Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bagaimana cara pohon yang tumbuh di wilayah gurun dapat bertahan hidup pada suhu panas ekstrem. Benarkah ada rahasianya?
Riset yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada Oktober lalu, membahas satu jenis pohon ikonik di Arizona dan Southwest bernama pohon kapas Fremont. Pohon tersebut tak hanya dikenal akan kemampuannya membantu makhluk hidup di sekitarnya, tapi juga ketahanannya dari suhu ekstrem saat musim panas maupun musim dingin.
Kata anggota tim riset, Alexandra Schuessler, seiring dengan meningkatnya gelombang panas, pohon ini mengandalkan daun-daunnya untuk mendinginkan suhu tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, pohon ini menghadapi sejumlah ancaman seperti suhu panas yang dapat menimbulkan stres hingga menipisnya pasokan air untuk mendinginkan tubuh. Hal tersebut diakibatkan perubahan iklim dan bendungan yang menahan aliran sungai alami.
"Keterbatasan air akibat manusia ditambah dengan peningkatan suhu panas dan kekeringan di seluruh wilayah Barat Daya akan berdampak buruk pada pohon-pohon ini, yang pada gilirannya akan menyebabkan hilangnya habitat dan stres pada spesies lain yang bergantung pada pohon kapas untuk mendapatkan tempat bernaung, makanan, dan tempat bersarang," kata Alexandra, dikutip dari Phys.
Pohon Gurun Dapat Mendinginkan Daunnya
Untuk menguji bagaimana pohon kapas Fremont bertahan di suhu panas ekstrem, para peneliti menggunakan empat sampel dari Desert Botanical Garden.
Mereka menguji sampel pohon tersebut pada berbagai kondisi lingkungan. Selama bulan Juli 2023 yang merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat saat itu, mereka memasang sensor pada daun untuk mengukur suhu pohon.
Dari hasil pengujian, para peneliti menemukan bahwa pohon-pohon tersebut mampu mendinginkan daun-daunnya menggunakan teknik yang disebut pendinginan evaporatif. Teknik tersebut serupa dengan fungsi keringat pada manusia untuk mendinginkan kulit ketika merasakan hawa panas.
"Bahkan ketika suhu mencapai 118Β°F, yang membuat pohon dan tim peneliti merasakan stres, pohon-pohon tersebut mampu bertahan dari suhu panas, terutama pohon-pohon dari lokasi terpanas di hilir Sungai Colorado," kata Alexandra.
Selain itu, timnya juga menemukan bahwa pembatasan air secara eksperimental membuat pohon-pohon tersebut mengalami kombinasi stres, panas, dan kekeringan.
Penelitian yang dilakukan Alexandra dan timnya menyimpulkan bahwa pohon kapas Fremont dapat tumbuh subur apabila akarnya menerima asupan air. Ini dapat menjadi ancaman bagi pohon tersebut apabila cadangan air mengering.
Jumlah Pohon Kapas Diprediksi Semakin Berkurang
Untuk menjelaskan hal ini, Alexandra menerangkan kondisi Danau Havasu yang dulunya memiliki populasi pohon kapas Fremont yang banyak. Akan tetapi, kini populasinya semakin berkurang seiring dengan menipisnya ketersediaan air serta suhu panas ekstrem di wilayah tersebut,
Berkurangnya populasi pohon kapas Fremont berdampak pada hilangnya habitat bagi burung dan hewan yang bergantung padanya untuk berlindung dari panas ekstrem.
Alexandra memprediksi, wilayah persebaran pohon kapas Fremont akan menyempit dalam beberapa tahun ke depan, bahkan, ketika jumlah cadangan air di habitatnya kembali seperti sedia kala.
Populasi manusia di Arizona dan Southwest kemungkinan juga akan merasakan dampak dari berkurangnya jumlah pohon gurun ini. Misalnya aktivitas luar ruangan seperti hiking, arung jeram, dan kegiatan rekreasi lainnya akan terasa kurang nyaman karena tidak ada pelindung dari sinar matahari.
"Kebanyakan orang di wilayah gurun, tertarik pada air dan duduk di bawah naungan pohon sambil mengamati aliran air. Pohon kapas merupakan bagian penting dari apa yang disebut 'pita hijau' di sepanjang sungai gurun yang memberi kita keteduhan itu," tuturnya.
(cyu/faz)