Waspada Hujan Lebat Saat Mudik Nataru, Begini Sebab dan Cara Antisipasi

ADVERTISEMENT

Waspada Hujan Lebat Saat Mudik Nataru, Begini Sebab dan Cara Antisipasi

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 23 Des 2024 12:00 WIB
Sejumlah penumpang memenuhi geladak KM Prince Soyadi Pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (22/12/2024). Menurut data Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda, jumlah penumpang arus mudik Natal dan Tahun Baru 2025 yang berangkat dan tiba di Samarinda menumpang KM Prince Soya dan KM Queen Soya sebanyak 2.165 penumpang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Spt
ο»ΏWarga RI diminta waspada hujan lebat saat periode Nataru, terutama pemudik dan yang bepergian. Begini sebab dan cara mengantisipasinya. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

Mudik Natal dan Tahun Baru sudah mulai berlangsung jelang Libur Natal 25 Desember 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga, khususnya pemudik, untuk waspada hujan lebat pada periode Nataru.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, Indonesia saat ini mengalami cuaca ekstrem karena sejumlah dinamika atmosfer. Kombinasinya meningkatkan potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, terutama para periode Natal dan Tahun Baru.

La Nina hingga Bibit Siklon

Ia menjelaskan, fenomena La Nina lemah membuat curah hujan naik 20-40 persen di sebagian besar wilayah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, bibit siklon di wilayah negara tetangga Indonesia, Malaysia dan Brunei, mengakibatkan angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem. Bibit siklon tropis adalah bibit badai kencang dengan rata-rata radius mencapai 150-200 km.

Dinamika atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) juga masih berlangsung. MJO adalah aktivitas dalam musim di wilayah tropis saat aktivitas konveksi bergerak ke arah timur, dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik.

ADVERTISEMENT

Di samping MJO, Cold Surge juga diproyeksi aktif pada periode Nataru. Cold Surge adalah seruakan udara dingin yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia.

Dwikorita meminta, warga yang hendak bepergian untuk mengecek prakiraan cuaca dan peringatannya terlebih dahulu di situs resmi BMKG dan aplikasi Info BMKG.

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk senantiasa mengecek prakiraan cuaca lewat aplikasi InfoBMKG secara berkala. Peringatan dini cuaca akan disampaikan, sepekan dan diulang tiga hari sebelum kejadian, bahkan hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem," ucapnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, dikutip dari laman BMKG.

Cara Mengantisipasi Bencana Cuaca Ekstrem Hujan Lebat

BMKG menyatakan, pihaknya berkoordinasi dengan AirNav 24/7 untuk mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan. Mengantisipasi puncak musim hujan, warga juga diminta waspada saat berada di wilayah pantai selatan, lereng gunung, bantaran sungai, dataran rendah rawan banjir, dan pantai utara rawan banjir rob.

Dirangkum dari Buku Saku Siaga Bencana oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut cara mengantisipasi hujan lebat dan risiko bencana terkait:

  • Hindari tempat rawan banjir dan longsor.
  • Jangan beraktivitas dekat sungai dan melalui area tebing/bawah tebing.
  • Jika memungkinkan, pilih rute perjalanan yang paling aman.
  • Jangan memaksakan diri melalui jalan yang sudah tergenang air atau kondisinya tidak memungkinkan.
  • Periksa kondisi kendaraan dan pastikan sudah aman untuk berkendara sebelum berangkat, khususnya rem dan lampu.
  • Segera ikuti jika ada peringatan atau perintah/instruksi evakuasi dari otoritas setempat, jangan ditunda agar keamanan anggota keluarga/perjalanan terjaga.
  • Sedia obat-obatan seperti obat demam, flu, antiseptik, dan masker.
  • Sedia tas siaga bencana.



(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads