Kapan Puncak Musim Hujan di Tahun 2024-2025? Begini Prediksi BMKG

ADVERTISEMENT

Kapan Puncak Musim Hujan di Tahun 2024-2025? Begini Prediksi BMKG

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Senin, 23 Des 2024 09:30 WIB
Sejumlah warga menerobos hujan di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Senin(9/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi cuaca ekstrem selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya puncak musim hujan serta fenomena La Nina.
Musim hujan. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Saat memasuki puncak musim hujan, intensitas curah hujan meningkat. BMKG merilis prediksi berlangsungnya puncak musim hujan yang terjadi di akhir dan awal tahun.

Memahami puncak musim hujan bisa membantu masyarakat lebih siap menghadapi tantangan seperti banjir yang seringkali menyertainya. Lantas, kapan puncak musim hujan terjadi?

Kapan Puncak Musim Hujan?

Mengutip laman BMKG, puncak musim hujan tahun 2024 terjadi pada bulan November 2024-Desember 2024. Kemudian dilanjutkan pada bulan Januari-Februari 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibandingkan dengan rata-ratanya, musim hujan 2024/2025 akan datang lebih awal dari biasanya. Sementara, kondisi akumulasi curah hujan pada musim hujan diprediksi berada pada kategori normal, yang menunjukkan tidak ada kondisi terlalu basah maupun terlalu kering.

Sebaran Wilayah pada Puncak Musim Hujan

Puncak musim hujan dari November-Desember 2024 terjadi di wilayah Indonesia bagian barat dan Januari-Februari 2025 untuk wilayah Indonesia bagian timur. Berikut sebaran wilayahnya.

ADVERTISEMENT

November-Desember 2024

  • Sumatera
  • Pulau Jawa pesisir selatan
  • Kalimantan.

Januari-Februari 2025

  • Lampung
  • Jawa bagian utara
  • Sebagian kecil dari Sulawesi, Bali, NTB, NTT,
  • Sebagian besar Papua.

Prediksi Perbandingan Puncak Musim Hujan terhadap Normal

Menurut buku Prediksi Musim Hujan 2024/2025 di Indonesia oleh BMKG, sebanyak 332 Zona Musim (ZOM) (48%) wilayah akan mengalami puncak yang sama dengan normalnya, yang meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian tengah, Kalimantan bagian utara, Pulau Timor NTT, Maluku Utara bagian utara, dan sebagian besar Papua.

Kemudian, terdapat sebanyak 246 ZOM (35%) yang diprediksi akan mengalami puncak yang maju atau lebih awal dari biasanya, meliputi sebagian kecil dari Sumatera, sebagian besar dari Jawa, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi bagian tengah hingga ke utara, Bali, NTB, Maluku Utara bagian selatan, Pesisir Maluku, Kalimana Papua Barat, dan bagian utara Merauke Papua.

Sementara, sebanyak 121 ZOM (17%) diprediksi mengalami puncak yang mundur atau datang lebih lambat dibandingkan biasanya, yang meliputi bagian pesisir timur Kalimantan, sebagian NTT, Sulawesi bagian selatan, bagian tengah dari Maluku, Sorong Papua Barat, dan sebagian besar Papua.

Fenomena La Nina

Menurut prediksi El Nino-Southern Oscillation (ENSO), ada potensi terjadi fenomena La Nina pada akhir tahun 2024 hingga Maret 2025. Secara umum, La Nina cenderung menyebabkan kondisi yang lebih basah di Indonesia. Meski begitu dampaknya bisa bervariasi di setiap wilayah.

La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut di Pasifik Tengah Ekuator lebih dingin dari biasanya. Fenomena ini bisa meningkatkan curah hujan di Indonesia jika suhu perairan lokal hangat.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads