Apa Itu Pick Me dalam Bahasa Gaul? Ini Arti dan Ciri-cirinya Menurut Psikolog

ADVERTISEMENT

Apa Itu Pick Me dalam Bahasa Gaul? Ini Arti dan Ciri-cirinya Menurut Psikolog

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 23 Des 2024 18:00 WIB
Ilustrasi tindakan sabotase.
Ilustrasi Pick Me Girl. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Farknot_Architect)
Jakarta -

Istilah pick me girl sempat booming dalam beberapa waktu ini. Sebutan pick me yang kerap dilontarkan ternyata merupakan istilah 'gaul' yang bisa dijelaskan menurut psikologi.

Ungkapan pick me sendiri sering dilontarkan saat seorang ingin terlihat berbeda dengan orang lain. Istilah ini kerap muncul dalam konten 'pick me' yang sempat ramai di media sosial TikTok. Isi konten tersebut menampilkan seorang membuat konten seakan mereka adalah sosok 'pick me girl' yang mengkritik orang lain.

Saking ramainya menjadi perbincangan, pick me' menjadi salah satu pencarian tertinggi di Google pada 2023. Lantas, apa itu pick me dalam bahasa gaul?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arti Pick Me

Pick me adalah tindakan seseorang yang berusaha membuat lawan jenis terkesan dengan menyatakan jika dirinya tidak seperti orang lain. Biasanya, perilaku ini ditemukan pada perempuan.

Menurut Psychology Today, frasa yang paling umum dikaitkan dengan pick me girl adalah, "Aku tidak seperti perempuan lain," yang menimbulkan gagasan bahwa mereka lebih unggul dari perempuan lain, terutama di mata laki-laki.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Pick Me

Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Dr Ike Herdiana M Psi Psikolog menyebut ada ciri-ciri individu yang tergolong pick me girl, yakni:

1. Menyatakan Dirinya Berbeda

Pertama, ia akan menyatakan kondisi dirinya berbeda dengan karakteristik atau stereotip gender secara umum. Misalnya mengakui dirinya tidak suka berbelanja seperti perempuan lain.

2. Merendahkan Perempuan Lain

Kedua, ia akan cenderung merendahkan perempuan lain. Misalnya tidak suka bergaul dengan perempuan karena sering bergosip.

3. Tampil 'Berbeda'

Terakhir, seorang pick me girl akan menampilkan sikap, minat, kebiasaan, atau gaya yang dianggap berbeda dan mampu menarik perhatian lawan jenis.

Alasan Seseorang Menjadi Pick Me

Menurut Dr Ike, seorang pick me girl tidak hanya berusaha menarik lawan jenis. Ia melakukan itu karena ingin menerima rasa hormat dan diperhatikan orang lain. Kebutuhan untuk tampil 'berbeda' dan superior ini berkaitan dengan kehidupan sosial.

Mereka umumnya menginginkan kehidupan sosial, namun lewat cara yang tidak sehat, yakni dengan sengaja merendahkan orang lain.

"Termasuk pula keinginan berkompetisi untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan itu," jelas Ketua Kelompok Kajian Gender dan Anak Fakultas Psikologi Unair tersebut dalam laman Unair dikutip Senin (23/12/2024).

Selain rasa hormat, misogini yang terinternalisasi atau internalized misogyny juga menjadi alasannya. Perilaku misogini merupakan kebencian atau rasa tidak suka pada perempuan. Perilaku misogini pada seorang pick me girl muncul lewat keinginan untuk menjauhkan diri dari stereotip perempuan tradisional yang selama ini dianggap tidak menonjol dan cenderung negatif.

Internalized misogyny tersebut menggambarkan perempuan juga bisa memiliki pemahaman seksisme dan perilaku kebencian terhadap sesama perempuan. Kondisi ini juga didorong kebutuhan pribadi untuk terlihat unik dan berbeda dari orang lain.

"Stereotip perempuan yang suka make up, lemah lembut, suka dilindungi, suka belanja, didobrak dengan menyatakan dirinya berbeda dengan kondisi itu semua" terangnya.

Tidak Hanya Menjangkiti Perempuan

Meski beberapa literatur menjelaskan jika umumnya sifat pick me dilakukan oleh perempuan, laki-laki tidak menjadi pengecualian. Layaknya pick me girl, pick me boy adalah situasi ketika laki-laki menentang kondisi stereotip agar dianggap berbeda dan lebih keren oleh lingkungan pergaulan.

"Namun belum ada penjelasan spesifik perbedaan dari sisi gender, karena baik laki-laki dan perempuan memiliki stereotip gender yang sama-sama kuat," jelas Dr Ike.

Membutuhkan Konseling

Perilaku pick me umumnya akan membuat relasi sosial dan lingkungan sekitar menjadi kurang menyenangkan. Dalam hal ini termasuk kondisi persaingan yang tidak sehat, unsur menghina, serta merendahkan salah satu pihak.

"Kondisi tersebut tentu tidak nyaman untuk membangun relasi sosial yang sehat. Secara natural, seseorang barangkali akan meninggalkan relasi seperti itu," sebutnya.

Oleh karena itu, Dr Ike menekankan seseorang yang pick me untuk mengikuti konseling psikologi. Terlebih apabila kondisi tersebut terus berlangsung, individu akan semakin terobsesi merendahkan dan menghina orang lain.

"Mereka akan semakin tidak realistis dengan tindakan-tindakannya. Hal itu akan membuat individu tidak mampu mengontrol emosi hingga timbul ketidaknyamanan secara psikologis," imbuhnya.

Maka apabila perilaku pick me berpotensi merugikan orang lain dan diri sendiri, Dr Ike mengimbau agar segera mencari bantuan profesional.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads