Sejarah Kue Kering Lebaran, Kastengel Belanda dan Indonesia Ada Miripnya Lo!

ADVERTISEMENT

Sejarah Kue Kering Lebaran, Kastengel Belanda dan Indonesia Ada Miripnya Lo!

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 30 Mar 2025 12:00 WIB
Hampers kue kering
Kue kering. Foto: Getty Images/Kathleen Juanda Teo
Jakarta -

Kue kering merupakan bagian penting dari tradisi Idul Fitri di Indonesia. Indonesia memiliki sejarah kuliner yang menarik soal ini.

Sebelum Indonesia merdeka, terdapat buku yang ditulis oleh warga Belanda bernama JMJ Catenius van der Meijden (Muhammad, 2022) berjudul Groot nieuw volledig Oost-Indisch Kookboek atau yang disingkat sebagai Kookboek.

Seperti dikutip dari buku Gastrodiplomasi Indonesia oleh Agus Trihartono, Himawan Bayu Patriadi, dan Abubakar Eby Hara, Kookboek diterbitkan pada 1942. Di dalamnya berisi resep-resep masakan Indonesia dan Belanda dari hasil wawancara asisten rumah tangga yang saat itu tinggal di rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Kookboek juga berisi resep berbagai macam bubur, kue kering, puding, dan salad.

Kue Kering Berasal dari Pengaruh Kolonialisme

Pada dasarnya, kue kering di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Kehadiran kue kering di Indonesia telah berlangsung dalam hitungan abad.

ADVERTISEMENT

Menurut sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, kue-kue kering seperti nastar; kastengel; putri salju; hingga lidah kucing merupakan pengaruh dari Belanda saat menjajah Indonesia.

"Kue-kue ini sebetulnya relatif baru dikenal pada masa peralihan abad ke-19 ke 20 ketika orang-orang Indonesia mulai mengenal makanan khas Belanda, termasuk kue-kue," jelas Fadly kepada detikEdu pada 2021 lalu.

Fadly menerangkan, kue kering yang disebutkan itu biasanya dibuat untuk tradisi Natal orang-orang belanda. Namun, saat Lebaran, para orang Belanda itu juga mengirimkan hantaran kue kepada keluarga bangsawan pribumi seperti priayi.

Berasal dari sana, para priayi kemudian berpikir kue-kue tersebut juga bisa menjadi menu lebaran.

Maka, kue-kue kering yang dibawa saat era kolonialisme Belanda bermula dari transfer budaya perayaan hari besar. Lalu kue-kue ini mengalami modifikasi bahan dan bentuk.

Beda Kastengel Belanda dan Indonesia

Sebagai contoh, Fadly menyebutkan dari segi modifikasi bahan, kue batang keju di Belanda menggunakan keju sejenis edam. Di Indonesia, kue kastengel menggunakan keju yang lebih murah.

Dari segi bentuk juga kastengel Belanda dan Indonesia berbeda. Kue kastengel atau batang keju Belanda lebih panjang dan ramping.

Kendati begitu, dari segi nama ada kesamaan. Kue batang keju atau kastengel dalam bahasa Belanda disebut sebagai kaastengels.

Ada juga kue nastar dalam bahasa Belanda yang disebut sebagai ananas tart atau kue nanas. Kemudian, kue lidah kucing dalam bahasa Belanda adalah katte tong.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads