Studi: Maba Perempuan Lebih Sering Komunikasi dengan Orang Tua Dibanding Laki-laki

ADVERTISEMENT

Studi: Maba Perempuan Lebih Sering Komunikasi dengan Orang Tua Dibanding Laki-laki

Hani Muthmainnah - detikEdu
Kamis, 19 Des 2024 10:30 WIB
Ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan ospek di kawasan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Jumat (30/8/2024.
Foto: Pradita Utama/Ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan ospek di kawasan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Jumat (30/8/2024)
Jakarta -

Tahap perkuliahan menjadi sesuatu yang baru bagi setiap anak. Sering kali, saat memulai sebagai mahasiswa baru (maba), anak banyak bergantung dan berkomunikasi intens dengan orang tuanya. Apakah itu membantu?

Komunikasi anak dan orang tua ketika tahap awal perkuliahan sebagai mahasiswa baru ternyata bisa bermanfaat. Hal ini terungkap melalui studi yang dilakukan oleh peneliti dari Washington State University (WSU).

Studi ini melibatkan 367 mahasiswa baru WSU yang mengikuti survei harian selama tujuh hari berturut-turut. Hasil dari survei menunjukkan beberapa perbedaan dalam dalam pola komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hubungan Orang Tua-Anak Semakin Erat

Penelitian yang dipimpin oleh Jennifer Duckworth, Asisten Profesor di WSU, menemukan bahwa komunikasi yang lebih sering melalui telepon, teks, video, maupun tatap muka dapat meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak. Terutama bagi mahasiswa tahun pertama.

Mahasiswa baru merasa lebih baik tentang hubungan mereka ketika orang tua memberikan dukungan, nasihat, dan membahas topik penting seperti belajar atau persahabatan.

ADVERTISEMENT

Komunikasi yang positif seperti ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan mahasiswa, mendorong mereka untuk lebih banyak belajar, dan mengurangi perilaku negatif, seperti konsumsi alkohol dan narkoba.

"Kami mengamati tingkat komunikasi orang tua dan siswa setiap hari. Hari-hari dengan komunikasi lebih baik untuk hubungan antara orangtua dan anak daripada hari-hari tanpa komunikasi apapun," kata Duckworth, dikutip dari laman resmi WSU.

Penelitian juga menunjukkan bahwa para mahasiswa yang berkomunikasi dengan orang tua mereka secara terbuka dan mendapatkan dukungan atau nasihat, akan membuat anak merasa lebih positif tentang hubungan mereka di kemudian hari.

Mahasiswa Baru Perempuan Lebih Sering Berkomunikasi dengan Orang Tua

Dalam penelitian ini, ditemukan juga bahwa mahasiswa perempuan lebih banyak melakukan komunikasi dengan orang tua dibandingkan mahasiswa laki-laki. Maba perempuan tersebut cenderung lebih banyak membahas topik seperti persahabatan dan hubungan, sedangkan maba laki-laki lebih banyak berbicara mengenai manajemen waktu.

Selain itu, ada juga temuan mengenai mahasiswa dari kelompok minoritas ras atau etnis yang melaporkan lebih sedikit hari berkomunikasi dengan orang tua mereka. Meskipun mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berkomunikasi, mereka sering menggunakan panggilan telepon atau video.

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam cara mereka berkomunikasi dengan orang tua dibandingkan dengan mahasiswa lainnya.

"Kami tidak tahu mengapa demikian. Hal ini mencerminkan perbedaan budaya atau perbedaan dalam pengasuhan," papar Duckworth.

Komunikasi Bisa Menjadi Negatif Jika...

Meski penemuan menunjukkan komunikasi sangat bermanfaat untuk hubungan orang tua dan anak, peneliti menggarisbawahi sisi lain. Hal ini terkait dengan siapa yang sering memulai komunikasi terlebih dahulu.

Menurut penelitian, jika orang tua memulai hampir semua komunikasi dengan anak, maka hubungan tersebut bisa menjadi negatif. Ada laporan bahwa ketika orang tua selalu menghubungi anaknya, maka anak akan merasa dikontrol dan tidak diberi kepercayaan.

"Itu bisa jadi merupakan indikasi dari pola asuh yang terlalu terlibat," terang Duckworth.

Menurutnya, mahasiswa dengan orang tua yang terlalu mengontrol atau sering menghubungi mereka cenderung memiliki pandangan yang lebih negatif tentang hubungan mereka.

Hubungan ini disebut dengan istilah "orang tua helikopter" yaitu merujuk pada orang tua yang terlalu mengatur kehidupan anak mereka. Kata peneliti, hal ini bisa berdampak buruk pada hubungan antar keduanya.

Duckworth menekankan akan pentingnya orang tua tetap terlibat secara teratur tanpa membuat anak merasa terbebani.

"Pesan teks sangat bagus untuk sekadar bertukar kabar yang dapat sangat bermanfaat bagi kesulitan hubungan," tuturnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads