Fisikawan Sebut Pengembangan Alam Semesta Mirip Kue yang Dipanggang, Tapi...

ADVERTISEMENT

Fisikawan Sebut Pengembangan Alam Semesta Mirip Kue yang Dipanggang, Tapi...

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 03 Jan 2025 08:00 WIB
Analogi pengembangan alam semesta dengan pemanggangan kue
Foto: UChicago/Analogi pengembangan alam semesta dengan pemanggangan kue
Jakarta -

Apa yang detikers bayangkan tentang alam semesta? Sebuah ruang yang sangat luas sampai ilmuwan tak bisa memperkirakan tepatnya. Sejak pertama dipelajari sampai saat ini, ilmuwan mencoba menjelaskan bagaimana alam semesta itu berkembang.

Salah satu penjelasan yang unik ini, dilakukan oleh seorang fisikawan dari Universitas Quinnipiac, Amerika Serikat, Nicole Granucci. Dia membuat analogi pengembangan alam semesta dengan proses pemanggangan kue.

Seperti apa penggambarannya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori Big Bang

Kemunculan alam semesta kerap dijelaskan menggunakan teori Big Bang yang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Berdasarkan teori ini, alam semesta berawal dari singularitas, yakni titik kecil yang sangat padat dan panas.

Singularitas ini kemudian mengalami ekspansi yang luar biasa cepat hingga menciptakan ruang dan waktu. Miliaran tahun kemudian, gravitasi mengumpulkan gas-gas ini menjadi bintang dan galaksi hingga membentuk struktur alam semesta.

ADVERTISEMENT

Namun, penamaan "Big Bang" ini dinilai menyesatkan oleh para ilmuwan. Hal ini karena proses pembentukan tidak disebabkan oleh "ledakan besar," melainkan mengembang dengan cepat, seperti kue yang dipanggang.

Analogi Memanggang Kue

Granucci mencoba menjelaskan proses pembentukan alam semesta dengan mudah, menggunakan analogi kue yang dipanggang.

Menurutnya, alam semesta diibaratkan seperti adonan yang dimasak. Tapi bedanya, alam semesta tidak mengembang di dalam loyang, melainkan mengembang ke dalam dirinya sendiri.

"Saat memanggang roti tawar atau setumpuk muffin, Anda menaruh adonan ke dalam loyang. Saat adonan dipanggang dalam oven, adonan akan mengembang di dalam loyang. Kepingan cokelat atau blueberry dalam adonan muffin akan saling menjauh saat adonan muffin mengembang," kata Granucci kepada Science Alert, dikutip Senin (30/12/2024).

Granucci menambahkan bahwa alam semesta mengembang karena mereka dapat melacak galaksi lain, saat menjauh dari galaksi.

Meski analogi ini tampak seperti teka teki, tetapi dapat berguna untuk menjelaskan bagaimana proses pembentukan dan perluasan alam semesta dengan lebih mudah.

Teori Alam Semesta 'Mengembang'

Gagasan mengenai pembentukan alam semesta dengan cara "mengembang" pertama kali dicetuskan oleh seorang fisikawan bernama Alexander Friedman pada 1922. Dalam studinya, ia menyampaikan bahwa alam semesta secara matematis mengalami pengembangan.

Granucci menjelaskan, bahwa banyak dari ilmuwan yang menggunakan visual "corong ekspansi" untuk menggambarkan bagaimana ekspansi alam semesta terbentuk secara cepat setelah peristiwa Big Bang.

Kendati demikian, para ilmuwan saat ini belum dapat melakukan pengukuran secara langsung terkait sumber energi yang menyebabkan percepatan ekspansi.

"Mereka belum dapat mendeteksinya atau mengukurnya karena mereka tidak dapat melihat atau mengukur jenis energi ini secara langsung, mereka menyebutnya energi gelap," tutur Granucci.

"Apa pun yang terjadi, alam semesta akan terus mengembang, dengan jarak antara Bima Sakti dan sebagian besar galaksi lainnya semakin memanjang seiring waktu," pungkasnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads