Pakar Beberkan Dampak Penutupan Bantuan USAID ke Indonesia: Riset Bisa Terhambat!

ADVERTISEMENT

Pakar Beberkan Dampak Penutupan Bantuan USAID ke Indonesia: Riset Bisa Terhambat!

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 16 Feb 2025 15:00 WIB
USAID
Logo USAID. (Foto: USAID.gov)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat terbaru, Donald Trump, akan menutup United States Agency for International Development (USAID). Pakar berpendapat jika kebijakan ini diputuskan, akan membawa dampak besar bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

Setelah dilantik, Trump memerintahkan semua bantuan luar negeri AS agar dihentikan sementara. Trump menganggap USAID menghabiskan anggaran negara tanpa memberikan manfaat langsung bagi warga negaranya.

Mengutip laman ForeignAssistance.gov, pada 2024 USAID menggelontorkan bantuan sebesar USD 153,5 juta (Rp2,4 triliun) untuk Indonesia ke berbagai sektor salah satunya bidang pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi potensi kebijakan ini, Pakar Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Satria Unggul Wicaksana Prakasa berpendapat, jika penutupan USAID terjadi, maka akan berdampak buruk bagi negara-negara mitra, termasuk Indonesia.

Menurut Satria, USAID memiliki rekam jejak panjang dalam berbagai bidang, termasuk bantuan di bidang kesehatan, pendidikan, riset, hingga antikorupsi. Dia menekankan jika penghentian bantuan ini akan menghambat upaya penyelesaian berbagai permasalahan sosial.

ADVERTISEMENT

"Artinya ketika berbicara tidak lagi ada bantuan dari Donald Trump, ini sebenarnya menjadi problem, menjadi persoalan yang mengurangi intensitas atau strategi di dalam mengatasi problem-problem sosial lainnya," ujarnya dalam laman UM Surabaya, dikutip Minggu (16/2/2025).

Dorong Pemerintah Cari Sumber Pendanaan Lain

Satria menyarankan pemerintah Indonesia untuk segera mencari sumber pendanaan lain guna mengisi kekosongan yang ditinggalkan USAID. Lebih lanjut, ia menambahkan jika meskipun kebijakan ini merupakan keputusan yang harus dihormati, kontribusi USAID selama ini telah memberikan dampak positif di banyak sektor.

"Kemudian di pendidikan, termasuk riset dan penegakan hukum di dalam banyak skema dengan mitra-mitra strategis yang dimilikinya. Ketika kemudian bantuan ini dicabut, tentu ini akan mengurangi strategi kita di dalam mengatasi problem-problem yang menghambat Indonesia untuk maju," tuturnya.

Satria menambahkan jika tidak semua bantuan luar negeri selalu berdampak positif. Dia mencontohkan bagaimana bantuan dari pemerintah Norwegia dalam isu deforestasi justru menghambat perkembangan sains di Indonesia.

Akan tetapi, Satria mengakui jika berbagai program USAID, seperti USAID PEER (Partnerships for Enhanced Engagement in Research) dan USAID Integritas, telah memberikan kontribusi besar dalam mendukung riset dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

"Dan banyak skema yang USAID berikan itu sebenarnya cukup banyak membantu periset atau lembaga-lembaga kampus untuk mendorong temuan-temuan. Dan tentu ditindaklanjuti dalam aktivitas yang bersifat programatik," imbuhnya.

Banyaknya bantuan dana yang diberikan oleh USAID dianggap baik dalam mendorong ekosistem riset di Indonesia. Namun, Satria menegaskan jika Indonesia harus segera menyiapkan strategi alternatif untuk menggantikan peran USAID.




(nir/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads