Teka-teki alam semesta selalu menarik perhatian ilmuwan. Salah satunya bagaimana interaksi antar galaksi terjadi pada masa yang sangat lama.
Penelusuran ilmuwan belum lama ini mengungkap penemuan baru. Di sudut luar angkasa sejauh 290 juta tahun cahaya dari Bumi, para ilmuwan berhasil menemukan sekelompok galaksi yang saling bertabrakan dengan kecepatan jutaan kilometer per jam.
Sekelompok galaksi itu disebut Quintet Stephan, yang terdiri dari lima galaksi yang tampak berdekatan. Meski disebut "quintet" atau lima kelompok, tapi ilmuwan menduga, sebenarnya hanya memiliki empat galaksi yang benar-benar berinteraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara satu galaksi lagi yang diidentifikasi sebagai NGC 7318b, diduga menghantam empat galaksi lain hingga menciptakan gelombang kejut yang ukurannya lebih besar dari Galaksi Bima Sakti.
Tabrakan Galaksi yang Terjadi pada Quintet Stephan
Studi yang terbit di Oxford Academic, Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada 22 November 2024 oleh Maria Arnaudova dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa salah satu dari empat galaksi "Quintet Stephan" bertabrakan seperti "bola penghancur" dengan kecepatan kecepatan sekitar 3,2 juta kilometer per jam.
Kemudian, galaksi yang saling bertabrakan ini menghasilkan galaksi yang jauh lebih besar dibandingkan Bima Sakti.
"Sejak ditemukan pada 1877, Kuintet Stephan telah memikat para astronom karena mewakili persimpangan galaksi, yakni tempat tabrakan masa lalu antara galaksi yang meninggalkan medan puing yang kompleks," jelas Marina Arnaudova, seorang astrofisikawan dari Universitas Hertfordshire, dikutip dari Science Alert.
"Aktivitas dinamis dalam kelompok galaksi ini kini telah bangkit kembali karena sebuah galaksi menabraknya dengan kecepatan luar biasa lebih dari 2 juta mph (3,2 juta km/jam), yang mengakibatkan guncangan yang sangat kuat, seperti ledakan sonik dari jet tempur," tambahnya.
Arnaudova menambahkan bahwa keempat galaksi ini telah terlibat dalam "tarian" atau interaksi yang kompleks selama miliaran tahun.
"Tarian ini telah menghasilkan awan gas yang mungkin terlepas dari galaksi-galaksi dan dibiarkan menggantung di ruang antargalaksi di antara mereka, terguncang dan memanas akibat tarik-ulur interaksi mereka," tuturnya.
Penemuan ini sendiri, didapat setelah para ilmuwan melakukan pengamatan menggunakan spektrograf medan lebar bernama"William Herschel Telescope Enhanced Area Velocity Explorer" (WEAVE) di Spanyol.
Studi ini berhasil mengungkap detail baru dalam gas yang terguncang di salah satu galaksi dari Quintet Stephan, yakni NGC 7318b.
"Saat kejutan bergerak melalui kantong gas dingin, galaksi ini bergerak dengan kecepatan hipersonik, cukup kuat untuk memisahkan elektron dari atom dan menciptakan jejak gas bermuatan yang bercahaya, seperti yang diamati dengan WEAVE," kata Arnaudova.
Namun, ketika kejutan tersebut bergerak melalui gas panas, kejutan tersebut melemah, memampatkan gas, dan bersinar dalam emisi frekuensi rendah yang terdeteksi oleh teleskop radio seperti rangkaian Low Frequency Array (LOFAR) atau Rangkaian Frekuensi Rendah.
Dampak Tabrakan Galaksi
Menurut Arnaudova, tabrakan galaksi ini berhasil menciptakan energi yang hampir memengaruhi seluruh fase gas di dalam awan. Berdasarkan pengamatan LOFAR, populasi partikel dari energi tersebut diperkirakan berusia sekitar 11 juta tahun.
Penelitian ini sekaligus menunjukkan bahwa masih ada detail baru yang mungkin tersembunyi, sehingga perlu diteliti lebih lanjut menggunakan alat yang lebih canggih.
"Sungguh luar biasa melihat tingkat detail yang terungkap di sini oleh WEAVE," kata astrofisikawan dari Universitas Oxford, Gavin Dalton.
"Selain rincian guncangan dan tabrakan yang terjadi yang kita lihat di Quintet Stephan, pengamatan ini memberikan perspektif yang luar biasa tentang apa yang mungkin terjadi dalam pembentukan dan evolusi galaksi redup yang hampir tak terpecahkan yang kita lihat pada batas kemampuan kita saat ini," tambahnya.
(faz/faz)