Tahun 2024 mencatatkan rekor suhu terpanas dunia melampaui rekor pada 2023. Rerata suhu global pada 2024 mencapai 1,5 derajat Celsius di atas masa praindustri dari 1850-1900. Lantas bagaimana dengan 2025?
Sepanjang 2024, tercatat beberapa rekor terpanas. Salah satu yang paling panas yakni pada Juli 2024, yang menjadi rekor terhangat bumi selama 175 tahun terakhir.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), melaporkan bahwa suhu pada Juli 2024 juga lebih panas dari Juni pada 1850-1900. Tepatnya pada 21 Juli 2024, rerata suhu global pecahkan rekor karena mencapai 17,09 derajat Celsius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perbandingan, suhu rata-rata global biasanya hanya sekitar 15 derajat Celsius.
Prediksi Ilmuwan untuk Iklim 2025
Panasnya bumi dalam beberapa tahun terakhir disebabkan gas rumah kaca yang menyebar di atmosfer dan memerangkap panas dari Matahari. Secara umum, gas rumah kaca diproduksi oleh aktivitas manusia melalui industri, limbah padat, hingga penggunaan bahan bakar fosil.
Di sisi lain, kenaikan suhu global juga dipengaruhi oleh pemanasan El Nino. Peristiwa alam ini menyebabkan permukaan air di Samudra Pasifik bagian timur menjadi lebih hangat, sehingga bisa menaikkan suhu global.
Untuk 2025, ilmuwan memperkirakan suhu global bisa lebih dingin karena kondisi La NiΓ±a. Fenomena anomali iklim global ini diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.
Menurut perkiraan layanan cuaca dan iklim nasional Inggris, Met Office, suhu rata-rata permukaan global pada 2025 akan berkisar antara 1,29Β°C dan 1,53Β°C dan kemungkinan besar 1,41Β°C di atas rata-rata pra-industri.
"Suhu ini sedikit lebih dingin dibandingkan tahun 2024," lapor Nick Dunstone dari Met Office, dilansir New Scientist.
2025 Tetap Berpotensi Jadi Tahun Terpanas
Meski pakar melihat fenomena La NiΓ±a yang bisa mendinginkan bumi pada 2025, hal itu bukan berarti suhu global terhindar dari panas menyengat.
Met Office memperkirakan, tahun 2025 kemungkinan akan menjadi salah satu dari tiga tahun terpanas untuk suhu rata-rata global, sejalan dengan tahun 2024 dan 2023.
Pemimpin tim prakiraan global Met Office untuk 2025, Profesor Adam Scaife, mengatakan suhu global yang hangat diprediksi tetap akan terjadi, meski wilayah tropis Pasifik sedang bergerak menuju fase La NiΓ±a yang mendingin.
"Tahun-tahun, seperti tahun 2025, yang tidak didominasi oleh pengaruh pemanasan El NiΓ±o, seharusnya lebih dingin," ucapnya dikutip dari laman Met Office.
Menurutnya, suhu hangat tetap bertahan karena peristiwa El NiΓ±o tahun 2023/24 telah meningkatkan suhu global untuk sementara. Kondisi ini telah menambah puncak kenaikan suhu yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca selama bertahun-tahun.
"Para peneliti iklim secara aktif mencari faktor-faktor lain yang bertanggung jawab mendorong lonjakan suhu ekstra," pungkasnya.
(faz/nwk)