Dalam mempelajari sejarah, para ahli tidak bisa melakukannya secara asal. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap sejarah tersebut sesuai kebenarannya. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian sejarah.
Dengan dilakukan penelitian sejarah, maka bisa terungkap fakta-fakta soal peristiwa di masa lalu. Dalam melakukan penelitian sejarah juga tidak bisa sembarangan karena ada berbagai tahapan yang harus dilalui.
Lantas, apa yang dimaksud dengan penelitian sejarah? Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan penelitiannya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah sebuah metode yang menjelaskan suatu sistem dari cara-cara yang benar untuk mendapatkan kebenaran sejarah. Setiap ahli sejarah perlu menggunakan metode penelitian sejarah agar bisa mengungkap suatu kejadian atau peristiwa.
Menurut Guide to Historical Method karya Gilbert J. Garraghan, penelitian sejarah adalah kumpulan sistematis yang terdiri dari beberapa prinsip dan sejumlah aturan. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan bahan-bahan sumber sejarah secara efektif, mempermudah penilaian, dan menguji sumber-sumber secara kritis. Lalu, dari hasil penelitian yang diteliti akan diuraikan dalam bentuk tulisan.
Senada dengan Gilbert, Louis Gottschalk mengatakan penelitian sejarah merupakan suatu kegiatan mengumpulkan, menguji, dan menganalisis data yang diperoleh dari peninggalan di masa lalu. Kemudian, hasilnya direkonstruksi berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah sejarah.
Mengutip Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X oleh Yuliani, dengan menggunakan metode penelitian sejarah dapat membantu menjawab berbagai pertanyaan dasar. Pertanyaan yang dimaksud adalah:
- Peristiwa apa yang terjadi?
- Kapan peristiwa itu terjadi?
- Di mana letak peristiwa itu terjadi?
- Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu?
- Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?
- Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?
- Apa dampak peristiwa tersebut terhadap kehidupan manusia pada saat itu?
Tahapan dalam Penelitian Sejarah
Ada sejumlah langkah-langkah dalam penelitian sejarah. Mengutip buku Sejarah SMA Kelas 1 oleh Sardiman, berikut tahapannya:
1. Menentukan Tema
Langkah yang pertama adalah menentukan tema terlebih dahulu. Dengan menentukan tema di awal, maka peneliti akan fokus pada bahasan dalam satu topik tertentu saja, sehingga tidak melebar luas.
Tema yang dipilih bisa berdasarkan dua pertimbangan, yakni kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional adalah hubungan pribadi antara peneliti dengan objek yang ditelitinya, sedangkan kemampuan intelektual merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang peneliti terhadap objek yang ditelitinya.
Dalam menentukan tema, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, seperti kategori dan tema sejarah. Kategori tema sejarah terdiri dari beberapa jenis, seperti sejarah nasional, sejarah daerah, sejarah lokal, sejarah sosial, sejarah politik, sejarah perekonomian, sejarah kota, sejarah desa, atau sejarah keluarga.
Kategori itu dapat dipilih dengan cara menentukan nilai tema, keaslian tema, kepraktisan, dan kesatuan. Nilai juga menjadi pertimbangan karena tulisan sejarah harus memberikan pelajaran dan menambah wawasan bagi pembacanya.
2. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang artinya memperoleh. Jadi, heuristik adalah langkah mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan memperoleh sumber-sumber yang akan digunakan untuk merekonstruksi sejarah.
Berdasarkan cara memperolehnya, sumber sejarah dikategorikan dalam data sejarah primer dan data sejarah sekunder. Lalu, bentuk-bentuk sumber sejarah dapat berupa artefak (berupa benda), sumber lisan (kesaksian atau cerita turun-temurun), dan sumber tulisan.
Langkah heuristik dapat dilakukan dengan cara pergi ke lokasi yang terdapat informasi buku-buku sejarah, seperti perpustakaan atau kantor arsip. Lalu bisa juga melakukan studi lapangan dengan berkunjung ke museum. Langkah lainnya juga bisa dengan melakukan wawancara ke beberapa tokoh atau ahli sejarah.
