Negara Ini Larang Anak di Bawah 2 Tahun Gunakan Layar Elektronik, HP-TV Termasuk

ADVERTISEMENT

Negara Ini Larang Anak di Bawah 2 Tahun Gunakan Layar Elektronik, HP-TV Termasuk

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 05 Sep 2024 19:30 WIB
Ilustrasi Anak Bayi Main Gadget
Foto: Getty Images/iStockphoto/Ilustrasi Anak Bayi Main Gadget
Jakarta -

Otoritas Kesehatan Swedia resmi mengeluarkan rekomendasi untuk melarang penggunaan layar (screen time) pada anak di bawah usia 2 tahun. Larangan ini termasuk penggunaan TV, smartphone, hingga gadget lainnya.

"Anak-anak di bawah usia dua tahun tidak boleh menggunakan media digital apa pun," tulis rekomendasi baru dari Badan Kesehatan Masyarakat Swedia (FolkhΓ€lsomyndigheten), seperti dikutip dari Euronews.

Rekomendasi ini sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa waktu penggunaan layar seperti menonton TV atau bermain game tidak disarankan untuk anak-anak berusia satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut WHO, waktu menatap layar harus dibatasi tidak lebih dari satu jam untuk anak-anak berusia dua, tiga, dan empat tahun, dengan catatan lebih sedikit waktu menatap layar akan lebih baik.


Screen Time untuk Balita (2-5 Tahun) Tak Lebih dari Satu Jam

Direktur Jenderal FolkhΓ€lsomyndigheten Swedia, Olivia Wigzell, mengatakan bahwa larangan ini diharapkan akan mendorong keseimbangan yang lebih baik dan mengatasi penggunaan layar yang bermasalah.

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini rekomendasi juga membatasi penggunaan layar bagi anak-anak dan remaja. Anak-anak yang lebih besar harus membatasi waktu penggunaan perangkat mereka.

Anak berusia dua hingga lima tahun menggunakan layar maksimal satu jam per hari dan anak-anak berusia enam hingga 12 tahun menggunakannya maksimal satu hingga dua jam sehari. Sementara bagi remaja usia 13 hingga 18 tahun, waktu penggunaan layar maksimal dua hingga tiga jam sehari.

Otoritas berwenang dan pakar memberi saran bahwa orang tua harus memahami dan memperhatikan ini agar anak tidak berlebihan menggunakan layar elektronik. Sebab, hal ini bisa berdampak buruk pada anak.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan waktu menatap layar yang berlebihan dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik dan mental pada anak-anak, seperti obesitas, depresi, masalah perilaku, dan kecemasan.

Selain itu, anak-anak juga bisa sulit memiliki tidur yang cukup, sehingga berdampak pada kinerja mereka di kelas. Penggunaan gadget berlebih juga berdampak pada pengembangan keterampilan sosial mereka, seperti menjadi kurang sabar dan berjarak dengan sosial.

Berbagai Negara Mulai Melarang Penggunaan Gadget di Sekolah

Pada 2023 lalu, The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah mengimbau negara-negara di dunia untuk melarang penggunaan handphone (HP) di sekolah. Menurut laporan UNESCO, penggunaan HP di sekolah terbukti mengganggu pembelajaran siswa.

Penggunaan HP dan komputer saat belajar juga dinilai membuat siswa kehilangan fokus. Bahkan siswa akan butuh waktu 20 menit untuk kembali bisa fokus ke pelajaran.

Hal ini kemudian direspons baik oleh negara-negara maju di Eropa. Di Prancis misalnya, pemerintah telah menetapkan aturan baru yang melarang penggunaan HP bagi siswa di bawah usia 15 tahun.

Kebijakan ini mulai diuji coba pada September 2024 ini di 200 sekolah. Rencana pelarangan HP di sekolah Prancis akan diterapkan mulai Januari 2025.

Selanjutnya ada Yunani yang juga mengumumkan aturan serupa pada September ini. Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan Yunani telah berdiskusi mengenai kebijakan larangan HP di sekolah.

Nantinya, tetap boleh membawa HP ke sekolah, tetapi harus menyimpan selama kegiatan harian sekolah berlangsung. Jika ada yang melanggar, maka guru bisa mengeluarkan siswa dari pembelajaran selama beberapa hari.

Sementara itu di Amerika Serikat, dewan pendidikan di distrik sekolah Los Angeles telah mengumumkan bahwa per Januari 2025, disepakati bahwa murid dilarang membawa HP di lingkungan sekolah.




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads