- Pengertian Asimilasi
- Syarat Terjadinya Asimilasi 1. Perbedaan Kebudayaan 2. Interaksi Intensif
- Faktor Pendorong dan Penghambat Asimilasi Faktor Pendorong: 1. Toleransi 2. Timbal Balik 3. Simpatik dan Pemahaman 4. Perkawinan Antar Etnik Faktor Penghambat 1. Kurangnya Pengetahuan 2. Ketakutan Terhadap Budaya Lain 3. Ego dan Superioritas
- Contoh Asimilasi 1. Musik Dangdut 2. Penggunaan Bumbu dalam Masakan 3. Pengaruh Hindu-Budha pada Arsitektur 4. Kue Kering Khas Lebaran 5. Gamelan dan Musik Barat 6. Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing 7. Makanan di Perayaan Imlek 8. Gambang Kromong
Asimilasi adalah sebuah proses sosial yang sangat penting dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, agama, dan budaya Indonesia menjadi contoh bagaimana berbagai kelompok budaya saling berinteraksi dan mengadopsi unsur-unsur budaya dari kelompok lain.
Apa itu asimilasi?
Pengertian Asimilasi
Secara etimologis, istilah "asimilasi" berasal dari bahasa Latin, assimilare yang berarti "menjadi sama". Asimilasi merujuk pada proses di mana kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi dan saling mempengaruhi hingga terbentuk kebudayaan baru yang merupakan campuran dari beberapa kebudayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Koentjaraningrat, asimilasi adalah proses di mana kelompok-kelompok dengan kebudayaan yang berbeda saling beradaptasi setelah melakukan interaksi yang intens. Proses ini menyebabkan masing-masing kelompok mengubah beberapa aspek budaya mereka dan menyatu menjadi satu kebudayaan yang lebih besar.
Syarat Terjadinya Asimilasi
Proses asimilasi tidak terjadi begitu saja. Berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi agar asimilasi dapat terjadi menurut Setyadi & Elly M dalam Ritonga (2011):
1. Perbedaan Kebudayaan
Asimilasi hanya dapat terjadi apabila ada kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. Interaksi terjadi antara dua kebudayaan yang berbeda akan menciptakan kemungkinan perubahan.
2. Interaksi Intensif
Asimilasi juga memerlukan adanya interaksi langsung yang intens antara kelompok-kelompok tersebut dalam jangka waktu yang lama. Proses saling bergaul dan saling memengaruhi ini akan mempercepat terjadinya kebudayaan campuran.
Faktor Pendorong dan Penghambat Asimilasi
Proses asimilasi tidak selalu berjalan mulus, Berikut beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendorong asimilasi dalam jurnal Asimilasi Budaya Melayu Terhadap Budaya Pendatang di Kecamatan Senapelan Kota Pekan Baru oleh Ritonga (2017), antara lain:
Faktor Pendorong:
1. Toleransi
Saling menerima dan memberi dalam struktur masyarakat yang terbuka akan mempermudah proses asimilasi.
2. Timbal Balik
Ketika kedua belah pihak saling mendapatkan manfaat dari interaksi proses asimilasi akan lebih lancar dan mempercepat penyatuan budaya.
3. Simpatik dan Pemahaman
Jika ada rasa saling menghargai dan perlakuan yang baik antar kelompok, proses asimilasi akan lebih mudah dilakukan.
4. Perkawinan Antar Etnik
Salah satu bentuk asimilasi yang sangat kuat adalah perkawinan antar etnik atau ras. Melalui perkawinan akan lahir kelompok baru yang menggabungkan unsur-unsur kedua budaya.
Faktor Penghambat
1. Kurangnya Pengetahuan
Kurangnya pengalaman terhadap kebudayaan yang dihadapi, baik dari pendatang atau penduduk asli dapat menghambat proses asimilasi.
2. Ketakutan Terhadap Budaya Lain
Perasaan takut atau curiga terhadap kebudayaan lain sering kali menjadi penghambat dalam terbentuknya asimilasi.
3. Ego dan Superioritas
Sikap ego dan rasa superioritas yang dimiliki oleh individu dari suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain juga dapat menghambat terjadinya asimilasi.
Contoh Asimilasi
1. Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan genre musik yang sudah terasimilasi dengan pengaruh musik India, Melayu, dan Arab yang kemudian dikombinasikan dengan elemen-elemen budaya lokal.
2. Penggunaan Bumbu dalam Masakan
Banyak masakan Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan lain. Misalnya India yang membuat masakan Indonesia menggunakan banyak rempah-rempah atau Arab yang mempengaruhi masakan menggunakan daging kambing.
3. Pengaruh Hindu-Budha pada Arsitektur
Candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan di Indonesia merupakan asimilasi budaya Hindu-Budha dengan budaya lokal. Ornamen dan struktur bangunan mencerminkan perpaduan elemen India dan Indonesia.
4. Kue Kering Khas Lebaran
Kue-kue lebaran, seperti nastar, kastengel, dan putri salju adalah hasil perpaduan antara kuliner Eropa (kue kering) dan budaya Indonesia yang telah disesuaikan bahan-bahan dan cita rasa lokal.
5. Gamelan dan Musik Barat
Di beberapa daerah, gamelan tradisional Indonesia telah digabungkan dengan musik Barat. Misalnya, musik gamelan yang dimainkan bersama orkestra simfoni dalam pertunjukan kesenian.
6. Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Pengaruh bahasa Belanda, Portugis, dan Arab pada bahasa Indonesia, seperti kata-kata serapan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kantor dari bahasa Belanda, kursi dari bahasa Arab, dan armada dari bahasa Portugis.
7. Makanan di Perayaan Imlek
Perayaan Tahun Baru Cina yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia banyak menggunakan masakan khas Indonesia, seperti opor ayam dan sate.
8. Gambang Kromong
Alat musik gambang kromong adalah jenis orkestra khas Jakarta yang merupakan asimilasi dari musik Tionghoa seperti yang dikutip dalam buku Sastra Betawi pada Gambang Kromong Klasik karya Akmad Dinayat Ilyas.
(pal/pal)