6 Ciri Parenting Orang Tua yang Anaknya Bakal Sukses, Begini Menurut Pakar

ADVERTISEMENT

6 Ciri Parenting Orang Tua yang Anaknya Bakal Sukses, Begini Menurut Pakar

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 28 Feb 2025 08:00 WIB
Ilustrasi ayah dan anak laki-laki
Foto: iStock/imtmphoto/Ilustrasi ayah dan anak menghabiskan waktu bersama
Jakarta -

Pola asuh atau parenting yang positif sangat penting dipahami orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pola asuh yang tepat, akan mendukung kesehatan mental yang baik hingga kesuksesan untuk anak di masa depan.

Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang positif membantu anak-anak berprestasi lebih baik di sekolah, memiliki lebih sedikit masalah perilaku, dan kesehatan mental yang lebih kuat. Tak hanya itu, para ahli saraf telah menemukan, pola asuh yang positif berkontribusi pada fungsi yang lebih baik di wilayah otak yang terkait dengan emosi dan kognisi selama masa remaja, demikian dilansir UC Davis Health.

Di sisi lain, ilmuwan Harvard juga mengungkapkan, pola asuh yang positif memiliki manfaat jangka panjang, termasuk hubungan yang lebih baik (dengan orang-orang di sekitar), hingga kesejahteraan selama masa dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pendekatan Parenting untuk Menyiapkan Anak yang Sukses

Pakar Kehidupan Anak asal Amerika Serikat, Kelsey Mora, mengatakan bahwa anak-anak banyak mempelajari keterampilan dan menangani emosi dari orang tuanya.

"Anak-anak yang berkomunikasi dengan baik, menangani emosi secara efektif, dan membangun hubungan yang sehat tidak hanya terampil secara alami dalam interaksi sosial. Mereka mempelajari keterampilan ini dari orang tua atau orang dewasa yang mereka percayai," ucapnya, dikutip dari CNBC, Kamis (27/2/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini, sebagai seorang konselor profesional, ia banyak menangani ribuan anak dan keluarga. Ada beberapa ciri dari pola asuh orang tua, yang pada akhirnya bisa menyiapkan anak-anak mereka untuk sukses.

Sukses yang dimaksud, bukan hanya sekedar pencapaian tertentu, melainkan tumbuh kembang anak yang maksimal. Seperti keterampilan bersosialisasi, penanganan masalah, dan seterusnya.

Pakar lulusan The Chicago School tersebut membeberkan, ciri-ciri parenting orang tua yang menyiapkan anaknya sukses, antara lain sebagai berikut.

6 Ciri Parenting Orang Tua yang Anaknya Bakal Sukses


1. Membangun Hubungan Kepercayaan

Sering kali, karena anak-anak dianggap belum paham banyak hal, orang tua mengatakan hal bohong. Hal ini karena orang tua banyak menghindari topik-topik pembicaraan yang sulit untuk anak.

Padahal, menurut Mora, orang tua yang kelak mendidik anaknya sukses, akan melakukan diskusi yang jujur dan sesuai dengan perkembangan anak. Para orang tua ini membangun hubungan saling percaya dengan melakukan percakapan sulit dengan keterbukaan, kejujuran, dan kasih sayang.

Mereka bisa menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas serta mengundang pertanyaan. Ini akan mengajari anak-anak bahwa tidak apa-apa membicarakan topik yang tidak nyaman.

"Orang tua yang menciptakan lingkungan rumah di mana anak-anak merasa aman mengekspresikan pikiran dan emosinya, akan membesarkan anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dan membela diri," ujar Mora.

2. Membantu Anak-anak Memproses Emosi dengan Tepat

Banyak orang tua risih dengan anak-anak yang terlalu berlebihan dalam hal emosi. Misal mengamuk, mudah menangis, hingga mudah kesal.

Pakar mengatakan, tindakan orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Alih-alih berkata, "Jangan menangis", orang tua seharusnya mengakui perasaan anak tersebut dan tidak boleh diabaikan.

Orang tua bisa mengucapkan, "Tidak apa-apa, aku di sini bersamamu", "Ini bukan masalah besar kok", "Kamu baik-baik saja?".

