Astronom Temukan 128 Bulan Baru Milik Saturnus, Kini Totalnya Jadi 274

ADVERTISEMENT

Astronom Temukan 128 Bulan Baru Milik Saturnus, Kini Totalnya Jadi 274

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 14 Mar 2025 21:00 WIB
saturnus
Saturnus. Foto: NASA
Jakarta -

Sekelompok astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis telah menemukan 128 Bulan baru yang mengorbit planet Saturnus, sehingga jumlah total Bulan yang dimiliki planet tersebut menjadi 274.

Persatuan Astronomi Internasional atau International Astronomical Union kemudian mengakui penemuan tersebut pada 11 Maret 2025.

Seorang peneliti pascadoktoral di Institut Astronomi dan Astrofisika di Academia Sincia, Dr Edward Ashton dan rekan-rekannya menggunakan Teleskop Kanada Prancis Hawaii (CFHT) untuk memantau langit di sekitar Saturnus secara berulang antara 2019 hingga 2021 dengan sangat rinci. Mereka menggabungkan beberapa gambar untuk memperkuat sinyal objek astronomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan Tak Beraturan

Pengamatan awal ini menghasilkan ditemukannya 62 Bulan dan lebih banyak lagi objek lain yang pada saat itu tidak dapat diidentifikasi.

"Dengan pengetahuan bahwa ini mungkin Bulan, dan kemungkinan masih ada lebih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan, kami meninjau kembali bidang langit yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada 2023," kata Dr Ashton, dikutip dari Sci.News.

ADVERTISEMENT

"Benar saja, kami menemukan 128 Bulan baru. Berdasarkan proyeksi kami, saya rasa Jupiter tidak akan pernah menyusulnya," tambahnya.

Semua dari 128 bulan baru tersebut adalah bulan tak beraturan, objek yang ditangkap oleh planet induknya pada awal sejarah Tata Surya.

"Bulan-bulan ini berukuran beberapa kilometer dan kemungkinan besar merupakan pecahan dari sejumlah kecil Bulan-Bulan yang awalnya ditangkap yang pecah akibat tabrakan hebat, baik dengan bulan Saturnus lainnya atau dengan komet yang lewat," jelas Dr Brett Gladman, profesor di Departemen Fisika dan Astronomi UBC.

Ia mengatakan misteri dalam sistem Bulan Saturnus yang tak beraturan merupakan motivasi utama untuk pencarian ini. Mengingat banyaknya jumlah Bulan kecil dibandingkan dengan Bulan besar, maka kemungkinan besar ada tabrakan di suatu tempat dalam sistem Saturnus dalam 100 juta tahun terakhir.

"Jika tidak, jika lebih lama lagi, Bulan-Bulan ini akan bertabrakan satu sama lain dan hancur berkeping-keping, yang akan mengurangi rasio Bulan kecil dengan Bulan yang lebih besar," lanjut Dr Gladman.

Menurutnya, sebagian besar Bulan yang baru ditemukan berada di dekat subgrup Mundilfari dari Bulan-Bulan Saturnus yang mengingat ukuran, jumlah, dan konsentrasi orbitnya, kemungkinan merupakan lokasi tabrakan.

"Kampanye multi-tahun yang kami rencanakan dengan saksama telah menghasilkan banyak Bulan baru yang memberitahu kita tentang evolusi populasi satelit alami Saturnus yang tidak teratur," kata Dr Ashton.

"Dengan teknologi saat ini, saya rasa kita tidak dapat melakukan yang lebih baik daripada apa yang telah dilakukan untuk Bulan-Bulan di sekitar Saturnus, Uranus, dan Neptunus," imbuhnya.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads