Peneliti Temukan Teknologi Suara Ini untuk Redakan Mabuk Darat

ADVERTISEMENT

Peneliti Temukan Teknologi Suara Ini untuk Redakan Mabuk Darat

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 15 Apr 2025 16:00 WIB
Ilustrasi anak mabuk darat
Foto: dok.HaiBunda/Ilustrasi mabuk darat
Jakarta -

Tim peneliti baru-baru ini menemukan teknologi suara unik bisa mengurangi mabuk darat. Dalam bentuk alat suara antimabuk, teknologi itu bisa dipakai sebelum naik kendaraan.

Peneliti mengatakan mabuk perjalanan merupakan masalah transportasi yang umum di seluruh dunia. Mabuk darat mayoritas disebabkan oleh disfungsi vestibular, yaitu gangguan pada sistem inderawi yang seharusnya membuat sensasi keseimbangan dan orientasi spasial agar koordinasi gerak manusia dan keseimbangan selaras.

Merespons terbatasnya teknologi pereda mabuk darat, penelitian yang dipimpin Takumi Kagawa dan Masashi Kato dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran, Nagoya University ini mencari tahu dampak paparan singkat nada murni pada manusia untuk mengurangi mabuk darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nada murni (pure tone) adalah bunyi yang hanya terdiri dari satu frekuensi getaran. Nada murni biasanya dalam pemeriksaan pendengaran untuk menilai tingkat, jenis, dan konfigurasi gangguan pendengaran.

Mereka mendapati, paparan nada murni 80-85 dBZ pada frekuensi 100 Hz dapat mengurangi mabuk darat lebih dari 2 jam pada tikus.

ADVERTISEMENT

Sementara pada manusia, paparan selama 1 menit saja nada murni 80-85 dBZ pada frekuensi 100 Hz dapat mengurangi rasa sempoyongan dan ketidaknyamanan saat membaca di dalam kendaraan yang melaju.

Peneliti menjelaskan, teknologi stimulasi suara unik ini pada dasarnya merupakan alat yang menstimulasi telinga bagian dalam dengan panjang gelombang suara tertentu. Berdasarkan hasil studi yang terbit di Environmental Health and Preventive Medicine tersebut, cara ini efektif mengurangi mabuk perjalanan.

"Studi kami menunjukkan bahwa stimulasi jangka pendek menggunakan suara unik yang disebut 'sound spice®' dapat meredakan gejala mabuk perjalanan, seperti mual dan pusing," kata Kagawa, dilansir laman resmi Nagoya University.

Peneliti menyatakan alat antimabuk ini bisa digunakan harian karena cukup aman bagi manusia.

"Tingkat suara yang efektif berada dalam kisaran paparan kebisingan lingkungan sehari-hari, ini menunjukkan bahwa teknologi suara tersebut efektif dan aman," imbuhnya.

Meredakan Mabuk Perjalanan dari Telinga

Peneliti mengatakan sejumlah studi saat ini menunjukkan, merangsang bagian telinga bagian dalam yang terkait dengan keseimbangan menggunakan suara unik berpotensi meningkatkan keseimbangan. Untuk itu, mereka coba mengidentifikasi suara unik pada frekuensi yang tepat. Dari situ, mereka mendapati 100 Hz sebagai frekuensi optimal.

"Getaran pada suara unik tersebut merangsang organ otolitik di telinga bagian dalam, yang mendeteksi percepatan linear dan gravitasi," jelas Kato.

"Hal ini menunjukkan bahwa stimulasi suara unik dapat mengaktifkan sistem vestibular secara luas, yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan orientasi spasial," sambungnya.

Partisipan studi sendiri diuji dengan merasakan gerakan diayun, simulasi mengemudi, dan simulasi naik mobil. Mereka dipantau dengan elektrokardiogram (EKG), kontrol postur, dan kuesioner terstandar mabuk perjalanan.

Aktivasi Saraf Simpatik

Kato mengatakan alat suara antimabuk ini dapat dipakai sebelum naik kendaraan. Paparan terhadap suara unik ini sebelum mengemudi atau naik kendaraan rupanya meningkatkan aktivasi saraf simpatik.

Saraf simpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur respons tubuh saat menghadapi situasi yang mengancam atau berbahaya. Peningkatan aktivasi saraf simpatik rupanya bantu mengurangi gejala pusing dan mual saat mabuk darat.

"Hasil ini menunjukkan bahwa aktivasi saraf simpatik, yang sering kali tidak terkendali saat mabuk perjalanan, secara objektif ditingkatkan oleh paparan suara yang unik," kata Kato.

Ke depannya, peneliti berencana untuk mengembangkan teknologi lebih lanjut agar lebih praktis dipakai, termasuk di perjalanan laut dan udara.




(twu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads