Sinkhole atau lubang amblas baru saja menimpa Kota Buriticupu, Brasil pada Sabtu (22/2/2025) lalu. Ilmuwan dan masyarakat umum dibuat heran dengan peningkatan aktivitas dari fenomena yang dinilai langka ini.
Sinkhole di Brasil merugikan sekitar 1.200 orang dari 55.000 penduduk di kota tersebut. Melansir dari The Guardian, mereka terancam kehilangan tempat tinggal atau harus menjaga agar rumahnya tidak masuk dalam jurang yang menganga.
Fenomena ini juga menimpa Busan, Korea Selatan, pada 2024 silam, Inggris Raya, bahkan Indonesia. Di Indonesia, sinkhole yang paling dikenal adalah sinkhole di Gianyar, Bali, dengan kedalaman sekitar 50 meter dan lebar 30 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum memahami penyebab sinkhole makin sering terjadi di berbagai belahan dunia, yuk pahami dulu apa itu sinkhole.
Pengertian Sinkhole
Melansir dari British Geological Survey, sinkhole adalah lubang amblas seperti piring yang terbentuk akibat runtuhnya atau terkikisnya lapisan batuan di bawahnya yang digunakan untuk menyangga material di permukaan.
Bentuk sinkhole bergantung pada komposisi batuan di bawah permukaan dan berbagai proses interaksi yang terjadi. Sinkhole yang terbentuk akibat terkikisnya batuan yang dapat larut seperti kapur, gipsum, atau batu kapur disebut lubang amblas larutan.
Aliran sungai yang memasuki lubang amblas dan menghilang di bawah tanah dikenal sebagai lubang dangkal.
Mengapa Sinkhole Makin Sering Terjadi?
Dr Shimon Wdowinski, seorang profesor ilmu bumi dan lingkungan di Florida International University, mengatakan kepada WPTV jika pembangunan dan konstruksi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tanah longsor dan sinkhole.
Wdowinski mengatakan sinkhole terjadi ketika air bawah tanah melarutkan medan, baik tanah, sedimen, atau batu secara alami dari waktu ke waktu, yang akhirnya menyebabkannya runtuh. Ia mengatakan keruntuhan tanah, di sisi lain, terjadi ketika sumber buatan manusia memicu tanah runtuh seketika.
"Dalam kasus ini, pipa, atau air mengikis bawah permukaan dan menyebabkan rongga," kata Wdowinski dalam laman WPTV dikutip Kamis (27/2/2025).
Meskipun Wdowinski mengatakan sinkhole bukan buatan manusia, sinkhole dapat dipicu oleh lebih banyak konstruksi dan pembangunan.
"Di area dengan lebih banyak aktivitas manusia, kita lebih banyak mengganggu bawah permukaan," kata Wdowinski.
Selain penjelasan di atas berikut dua penyebab kemunculan sinkhole menurut laman Helicon Foundation repair Experts:
1. Pembangunan Berlebih
Sinkhole terbentuk ketika pola drainase air alami berubah, atau ketika permukaan tanah berubah. Pembangunan lahan menyebabkan kedua jenis perubahan itu terjadi. Lahan harus menyesuaikan diri dengan perubahan dan terkadang penyesuaian itu terjadi dalam bentuk sinkhole.
2. Kekeringan Alami
Kondisi kekeringan yang disertai dengan suhu dingin dapat dikaitkan dengan peningkatan aktivitas sinkhole. Tingkat air tanah yang lebih rendah menyebabkan hilangnya dukungan untuk material lunak di bebatuan di bawah permukaan.
Pengeringan air tanah yang agresif menyebabkan material lepas mengalir keluar lebih cepat dari biasanya dan akhirnya menyebabkan keruntuhan dan pembentukan sinkhole.
Bisakah Manusia Memprediksi Sinkhole?
Dr Clive Edmonds, seorang spesialis geoteknik yang telah mempelajari lubang pembuangan selama 30 tahun, mengatakan jika indikator pertama sinkhole adalah cekungan dan depresi pada permukaan tanah.
Ketika kebocoran dan keretakan ini terisi air, hal itu berpotensi menyebabkan bangunan bergerak, kebocoran pada saluran air utama atau air limbah bocor ke tanah.
Geobear, perusahaan teknik tanah dan struktur yang berbasis di Inggris, mengatakan memperkuat tanah di area berisiko tinggi yang rentan terhadap lubang pembuangan dapat membantu mencegah sinkhole terbuka.
Mereka melakukannya dengan menyuntikkan resin geopolimer ke area yang terkena dampak. Cairan itu kemudian mengikat tanah dan memungkinkan properti menahan lubang pembuangan dengan jauh lebih efektif, demikian seperti dilansir dari News Sky.
(nir/nwk)