3. Verifikasi
Setelah semua data terkumpul dan terorganisir secara baik, tahapan berikutnya adalah menguji keaslian dan keabsahan data. Proses ini biasanya disebut verifikasi atau kritik sumber.
Setiap sumber perlu diuji keaslian dan keabsahannya karena bisa dipengaruhi oleh prasangka, kondisi ekonomi, atau iklim politik saat penelitian berlangsung. Pengujian dilakukan dengan membandingkan, memilah, dan menghubung-hubungkan data agar memperoleh data yang paling relevan dan mendekati kebenaran.
Proses mengkritik dapat dilakukan dengan dua cara, yakni kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal dilakukan dengan menguji hal-hal di luar sumber sejarah atau otentisitasnya, sementara kritik internal dilakukan uji kredibilitas dari sumber sejarahnya.
Lalu, data sejarah atau bukti sejarah yang telah melalui tahap verifikasi akan menjadi fakta sejarah. Ditinjau dari sifatnya, fakta sejarah diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni fakta keras dan fakta lunak
Fakta keras adalah fakta yang telah diterima kebenarannya atau fakta yang sudah pasti, sehingga tak perlu diperdebatkan. Sementara itu, fakta lunak adalah fakta yang masih membutuhkan bukti lebih kuat untuk diyakini kebenarannya.
Ditinjau dari wujudnya, fakta dapat dibedakan menjadi fakta mental dan fakta sosial. Fakta mental yakni fakta yang sifatnya abstrak, seperti perasaan, pandangan, keyakinan, dan kepercayaan. Sedangkan fakta sosial yaitu konteks hubungan antar manusia dan situasi masyarakat pada saat peristiwa terjadi.
4. Interpretasi
Interpretasi adalah langkah dalam menafsirkan sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Sumber yang diverifikasi menjadi fakta sejarah itu akan disusun, lalu diinterpretasikan oleh sejarawan. Tahap dalam menginterpretasikan fakta sejarah bisa dilakukan lewat proses analisis dan proses sintesis.
Proses analisis merupakan tahapan untuk menguraikan berbagai data yang ditemukan menjadi fakta-fakta sejarah. Sementara itu, proses sintesis adalah tahapan menyatukan berbagai jenis data dan fakta sejarah yang disusun dan dihubungkan secara kronologis.
Untuk melakukan proses sintesis dibutuhkan pengetahuan multidimensional, mulai dari konsep dan teori ekonomi, sosiologi, budaya, politik, serta hukum.
Sebagai contoh, terdapat data pengurus parta politik di era reformasi. Dari data itu, bisa diuraikan dan ditemukan bahwa pengurusnya terdiri dari mahasiswa, dosen, pekerja buruh, karyawan, nelayan, pedagang, hingga petani.
Jadi, dapat ditarik sebuah informasi bahwa pengurus parta politik di era reformasi bersifat terbuka untuk siapa saja.
5. Historiografi
Tahapan yang terakhir adalah historiografi, yakni merujuk pada proses menulis sejarah. Dalam historiografi, aspek kronologi menjadi suatu hal yang sangat penting dan merupakan "kunci" dalam penelitian sejarah.
Soalnya, sebuah sejarah yang ditulis secara kronologis akan memudahkan penulis dalam mengelompokkan periode sejarah dan memudahkan pembaca dalam mengerti situasi masa sejarah.
Sebagai ilmu yang mempelajari penulisan sejarah, historiografi telah mengalami evolusi yang signifikan sepanjang sejarah manusia.
Dalam sejarah Indonesia, terdapat tiga babak historiografi, mulai dari historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern (nasionalis). Pengelompokkan seperti itu dilihat lewat kesamaan waktu atau periode pokok masalahnya.
Demikian penjelasan mengenai penelitian sejarah dan lima tahapan dalam metode penelitiannya. Semoga bermanfaat.
(ilf/fds)