian tubuh lainnya, bagian tubuh ini memiliki makna budaya dalam banyak masyarakat, menurut Dr Manek.
Cuping telinga sering dihiasi dengan perhiasan dan terlibat dalam praktik tradisional seperti peregangan cuping telinga atau tindik.
Jadi, meskipun perannya dalam fisiologi mungkin sederhana, kontribusinya terhadap ekspresi dan budaya manusia terbilang signifikan.
Indra Pendengaran Berevolusi Paling Akhir
Bagian telinga ini ternyata memiliki banyak fakta menarik, misalnya dalam segi evolusinya.
Manusia memiliki banyak indra yang berbeda. Namun, jika kita mempertimbangkan kelima indra klasik, maka indra pengecap adalah yang tertua.
Indra pengecap semula merupakan kemampuan untuk mendeteksi bahan kimia tertentu di lingkungan sekitar manusia. Bakteri penghuni laut juga merasakan nutrisi di dekatnya dan berenang ke arah mereka setidaknya dua miliar tahun yang lalu menggunakan indra pengecap.
Sementara, indra penglihatan atau setidaknya kemampuan untuk mendeteksi cahaya adalah juga penemuan bakteri. Menurut pakar zoologi Luis Vilazon, mata pembentuk gambar sebenarnya tidak berevolusi sampai hewan multiseluler muncul sekitar 570 juta tahun yang lalu.
Pada saat itu, banyak organisme bersel tunggal juga telah mengembangkan kemampuan untuk merasakan sentuhan. Sementara indra penciuman datang sekitar 70 juta tahun kemudian hingga hewan darat pertama muncul dan umumnya berfungsi untuk mendeteksi zat kimia yang terbawa di udara.
Indra pendengaran berevolusi terakhir karena gelombang suara terbilang lemah dibandingkan dengan gelombang elektromagnetik seperti cahaya. Gelombang suara juga memerlukan struktur khusus untuk memperkuat sinyal, terutama untuk frekuensi tinggi.
Telinga yang berfungsi penuh tidak berevolusi hingga 275 juta tahun yang lalu. Namun pada 2015, peneliti Denmark menyatakan ikan paru-paru mungkin memiliki indera pendengaran yang belum sempurna.
Ikan ini mungkin merupakan vertebrata paling awal yang mulai menjelajah daratan, sekitar 375 juta tahun yang lalu menggunakan siripnya untuk bergerak dari satu kolam dangkal ke kolam lainnya.
Penelitian tersebut menunjukkan mereka dapat mendeteksi suara frekuensi rendah di udara melalui getaran kepala mereka. Ini merupakan cikal bakal evolusi pada hewan darat menjadi telinga tengah dan gendang telinga.
(nah/faz)