Brain rot menjadi kata terpopuler tahun 2024 atau Word of The Year menurut Universitas Oxford. Unggul dengan 37 suara saat pemungutan, apa artinya brain rot?
Penggunaan 'brain rot' pertama ditemukan pada tahun 1854 dalam buku Walden karya Henry David Thoreau. Buku itu menceritakan pengalamannya menjalani gaya hidup sederhana di alam.
Melalui tulisan tersebut, Thoreau mengkritik kecenderungan masyarakat untuk merendahkan nilai ide-ide yang kompleks demi ide-ide yang sederhana. Ia melihat hal ini sebagai indikasi penurunan dalam daya mental dan intelektual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara Inggris berusaha keras untuk menyembuhkan kebusukan kentang, tidakkah ada upaya untuk menyembuhkan kebusukan otak 'Brain rot'- yang menyebar jauh lebih luas dan fatal?," ujar Thoreau dikutip dari laman resmi Oxford University Press Senin (30/12/2024).
Tren Kata Brain Rot pada Tahun 2024
Istilah brain rot telah memperoleh makna baru di era digital, khususnya selama 12 bulan terakhir. Awalnya brain rot mendapatkan daya tarik di platform media sosial, terutama di TikTok di antara komunitas Gen Z dan Gen Alpha.
Brain rot kemudian digunakan secara lebih luas, seperti dalam jurnalisme, di tengah kekhawatiran masyarakat tentang dampak negatif dari konsumsi konten daring yang berlebihan.
Pengertian Brain Rot
Brain rot atau kebusukan otak adalah kemunduran mental atau intelektual seseorang, terutama sebagai akibat dari konsumsi berlebihan konten yang dianggap remeh atau tidak menantang.
Psikolog dan Profesor Universitas Oxford Andrew Przybylski mengatakan tidak ada bukti bahwa brain rot benar-benar.
"Sebaliknya, hal itu menggambarkan ketidakpuasan kita dengan dunia daring dan itu adalah kata yang dapat kita gunakan untuk menggabungkan kecemasan yang kita miliki terhadap media sosial," jelasnya dalam BBC dikutip Senin (30/12/2024).
Brain rot diartikan sebagai salah satu bahaya yang dirasakan dalam kehidupan virtual dan bagaimana masyarakat menggunakan waktu luang mereka.
5 Tips untuk Mencegah Brain Rot
Meski tidak terbukti secara ilmiah, kamu bisa mengadopsi strategi untuk memelihara kesehatan otak. Berikut adalah lima tips untuk mengurangi kelebihan beban digital dan melindungi fungsi kognitif seperti dilansir dari Psychology Today:
1. Jadwalkan Waktu Bebas Layar
Tetapkan waktu tertentu sepanjang hari untuk melepaskan diri dari teknologi dan terlibat dalam aktivitas luring.
2. Tetapkan Batas Waktu
Batasi waktu yang dihabiskan di perangkat dan kurangi doomscrolling yang tidak perlu. Gunakan aplikasi yang membatasi waktu layar atau sesuaikan pengaturan perangkat untuk membantu mengelola hal ini.
3. Matikan Layar Sebelum Tidur
Hindari layar setidaknya satu jam sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas istirahat.
4. Buat Zona Bebas Teknologi
Sisihkan area tertentu di rumah atau tempat kerja yang tidak mengizinkan penggunaan teknologi. Ini mendorong interaksi yang lebih penuh perhatian dan kebiasaan yang lebih sehat.
5. Coba Detoks Digital
Putuskan sambungan internet dan perangkat selama beberapa jam sehari. Secara bertahap, perpanjang waktu ini menjadi sehari penuh, akhir pekan panjang, seminggu, atau periode waktu tertentu yang ditentukan. Gunakan waktu ini untuk terlibat dalam aktivitas seperti menekuni hobi, menikmati alam, membaca buku, bersenang-senang, dan banyak lagi.
Dengan mengikuti kelima tips di atas, kebusukan otak atau brain rot dapat kamu hindari. Selamat mencoba!
(nir/nwy)