Makam berusia 4.100 tahun milik seorang dokter yang mengobati para firaun telah ditemukan di situs Saqqara di Mesir.
Makam tersebut milik seorang dokter bernama Tetinebefou. Tim peneliti Swiss-Prancis yang menemukan makam tersebut melaporkannya dalam sebuah posting blog yang telah diterjemahkan.
Meskipun artefak dalam makam tersebut telah dijarah, para arkeolog berhasil mempelajari lukisan dinding dan prasasti hieroglif di situs tersebut. Di sana digambarkan posisi dokter tersebut dan berbagai objek yang mungkin telah digunakan dalam perawatan medisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyandang gelar "tukang sihir Dewi Serqet [juga dieja Serket dan Selket]," yakni seorang dewi yang dikaitkan dengan kalajengking dan dianggap memberikan perlindungan dari sengatannya.
Gelar tersebut berarti ia adalah seorang spesialis dalam gigitan berbisa, menurut Philippe Collombert yang merupakan ketua tim peneliti dan seorang Egyptologist di Universitas Jenewa, mengatakan kepada Live Science, dikutip Sabtu (11/1/2025).
Dokter Sedang di Puncak Karier
Prasasti tersebut juga menyebutkan dokter tersebut adalah "direktur tanaman obat," sebuah gelar yang hanya terlihat pada satu penemuan lain dari Mesir kuno, kata Collombert. Selain gelar-gelar tersebut, prasasti tersebut mencatat ia adalah kepala dokter gigi, sebuah gelar lain yang jarang terlihat.
"Bukti untuk dokter gigi Mesir kuno sangat langka," kata Roger Forshaw, seorang dosen kehormatan di KNH Centre for Biomedical Egyptology at the University of Manchester yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menjelaskan kepada Live Science melalui email.
Gelar-gelar tersebut menunjukkan bahwa Tetinebefou berada di puncak profesinya.
"Ia tentu saja adalah dokter utama di istana kerajaan, jadi ia sendiri yang akan merawat firaun," terang Collombert.
Makam Tetinebefou dihiasi dengan lukisan dinding berwarna-warni yang menggambarkan berbagai wadah, seperti toples dan sesuatu yang tampak seperti vas. Lukisan-lukisan tersebut juga menunjukkan gambar abstrak berwarna-warni dan bentuk-bentuk geometris.
Tim menulis dalam blog tersebut bahwa dindingnya seluruhnya dihiasi dengan lukisan-lukisan dengan warna-warna cerah dan segar.
"Mudah untuk melupakan bahwa lukisan-lukisan tersebut berusia 4.000 tahun!" kata mereka.
Firaun Mana Saja yang Dirawat?
Tidak jelas firaun mana saja yang dilayani Tetinebefou. Mereka mungkin termasuk Pepi II (yang memerintah sekitar tahun 2246 hingga 2152 SM) atau satu atau lebih firaun yang memerintah beberapa saat kemudian, kata Collombert.
Mesir kuno bersatu dan masih membangun piramida selama pemerintahan Pepi II. Namun, kerajaan itu mulai terpecah setelah pemerintahannya, dengan para nomarch (gubernur) memperoleh lebih banyak kekuasaan. Ini menandai dimulainya periode yang oleh para ahli Mesir Kuno disebut Periode Menengah Pertama, yang berlangsung dari sekitar 2150 hingga 2030 SM.
Tidak ada sisa-sisa manusia yang ditemukan di makam tersebut. Selain lukisan dan prasasti di dinding.
"Makam itu telah dijarah hampir seluruhnya," kata Collombert.
Analisis makam itu sendiri masih berlangsung.
(nah/pal)