"Hal ini mengajarkan anak-anak bahwa semua perasaan baik-baik saja, membantu mereka belajar dan mempraktikkan strategi mengatasi emosi untuk mengatur emosi, dan memungkinkan mereka merasa aman dalam mengekspresikan diri," papar Mora.

3. Menyediakan dan Melibatkan Anak untuk Bermain

Dunia anak-anak adalah bermain. Banyak hal yang akan mendukung tumbuh kembang anak melalui permainan.

Menurut Mora, terlibat dalam permainan untuk membantu anak-anak mengatasi situasi atau perasaan sulit. Imajinasi anak-anak juga akan berkembang.

Orang tua yang mendukung anaknya sukses di kemudian hari, akan memprioritaskan memiliki waktu yang cukup untuk bermain bersama anak. Tujuannya agar anak-anak merasa terhubung dan membangun kreativitas, kerja sama, dan kepercayaan diri mereka sendiri.

Dengan menghargai permainan, para orang tua bisa membangun hubungan dan kepercayaan sambil membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Keterampilan tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dan akan bermanfaat bagi mereka seumur hidup.

4. Menumbuhkan Empati

Ketika anak dihadapkan dengan suatu masalah, orang tua tidak seharusnya memaksakan permintaan maaf secara cepat. Sebaliknya, orang tua harus membimbing anak-anak mereka untuk mempertimbangkan perasaan orang lain.

Mora memberi contoh, misalnya dengan mengajukan pertanyaan seperti:

"Menurut kamu Nak, bagaimana perasaan temanmu tentang apa yang baru saja terjadi?"

"Apakah adikmu tampak baik-baik saja saat ini?"

"Menurut kamu Nak, apa yang bisa membantu temanmu merasa lebih baik?"

Pertanyaan semacam itu akan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan mengambil perspektif lain. Kondisi ini akan memberi anak-anak pemahaman yang lebih baik tentang tindakan dan dampak yang mereka lakukan.

"Yang pada akhirnya membuat permintaan maaf mereka lebih bermakna dan hubungan mereka lebih kuat," ungkap Mora.

5. Mengajarkan Pengendalian Diri

Seorang psikolog pendidikan dan pakar parenting, Michele Borba, EdD, mengatakan bahwa pengendalian diri merupakan keterampilan penting yang berhubungan dengan kesuksesan. Keterampilan ini bisa membantu anak untuk bangkit dari kesulitan dan terus berkembang.

Orang tua bisa melatih anak dengan cara memberi isyarat. Latih dan ajak belajar bersama tentang "isyarat perhatian", misalnya.


Seperti diketahui, beberapa anak banyak mengalami kesulitan mengubah fokus saat beraktivitas. Itu sebabnya guru menggunakan "isyarat perhatian" seperti membunyikan bel atau isyarat verbal dengan menunjuk sesuatu.

Cara lain, orang tua bisa menggunakan teknik "jeda stres". Ini untuk mengajarkan anak memiliki waktu jeda untuk mengambil keputusan.

Contoh:

"Jika kamu marah, hitung sampai 10 sebelum menjawab."

"Jika ragu: Berhenti, pikirkan, tenangkan diri."

"Jangan katakan apa pun yang tidak ingin kamu katakan tentang dirimu."

6. Mengajarkan Ketekunan dan Tidak Mudah Menyerah

Emosi yang belum stabil terkadang membuat anak-anak mudah menyerah dalam suatu hal. Dalam hal ini, orang tua harus benar-benar memahami sudut pandang anak.

Jika anak benar-benar lelah, maka tidak boleh dipaksakan. Namun, jika anak mudah menyerah, harus diberi bimbingan tentang ketekunan.

Beri pemahaman bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari pencapaian untuk mencapai tujuan. Beri rasa keyakinan bahwa kegagalan bukan hal besar, dan yang terpenting harus tetap berani mencoba lagi.

Bantu anak-anak mengidentifikasi kesalahan dan kemudian ajak mereka mencoba lagi. Jika anak masih kesulitan, bantu dengan petunjuk kecil untuk memicu semangat anak.

"Ketekunan membantu anak-anak terus bertahan ketika segala sesuatu membuat mereka lebih mudah menyerah," tutur Borba.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads