7 Fakta Tentang Machu Picchu, Tempat Tinggal Suku Inca di Pertengahan Abad ke-15 Masehi

ADVERTISEMENT

7 Fakta Tentang Machu Picchu, Tempat Tinggal Suku Inca di Pertengahan Abad ke-15 Masehi

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 18 Jan 2025 14:00 WIB
Tourists visit the ancient Inca ruins of Machu Picchu in the Urubamba valley, seventy-two kilometres from the Andes city of Cusco, on February 15, 2023, for the first time after they were closed to the public for security reasons on January 21, after protesters blocked the railways during protests against the government of President Dina Boluarte that have shaken the Andean country since December 7, 2022. (Photo by Carolina Paucar / AFP) (Photo by CAROLINA PAUCAR/AFP via Getty Images)
7 fakta tentang Machu Picchu, situs yang penuh sejarah di Peru. Foto: AFP via Getty Images/CAROLINA PAUCAR
Jakarta -

Dibangun tinggi di Andes Peru, tempat tinggal suku Inca bernama Machu Picchu telah membingungkan banyak pihak. Machu Picchu diketahui dibangun oleh Suku Inca pada pertengahan abad ke-15 Masehi.

Meski sudah lebih 100 tahun diperkenalkan ke dunia, pra ilmuwan masih terus mengungkap rahasia di balik Machu Picchu. Contohnya 7 fakta berikut yang dikutip dari Mental Floss, cek yuk!

7 Fakta Tentang Machu Picchu

1. Kerajaan Dinasti Inca

Muncul di wilayah Cusco Peru pada abad ke-13, dinasti Inca mendominasi sebgaian besar Amerika Selatan. Dinasti itu bahkan menjadi kerajaan terbesar di Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerajaan itu dipimpin oleh seorang kaisar atau Sapa Inca yang mewakili/keturunan dari dewa matahari. Suku Inca mengasimilasi/pembauran kebudayaan beberapa suku daerah di wilayah seluas 300 ribu mil persegi.

Asimilasi ini menghasilkan sebuah kerajaan yang kompleks dengan populasi sekitar 3-12 juta pendidik. Wilayah itu kemudian disebut Tahuantinsuyu yang berarti empat sudut bersama-sama.

ADVERTISEMENT

Tak hanya bangunan inti kerajaan tetapi juga ada bangunan lain seperti kantor gubernur, lumbung padi, gudang, hingga wilayah pertanian di dataran tinggi.

Dinasti Inca menggunakan sistem ekonomi bernama mit'a atau "mita". Artinya warga negara menyediakan tenaga kerja, barang, atau dinas militer kepada negara dengan imbalan makanan dan perlindungan.

2. Tujuan Dibangunnya Machu Picchu Tidak Diketahui

Machu Picchu dibangun sekitar pertengahan abad ke-15 dan didefinisikan secara bergantian sebagai tempat perlindungan benteng. Sosok yang mungkin membangun situs ini adalah Pachacuti, Sapa Inca yang mengalahkan suku Chanca.

Pachacuti juga orang yang mampu memperluas kerajaan di wilayah Cusco menjadi kekaisaran Inca yang luas. Selama lebih dari satu abad, para peneliti, arkeolog, antropolog, dan sejarawan telah mencari tahu alasan di balik pembangunan situs tersebut.

Beberapa orang percaya itu adalah tempat peristirahatan kerajaan untuk Pachacuti. Teori ini didukung dengan penemuan di arsip Cusco tentang gugatan hukum abad ke-16 oleh keturunan Pachacuti.

Gugatan itu dilakukan untuk mendapatkan tanah, salah satunya adalah tempat peristirahatan yang dikenal sebagai Picchu. Picchu diketahui berada di lokasi yang secara luas mirip dengan Machu Picchu.

Teori lain berpendapat bila itu adalah situs ziarah untuk menghormati berdirinya agama Inca atau sebuah gabungan dari tempat tinggal spiritual yang dibangun di tanah suci. Hal tersebut didukung dengan bukti banyaknya kuburan di Machu Picchu.

Pendapat lain berspekulasi bila Machu Picchu adalah biara untuk Perawan Matahari atau sekelompok gadis yang dipilih dari desa-desa untuk melayani kuil-persembahan sebagian pengorbanan manusia.

Tetapi teori Perawan Matahari kerap diabaikan. Karena kerangka yang ditemukan di Machu Picchu jumlahnya sama antara pria dan wanita. Kemungkinan mereka adalah pekerja di situs tersebut.

3. Kota Inca yang Hilang

Pada 1911, profesor sejarah dari Yale, Hiram Bingham III berangkat untuk menemukan kota Vilcabamba. Kota itu diketahui melegenda sebagai tempat kaisar Manco Inca memimpin pemberontakan melawan Pizarro dan Spanyol.

Dalam pencariannya, Bingham awalnya mengunjungi reruntuhan di Ollantaytambo. Kemudian ia menemukan reruntuhan di Vitcos dan Vilcabamba, sebelum mencari "kota yang hilang" yang didirikan oleh Manco Inca.

Tetapi Bingham tidak tahu bahwa ia sebenarnya telah melihat kota Vilcabamba yang hilang. Kota itu ditutupi oleh hutan yang disebut Espiritu Pampa.

Dengan bantuan seornag peduduk setempat bernama Melchor Arteaga dan seoang anak laki-laki, Bingham mencari di pegunungan di atas lemh Sungai Urubamba. Dari sana ia melihat Machu Picchu yang berarti puncak tua dalam bahasa Quechua.

Selama beberapa dekade, Bingham berpendapat bila Machu Picchu adalah Vilcabamba adalah satu tempat yang sama. Tetapi pendapat itu dibantah oleh penulis dan penjelajah Gene Savoy.

Savoy menemukan Vilcabamba yang sebenarnya pada 1960-an.

4. Machu Picchu buat Hiram Bingham Terkenal

Bingham kembali menjelajahi dan menggali Machu Picchu pada 1912, 1914, dan 1915. Ekspedisinya mendapat pendanaan dari Universitas Yale dan National Geographic Society.

Melalui perjalanan yang didokumentasikan National Geographic, nama Bingham kian terkenal. Dia sampai menerbitkan buku paling terkenalnya Inca Land (1992).

Jalan dari Cusco ke Machu Picchu pertama kali dibuka pada 1948 dan diberi nama Hiram Bingham Highway. Di sana ada sebuah plakat yang didedikasikan untuk Bingham.

Setelah berkarier sebagai profesor, ia bertugas sebagai pilot selama Perang Dunia I dan terpilih menjadi gubernur Connecticut pada 1924. Tetapi ia mengundurkan diri setelah satu hari menjabat untuk mengisi kursi Senat AS dan menjabat pada 1926.

5. Yale dan Peru Berebut Artefak

Setelah kembali ke Amerika Serkat dan Universitas Yale terakhir kalinya, Bingam membawa ribuan artefak dari Machu Picchu. Termasuk patung, tembikar, perhiasan, hingga mumi.

Berbagai barang itu dipamerkan pada 2003 dan menimbulkan perdebatan tentang kepemilikan artefak tersebut. Pada 2008, gugatan hukum menyatakan artefak itu miliki Universitas Yale.

Meski begitu, Presiden Peru Alan Garcia dan rakyat Peru memohon agar artefak tersebut dikembalikan secara sah. Permohonan bahkan dilayangkan kepada Presiden Obama hingga Vatikan.

Akhirnya nota kesepahaman ditekan pada 2010 dan artefak terakhir dipulangkan ke AS pada 2012. Berakhir damai Yale dan Peru mendirikan Pusat Internasional UNSAAC-Yale untuk studi Machu Picchu dan budaya Inca di Cusco.

6. Bangunan Tidak Hancur karena Gempa

Meskipun posisi Machu Picchu berada di wilayah tidak stabil secara seismik, bangunan ini tidak hancur karena gempa bumi. Salah satu alasannya karena keahlian masyarakat Suku Inca.

Mereka dinilai tukang batu dan insinyur yang ahli dalam membangun kota tersebut. Machu Picchu memiliki sistem drainase yang canggih dapat mencegah tanah longsor.

Ukiran batu di bangunan tersebut sangat presisi, sehingga memungkinkan blok-blok ditempatkan dengan erat satu sama lain tanpa perlu mortar. Blok-blok granit putih, yang dipotong dengan pau dan alat-alat primitif mampu kembali ke tempatnya ketika gempa bumi berlangsung.

Semua hal ini mampu membuat benteng tersebut tidak rusak berat selama 500 tahun.

7. Jumlah Pengunjung Dibatasi

Machu Picchu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1983. Sebelum pandemi COVID-19, lebih dari 1 juta pengunjung per tahun menjejakkan kaki di Machu Picchu.

Secara teknis, tidak lebih dari 4.500 wisatawan diizinkan masuk ke situs tersebut per hari, tetapi batasnya ditingkatkan menjadi 5.600 per hari selama musim panas dan hari libur.




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads