Studi Terbaru: Bahasa yang Digunakan Manusia Muncul 135.000 Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

Studi Terbaru: Bahasa yang Digunakan Manusia Muncul 135.000 Tahun Lalu

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Kamis, 27 Mar 2025 10:30 WIB
Caption Hari Bahasa Ibu Internasional
Foto: Getty Images/iStockphoto/melitas
Jakarta -

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa manusia mulai mengobrol setidaknya 135.000 tahun lalu. Kemungkinan besar bahasa yang dipakai manusia modern sekarang berasal dari satu bahasa asli.

Studi terbaru ini dilakukan oleh para peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan pendekatan baru untuk mengungkap misteri lama ini, yakni melalui studi genomik.

Peneliti MIT meneliti 15 studi genetik dari berbagai varietas, yang diterbitkan selama 18 tahun terakhir. Tiga menggunakan data tentang kromosom Y yang diwariskan, tiga meneliti DNA mitokondria, dan sembilan merupakan studi genom secara keseluruhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Logikanya sangat sederhana. Setiap populasi yang tersebar di seluruh dunia memiliki bahasa manusia, dan semua bahasa saling terkait," kata profesor MIT dan salah satu penulis studi Shigeru Miyagawa seperti dilansir dari laman MIT, ditulis Kamis (27/3/2025).

Berdasarkan apa yang ditunjukkan data genomik tentang divergensi geografis populasi manusia purba, ia menambahkan, "Saya pikir kita dapat mengatakan dengan cukup pasti bahwa perpecahan pertama terjadi sekitar 135.000 tahun yang lalu, jadi kapasitas bahasa manusia pasti sudah ada saat itu, atau sebelumnya."

ADVERTISEMENT

Bahasa Ada Setelah Kemunculan Homo Sapiens

Spesies manusia modern Homo sapiens, berusia sekitar 230.000 tahun. Secara keseluruhan, data dari studi-studi ini menunjukkan percabangan regional awal manusia sekitar 135.000 tahun yang lalu. Yaitu, setelah munculnya Homo sapiens, kelompok-kelompok orang kemudian berpindah secara geografis, dan beberapa variasi genetik yang dihasilkan telah berkembang, dari waktu ke waktu, di antara berbagai subpopulasi regional.

Jumlah variasi genetik yang ditunjukkan dalam studi-studi tersebut memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan titik waktu di mana Homo sapiens masih menjadi satu kelompok yang tidak terbagi secara regional.

Miyagawa mengatakan bahwa studi-studi tersebut secara kolektif memberikan bukti yang semakin konvergen tentang kapan perpecahan geografis ini mulai terjadi. Survei pertama jenis ini dilakukan oleh para ilmuwan lain pada tahun 2017, tetapi mereka memiliki lebih sedikit studi genetik yang ada untuk dijadikan acuan.

Kini, ada lebih banyak data yang dipublikasikan, yang jika dipertimbangkan bersama-sama mengarah ke 135.000 tahun lalu sebagai kemungkinan waktu perpecahan pertama.

"Meta-analisis baru ini dimungkinkan karena dari segi kuantitas, kami memiliki lebih banyak penelitian, dan dari segi kualitas, waktunya lebih sempit," kata Miyagawa.

Konsep asal usul bahasa manusia ini juga menyatakan bahwa manusia memiliki kapasitas kognitif untuk bahasa selama beberapa waktu sebelum manusia membangun bahasa pertamanya.

"Bahasa adalah sistem kognitif dan sistem komunikasi. Dugaan saya adalah sebelum 135.000 tahun yang lalu, bahasa memang dimulai sebagai sistem kognitif pribadi, tetapi dengan relatif cepat berubah menjadi sistem komunikasi," imbuhnya.

Jadi, bagaimana kita bisa tahu kapan bahasa manusia yang khas pertama kali digunakan?

Catatan arkeologi sangat berharga dalam hal ini. Bukti menunjukkan bahwa sekitar 100.000 tahun yang lalu, terdapat kemunculan aktivitas simbolis yang meluas, mulai dari tanda-tanda yang bermakna pada objek hingga penggunaan api untuk menghasilkan oker, warna merah yang dekoratif yang biasanya ada di lukisan-lukisan gua manusia purba.

Seperti bahasa kita yang kompleks dan sangat generatif, aktivitas simbolis ini dilakukan oleh manusia, dan bukan makhluk lain. Seperti yang dicatat dalam studi tersebut, perilaku yang sesuai dengan bahasa dan penerapan pemikiran simbolis yang konsisten hanya dapat dideteksi dalam catatan arkeologi Homo sapiens.

"Bahasa merupakan pemicu perilaku manusia modern. Entah bagaimana, bahasa merangsang pemikiran manusia dan membantu menciptakan perilaku semacam ini. Jika kami benar, manusia belajar dari satu sama lain [karena bahasa] dan mendorong inovasi jenis yang kita lihat 100.000 tahun yang lalu," urai Miyagawa.

Yang pasti, seperti yang diakui penulis dalam studinya, para cendekiawan lain meyakini bahwa ada perkembangan yang lebih bertahap dan luas dari aktivitas-aktivitas baru sekitar 100.000 tahun yang lalu, yang melibatkan material, peralatan, dan koordinasi sosial, dengan bahasa memainkan peran dalam hal ini, tetapi tidak mesti menjadi kekuatan utamanya.

"Pendekatan kami sangat berbasis empiris, didasarkan pada pemahaman genetik terbaru tentang homo sapiens awal. Saya pikir kami berada di jalur penelitian yang baik, dan saya harap ini akan mendorong orang untuk lebih memperhatikan bahasa dan evolusi manusia," tutur Miyagawa.

Studi ini sudah terbit dalam jurnal Frontiers in Psychology pada 11 Maret 2025 lalu dengan judul "Linguistic capacity was present in the Homo sapiens population 135 thousand years ago".




(nwk/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads