Serial Upin Ipin menjadi salah satu tontonan favorit anak-anak di Indonesia. Sejak 2007 hingga sekarang serial animasi produksi Les' Copaque Production atau LCP tersebut tayang di salah satu televisi swasta di Indonesia.
Ada sebuah pertanyaan menggelitik dari masyarakat Indonesia, tentang sosok tokoh utama dalam serial tersebut yakni Upin dan Ipin yang berkepala botak. Mengapa kepala Upin dan Ipin botak, ke mana rambutnya?
Haji Burhanuddin Mohd Radzi, pemilik Rumah produksi Les' Copaque Production menjelaskan kisah di balik kepala dua bocah kembar tersebut yang botak. Kepada 18 perwakilan media yang hadir dalam lawatan bersama Ikawan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia, Burhanudin blak blakan tentang proses awal produksi serial Upin Ipin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhanuddin yang sempat kuliah di Fakultas Perminyakan Institut Teknologi Bandung itu mendirikan Les' Copaque Production pada 2005 dengan modal 40 juta ringgit Malaysia. Ceritanya bermula saat dia tak lagi kerja di bidang perminyakan.
Bersama sang istri Hajah Ainon Ariff, Burhan merintis rumah produksi Les' Copaque Production yang memproduksi serial animasi. Saat itu sejumlah pegiat animasi di Malaysia berkiblat pada tokoh dan cerita dari barat.
Namun Burhanuddin dan Istri justru ingin memproduksi serial dengan karakter asli lokal. Maka kemudian munculah ide membuat serial animasi Upin dan Ipin.
Burhanuddin dan Istri dibantu oleh delapan pekerja pun menggarap serial tersebut. Awalnya tak terpikir bahwa dua tokoh utamanya yakni Upin dan Ipin akan berkepala botak.
Ide sang kembar berkepala botak muncul saat proses kreatif. "Ini nanti kalau (Upin - Ipin) ada rambut, proses renderingnya akan lama dan biaya nambah lagi," cerita Burhanuddin saat ditemui di Kantor Les' Copaque Production di Jalan Boling Padang G 13/G, Section 13, 40100 Shah Alam, Selangor, Malaysia Rabu, 29 Juni 2022.
Maka lahirlah sosok Ipin dengan kepala botak dan Upin yang hanya ada sedikit rambut. Strategi untuk menghemat ongkos produksi lainnya adalah, Burhanuddin dan Hajah Ainon Ariff turut langsung menjadi pengisi suara. Burhanuddin mengisi suara Tuk Dalang, dan Hajjah Ainon sebagai pengisi suara Opanya Upin dan Ipin.
Semua proses produksi serial Upin Ipin disupervisi langsung oleh Burhanuddin dan Istri. Ciri khas lainnya dari dua bocah kembar itu adalah selalu memakai kaus tanpa lengan berwarna kuning dengan tulisn huruf U untuk Upin dan I untuk Ipin.
Saat pertama kali tayang di televisi Malaysia, serial Upin dan Ipin tak langsung mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Burhanuddin pun mengaku selama 2 tahun dia tak mendapat pemasukan. Namun bukan berarti karyawannya tidak dia gaji.
"Meski tak ada pemasukan, mereka (karyawan) tetap saya gaji, ada bonus," terang Burhan.
Hingga kemudian tahun keempat sejak Les' Copaque Production berdiri serial Upin dan Ipin tayang di televisi di Indonesia dan digemari anak-anak. Kini Les' Copaque Production telah mempekerjakan 200 orang pegawai.
Serial Upin dan Ipin menceritakan anak kembar beserta kawan-kawannya di suatu desa yang bernama Kampung Durian Runtuh. Sampai saat ini Upin dan Ipin merupakan serial yang paling diminati oleh anak-anak di Indonesia karena banyak mengandung nilai edukasi, baik tentang persahabatan, adab terhadap orang tua, toleransi, agama, hingga tentang budaya.
(erd/erd)