Air di Sungai Amazon Sempat Mengalir Mundur, Pertanda Apa?

ADVERTISEMENT

Air di Sungai Amazon Sempat Mengalir Mundur, Pertanda Apa?

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 19 Jan 2025 18:00 WIB
A general view of the Piranha lake, which has been affected by the drought of the Solimoes River, in Manacapuru, state of Amazonas, Brazil, September 27, 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Sungai Amazon. Foto: REUTERS/Bruno Kelly
Jakarta -

Sungai Amazon disebut sebagai sungai terbesar di dunia. Sebuah fakta menarik soal sungai ini diungkap oleh seorang mahasiswa pascasarjana geologi di University of North Carolina.

Ia adalah Russell Mapes yang tengah menyelidiki aliran sedimen sungai dari Pegunungan Andes hingga Samudera Atlantik. Pada studnya tahun 2006 tersebut ia menemukan bahwa sungai Amazon pernah mengalir mundur.

"Di sepanjang cekungan, usia butiran mineral menunjukkan lokasi yang sangat spesifik di Amerika Selatan bagian tengah dan timur," jelas Mapes dilansir dari IFL Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air Mengalir dari Timur ke Barat

Saat mencoba mengamati endapan sedimen di bagian tengah Amerika Selatan, ia melihat ada potongan kuno dari batu permata zirkon. Batu tersebut kemungkinan datang dari arah timur.

Sementara itu, air di sungai Amazon saat ini mengalir dari barat ke timur. Bukti lain berhasil ditemukan lewat fosil hewan laut.

ADVERTISEMENT

Mapes dan pembimbing penelitiannya Drew Coleman menyimpulkan bahwa sungai Amazon sempat mengalir berlawanan arus pada masa lalu, dengan arah timur ke barat.

"Amazon sangat datar sehingga kemiringan di salah satu arah dapat mengubah keadaan secara drastis," jelas Coleman.

Aliran Mundur Terjadi Zaman Cretaceous

Mereka memprediksi pembalikan arah aliran terjadi di timur laut Amerika Selatan. Pembelokan ini diyakini terjadi selama periode Cretaceous antara 65 -145 juta tahun yang lalu.

Mapes dan Coleman berpendapat pada saat sebelum Andes terbentuk, gradien ini menyebabkan sungai (seperti saat itu) mengalir dari timur ke barat. Air mengalir ke Lengkungan Purus, sementara air di sisi barat lengkungan mengalir ke Pasifik.

Saat daerah dataran tinggi di timur mulai terkikis, air mengalir ke arah berlawanan. Sebuah cekungan juga terbentuk antara pegunungan dan lengkungan.

"Kami pikir perubahan terakhir ini terjadi dalam kurun waktu lima hingga sepuluh juta tahun terakhir, yang sangat cepat, secara geologis. Ini menunjukkan betapa cepatnya perubahan permukaan bumi," imbuh Mapes.

Sementara pada saat ini, naiknya Andes menyebabkan lebih banyak awan hujan sehingga aliran hujannya memicu erosi. Peneliti berharap ada riset lebih lanjut untuk menjelaskan mekanisme pembalikan secara pasti.




(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads