BMKG: April 2024 Jadi April Terpanas Sepanjang Pencatatan Suhu

ADVERTISEMENT

BMKG: April 2024 Jadi April Terpanas Sepanjang Pencatatan Suhu

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 10 Nov 2024 20:00 WIB
Thermometer showing high temperature. Summer heat concept
Ilustrasi suhu panas. Foto: iStockphoto/izzzy71
Jakarta -

Staf Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hikmat Kurniawan menyebut beberapa rekor suhu panas terjadi pada tahun 2024.

Salah satunya pada bulan April 2024. Rata-rata suhu bulan April 2024 mencapai 15.03 derajat celcius.

Suhu tersebut menjadikan April sebagai bulan terpanas dibandingkan periode sebelumnya sepanjang catatan suhu yang ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dibandingkan dengan April tahun-tahun sebelumnya, April 2024 ini merupakan April terpanas sepanjang pencatatan suhu," kata Hikmat, dikutip dari Antara, Minggu (10/11/2024).

Sejumlah Rekor Suhu Panas Terjadi pada 2024

Selain pada April, Hikmat mengatakan ada sejumlah bulan lain yang mencetak rekor tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya pada bulan Maret.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2024 ini sudah banyak rekor-rekor yang diciptakan di dunia selama sejarah mulai dari suhu terpanas, anomali suhu tertinggi, dan sebagainya," katanya.

Pada Maret 2024, Copernicus Climate Change Surveys (C3S) mencatat suhu yang terjadi di bulan ini jadi terpanas dalam kurun 10 bulan terakhir. Kemudian, di bulan Juni 2024 suhu bumi pun tercatat mencapai 1,5 derajat celcius.

Suhu tersebut dikatakan Hikmat lebih panas dari rata-rata Juni tahun 1850-1900. Adapun bulan Juli 2024, menjadi paling terhangat selama 175 tahun ini seperti hasil pantauan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA).

"Bahkan 21 Juli 2024 memecahkan rekor suhu global sebagai hari terpanas di bumi dengan rata-rata 17,09 derajat celcius," ujar Hikmat.

Penyebab Peningkatan Suhu pada 2024

Kemudian, Hikmat menjelaskan bahwa peningkatan suhu di bumi pada tahun ini diakibatkan oleh gas rumah kaca. Gas tersebut menyebar di atmosfer dan dapat memerangkap panas dari matahari.

Selain itu, karbon dioksida (CO2) pun menjadi unsur yang terbesar yang berdampak pada pemanasan global. Kemudian disusul oleh unsur seperti metana (CHβ‚„), nitrogen oksida (NO), klorofluorokarbon (CFC), dan uap air (H2O).

"CO2 (karbon dioksida) yang paling banyak menyumbangkan (gas rumah kaca) ke atmosfer. Kemudian metana atau CH4 walaupun jumlahnya tidak sebanyak CO2, tapi metana ini menyerap panasnya lebih besar dibanding CO2," tutur Hikmat.




(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads