Patung Liberty adalah salah satu patung paling ikonik dan sering dianggap sebagai simbol kebebasan Amerika Serikat. Dipahat pada tahun 1875, siapakah sosok perempuan di balik Patung Liberty?
Menurut laman Ensiklopedia Britannica, Patung Liberty dirancang dan dipahat oleh pematung Prancis FrΓ©dΓ©ric-Auguste Bartholdi. Prancis menyumbangkan patung kolosal ini ke Amerika Serikat pada tahun 1875 untuk memperingati aliansi mereka selama Revolusi Amerika.
Diberi judul Liberty Enlightening the World, patung tersebut menggambarkan Liberty yang dimahkotai, dipersonifikasikan sebagai seorang perempuan, mengangkat obor dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggenggam sebuah tablet bertuliskan "JULY IV, MDCCLXXVI," tanggal dalam angka Romawi saat Deklarasi Kemerdekaan diadopsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, siapa sosok perempuan di balik Patung Liberty?
Sketsa Bartholdi
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri kembali tulisan dan sketsa Bartholdi. Bartholdi mulai mencoba-coba patung kolosal pada akhir tahun 1850-an, hampir 30 tahun sebelum Patung Liberty selesai dibangun. Ia menggambarkan ketertarikannya pada patung kolosal yang terinspirasi oleh monumen klasik, seperti Colossus dari Rhodes.
Namun, gaya yang ia pelajari adalah gaya Mesir kuno. Bartholdi melakukan perjalanan ke Mesir sekitar tahun 1856 dan terpesona oleh Colossi dari Memnon, dua patung firaun Amenhotep III. Dengan tinggi 70 kaki (21 meter), patung-patung itu menjulang tinggi di atas reruntuhan Thebes kuno selama lebih dari 3.200 tahun.
Pengajuan Proposal Patung Kolosal
Perjalanan Bartholdi ke Mesir sangat transformatif dan berpengaruh. Pada tahun 1868 ia kembali untuk mengagumi Colossi, dan pada tahun 1869 Bartholdi mengajukan proposal patung kolosal kepada khedive Mesir, IsmΔΚΏΔ«l Pasha.
Bartholdi berharap jika khedive akan menggunakan desain patungnya untuk memperingati penyelesaian Terusan Suez, yang telah dibuka tahun itu. Sebagai jalur terpendek antara Laut Tengah dan Laut Merah, Terusan Suez berfungsi sebagai jembatan laut literal antara Eropa dan Asia. Jika dipilih, Bartholdi berharap bahwa raksasanya akan dilihat sebagai simbol kemajuan dan pemahaman budaya.
Desain Bartholdi untuk khedive dimodelkan berdasarkan seorang perempuan fallΔαΈ₯, atau petani Mesir. Sayangnya, sangat sedikit yang diketahui tentang fallΔαΈ₯ ini selain status sosial ekonominya.Bartholdi tidak meninggalkan catatan yang menunjukkan minat apa pun terhadap kisah pribadinya.
Meskipun demikian, memilih seorang perempuan bukanlah suatu kebetulan. Bartholdi menyadari tradisi artistik Eropa selama berabad-abad yang mempersonifikasikan nilai-nilai, gagasan, dan bahkan negara dalam bentuk perempuan.
Berjudul Mesir Membawa Cahaya ke Asia, patung perempuan kolosal ini akan ditempatkan di tengah Terusan Suez di atas sebuah alas monumental. Mengenakan apa yang orang Mesir kenal sebagai pakaian fallΔαΈ₯ dan diabadikan sebagai monumen, patung ini akan menjadi titik kebanggaan bagi orang Mesir.
Kendati demikian, pembangunan patung raksasa ini dinilai sangat mahal. Saat itu, Mesir menghadapi masalah keuangan dan proyek itu dihentikan. Namun, jika fallΔαΈ₯ raksasa Bartholdi tampak dapat dikenali, itu karena ia bertekad untuk menggunakan kembali desainnya yang sudah tidak dipakai lagi.
Patung Perempuan Raksasa Mesir Pindah ke Amerika
Pada tahun 1870 dan 1871, Bartholdi mulai mengubah detail sketsanya. Pakaian khas Mesir perempuan itu digantikan oleh jubah Yunani, dan cahaya bersinar dari obornya alih-alih kepalanya.
Sebuah diadem kemudian menggantikan penutup kepalanya, sementara tangan kirinya segera membawa sebuah tablet. Namun seperti sketsa dari tahun 1869, ia masih memegang obornya dengan lengan terentang, anggota tubuhnya yang lain diposisikan di pinggangnya. Patung itu kemudian dikenal sebagai Patung Liberty Amerika.
(nir/nwy)