Semarak Idul Fitri 1446 Hijriah tengah dirasakan masyarakat saat ini. Bukan Indonesia jika pada perayaan Hari Raya Lebaran tak ada tradisi apa-apa.
Selain menjalankan ibadah wajib puasa selama satu bulan dan sunnah seperti sholat Idul Fitri, masyarakat Indonesia punya segelintir tradisi khas. Misalnya pergi ziarah ke makam keluarga, mudik atau pulang ke kampung halaman, hingga bertamasya beberapa hari setelah Lebaran.
Di belahan dunia lain yakni Arab, ternyata beberapa tradisi Idul Fitri mirip dengan Indonesia. Contohnya menghidangkan makanan khas atau menyediakan kue-kue manis untuk tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga pembagian tunjangan hari raya (THR) yang diberikan pemerintah atau orang tua kepada anak-anak. Meskipun sebagian besar tradisi Idul Fitri di Indonesia dan Arab sama, tapi ada beberapa kebiasaan unik yang berbeda. Mengutip Arab News, berikut di antaranya:
Perbedaan Tradisi Idul Fitri di Arab dan Indonesia
1. Memakai Henna
Henna atau hiasan tangan ini menghiasi tubuh perempuan-perempuan Arab saat Hari Raya Idul Fitri. Mereka akan menghias tubuh dengan henna pada Chand Raat (malam menjelang Hari Raya Idul Fitri).
Hal yang menarik dari henna yang dipakai mereka buat dengan cara tradisional, Henna berasal dari daun henna dicampur air yang menghasilkan warna hijau.
Di negara Timur Tengah lain yakni Pakistan, tradisi henna ini juga masih banyak ditemui. Banyak kios henna muncul satu hingga dua hari menjelang Idul Fitri.
Tak cuma perempuan dewasa, goresan henna ini juga digemari oleh anak-anak. Biasanya mereka lebih antusias dalam menghias tangan dan tubuhnya.
2. Mengambil Jalan Berbeda Usai Sholat Ied
Sama seperti di Indonesia, masyarakat Arab pun sebagian besar melaksanakan sholat Idul Fitri berjamaah di masjid atau lapangan. Masyarakat Arab meyakini bahwa harus ada perbedaan jalur saat pergi dan pulang.
Saat meninggalkan tempat sholat, jamaah akan mengambil jalan pulang berbeda dengan jalar pergi. Konon, tradisi ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
3. Memutar Lagu Khas
Selain dipenuhi gemuruh takbir di malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, ternyata warga di Arab juga menyetel lagu khas dan lawas berjudul "Ya Leilet El Eid" oleh Umm Kulthum.
Lagu tersebut diputar melalui pengeras suara sehingga bisa didengar banyak orang. Lagu "Ya Leilet El Eid" sangat legendaris di Arab karena dirilis pada tahun 1939.
4. Pertunjukan Kembang Api
Usai sholat Idul Fitri, warga saling sapa menyapa dan menyantap makanan khas Idul Fitri. Setelah itu, beberapa warga Arab akan datang ke tempat populer untuk melihat kembang api.
Warga Arab akan menyaksikan ini dengan keluarga mereka. Sehingga momen Idul Fitri tak kalah hangat dari Tahun Baru Masehi yang dimeriahkan oleh kembang api juga.
Di sana mereka akan menyaksikan pertunjukan kembang api yang memukau. Selain itu, tempat wisata akan dipenuhi oleh kios dan pusat perbelanjaan. Adapun tempat populer untuk menyaksikan kembang api contohnya adalah Pulau Bluewaters di Dubai dan Teluk Yas di Abu Dhabi.
5. Festival Gula
Menjelang akhir Ramadan, warga Arab akan menggelar Sugar Festival atau Festival Gula. Anak-anak akan menunggu pembagian makanan manis dari orang tua.
Meski namanya Sugar Festival, tetapi ada juga menu lainnya. Dalam festival ini tak hanya menu khas Arab yang disajikan. Mulai dari hidangan lezat dari India, Jepang, Italia, Meksiko bisa dicicipi warga.
Selain Arab, tradisi ini juga bisa ditemui di Turki sebagaimana tempat asalnya. Di sana, Festival Gula dinamakan Seker Bayram.
(cyu/nwy)