Minuman manis kerap menjadi pilihan utama untuk membatalkan puasa. Meski bisa mengembalikan energi, minuman jenis ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Prof Budi Setiawan selaku Guru Besar Ilmu Gizi PanganIPB University menemukan jika mengonsumsi minuman manis sering menjadi alternatif untuk mengembalikan kadar gula setelah puasa.
"Selain sebagai sumber energi, kecenderungan mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka puasa bertujuan untuk segera mengembalikan kadar gula darah yang sempat menurun selama berpuasa," ungkapnya dalam laman IPB University dikutip Jumat (14/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, makanan dan minuman manis juga memberikan rasa puas dan bahagia karena adanya peningkatan produksi hormon serotonin akibat asupan karbohidrat dan gula.
Kendati demikian, Prof Budi menegaskan jika konsumsi gula harus dibatasi karena berada di puncak piramida gizi seimbang. Menurut ketentuan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL), batas gula per hari adalah 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan.
"Konsumsi apapun yang berlebihan tentu tidak baik, makanya pedomannya gizi seimbang," tuturnya.
Dampak Minuman Manis Bagi Kesehatan
Menurut Prof Budi, mengonsumsi minuman manis saat berbuka dan sahur secara berlebihan dapat menghalangi pemenuhan gizi seseorang. Selain itu, lambung akan cenderung terasa penuh sehingga mengurangi ruang gerak bagi makanan sehat seperti sayur, buah, dan sumber protein yang dibutuhkan tubuh.
Tak hanya itu, konsumsi gula yang berlebihan akan meningkatkan risiko terjadinya karies atau kerusakan gigi. Gula yang tinggi juga dapat mengakibatkan asupan energi berlebih dan nantinya meningkatkan berat badan.
"Bagi penderita DiabetesMelitus (DM), kadar gula harus dijaga. Konsumsi gula yang berlebih dalam tubuh pada gilirannya dapat meningkatkan kadartrigliserida dalam darah yang berisiko bagi penderita penyakit jantung. Bisa juga terjadi gangguan pencernaan akibat asam lambung yang meningkat,"paparnya.
Alternatif Minuman Manis
Untuk berbuka puasa, Prof Budi menyarankan alternatif berupa air kelapa muda dan jus buah atau sayur.
"Yang perlu diperhatikan, jus buah atau sayur bisa tidak menyehatkan jika ditambahkan gula berlebihan," ujarnya.
Prof Budi juga menyarankan konsumsi buah manis yang lebih menyehatkan, seperti kurma, baik yang segar (ruthob) maupun kurma kering.
"Namun, tentu saja jangan berlebihan, cukup satu atau tiga saja," tutupnya.
(nir/nwy)