Mengapa Kita Sulit Mencapai Resolusi Tahun Baru? Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Kita Sulit Mencapai Resolusi Tahun Baru? Ini Alasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 01 Jan 2025 20:00 WIB
New year resolutions 2025 on desk. 2025 resolutions list with notebook, coffee cup on table. Goals, resolutions, plan, action, checklist concept. New Year 2025 template. Copy space
Ilustrasi Resolusi Tahun Baru. (Foto: Getty Images/LanaSweet)
Jakarta -

Saat jam menunjukkan tengah malam pada 1 Januari, jutaan orang di dunia bertekad untuk mencapai resolusi tahun baru mereka. Faktanya, hal ini cukup sulit tercapai.

Baik itu untuk menurunkan berat badan, menekuni hobi yang didambakan, atau hal lainnya, bagi banyak orang, membuat resolusi tahun baru adalah bagian dari perayaan. Namun, kenyataannya adalah lebih dari 90 persen resolusi tahun baru akan ditinggalkan hanya dalam beberapa bulan.

Menurut survei Forbes Health/OnePoll yang dilakukan pada Oktober 2023, 61,7% responden mengatakan jika mereka merasa tertekan untuk membuat resolusi Tahun Baru. Selain itu, banyak responden mengatakan mereka berencana untuk membuat tiga atau lebih resolusi untuk tahun mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa kita tidak lebih berhasil mempertahankan resolusi tahun baru kita? Simak penjelasannya berikut ini.

Mengapa Kita Suka Gagal Mencapai Resolusi Tahun Baru?

1. Tujuan yang Terlalu Besar

Salah satu masalah terbesar dengan resolusi tahun baru adalah resolusi tersebut sering kali tidak realistis. Semangat tahun baru membuat kita menetapkan tujuan yang cukup sulit dijangkau.

ADVERTISEMENT

"Yang salah dengan resolusi tahun baru adalah adanya gagasan bahwa resolusi tersebut seharusnya merupakan perubahan besar dan menyeluruh, karena kedengarannya agak seksi," jelas psikolog klinis Terri Bly dari Ellie Mental Health dalam laman Very Well Mind dikutip Rabu (1/1/10224).

"[Namun] sebagai manusia, kita tidak ditakdirkan untuk membuat perubahan besar dan menyeluruh," sambungnya.

Kesalahan beberapa orang saat membuat resolusi tahun baru adalah adanya keyakinan jika kita harus membuat perubahan yang besar dan menyeluruh. Tetapi sebagai manusia, kita tidak terprogram untuk membuat perubahan yang sangat drastis.

Jika kita ingin dapat memenuhi tujuan kita, misalnya, mempelajari suatu bahasa, kita perlu menetapkan tujuan yang lebih kecil di sepanjang jalan agar berhasil. Misalnya mendedikasikan lima menit sehari untuk mempelajari kata atau frasa baru. Dengan cara itu, kita dapat membiasakan diri untuk berubah.

2. Tujuan Tanpa Alasan

Mengubah kebiasaan merupakan sesuatu yang sulit. Salah satu cara agar kita lebih mungkin berubah adalah dengan bertanya kenapa pada diri kita sendiri.

Misalnya, jika resolusi kita adalah pergi ke berolahraga tiga kali seminggu tetapi kita benci pergi ke gym, kita tidak akan mencapai tujuan kita.

"Rasa sakit karena tidak berubah harus lebih besar daripada rasa sakit karena berubah agar kita benar-benar... berubah," ujar Bly.

Sebaliknya, Bly menjelaskan, kita perlu mengetahui alasan pribadi kita untuk tujuan kita. Jika itu adalah pergi ke pusat kebugaran, kita perlu menggali lebih dalam dan bertanya pada diri sendiri mengapa. Misalnya, jika kita ingin pergi ke pusat kebugaran, apakah itu karena kita ingin menjadi bugar, karena kita ingin merasa lebih sehat, atau sesuatu yang lain?

3. Belum Siap untuk Berubah

Alasan lain mengapa kita tidak dapat berkomitmen pada resolusi tahun baru dalam jangka panjang adalah karena kita belum siap untuk berubah. Bly menunjuk pada model Tahapan Perubahan sebagai cara untuk memahami proses yang dilalui orang sebelum mereka siap secara psikologis untuk berubah. Model tersebut terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

Prakontemplasi: Seseorang mulai menyadari jika mungkin ada sesuatu yang perlu diubah
Kontemplasi: Seseorang berpikir untuk membuat perubahan
Persiapan: Mulai menyusun rencana untuk membuat perubahan
Tindakan: Membuat perubahan
Pemeliharaan: Seseorang mulai menentukan cara mempertahankan perubahan

Bly berpendapat jika orang-orang yang berpegang teguh pada resolusi tahun baru mereka kemungkinan besar berada pada tahap Tindakan saat mereka membuat resolusi, sedangkan mereka yang gagal tidak. Ini menunjukkan jika orang-orang yang membuat resolusi tahun baru secara impulsif cenderung tidak akan berhasil.

Itulah tiga alasan mengapa kita sulit mencapai resolusi tahun baru. Bagaimana menurutmu, detikers?




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads