Sebagian Tempat di Bumi Bikin Berat Badan Lebih Ringan, Ternyata Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Sebagian Tempat di Bumi Bikin Berat Badan Lebih Ringan, Ternyata Ini Alasannya

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 11 Des 2024 21:00 WIB
IN SPACE - In this handout provided by the National Aeronautics and Space Administration, Earth as seen from a distance of one million miles by a NASA scientific camera aboard the Deep Space Climate Observatory spacecraft on July 6, 2015. (Photo by NASA via Getty Images)
Bumi. Foto: NASA via Getty Images
Jakarta -

Di beberapa bagian dunia, gravitasi sedikit lebih rendah daripada di tempat lain. Maka dari itu, anomali gravitasi dapat membuat berat badan menjadi lebih ringan. Misalnya di Teluk Hudson di Kanada.

Hal ini disebabkan benda dengan massa lebih besar mengerahkan gaya gravitasi yang lebih besar. Selain itu, massa bumi tidak seragam, sehingga gravitasi bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Kita membutuhkan skala yang sangat akurat untuk menyadarinya. Contohnya gravitasi di Teluk Hudson sekitar 4/1.000 persen lebih rendah daripada rata-rata Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori Gravitasi Bervariasi

Ketika para ilmuwan menemukan anomali ini pada 1960-an, mereka mengembangkan dua teori untuk menjelaskannya. Teori yang pertama adalah bahwa kerak bumi masih bangkit dari Zaman Es terakhir.

Sekitar 20.000 tahun yang lalu, lapisan es Laurentide yang sangat besar menyelimuti Amerika Utara. Berat es, yang tebalnya lebih dari 3 km (hampir dua mil) di beberapa lokasi, mendorong kerak benua ke bawah.

ADVERTISEMENT

Ketika Zaman Es berakhir, Laurentide mencair dengan cepat, tetapi keraknya lebih lambat untuk kembali. Ia pulih sekitar 12 mm (0,5 inci) per tahun, jadi butuh 300.000 tahun lagi sebelum kembali ke posisi semula.

Lekukan yang tertinggal di kerak ini menunjukkan Teluk Hudson memiliki massa yang sedikit lebih sedikit dan oleh karena itu gravitasinya juga sedikit lebih rendah.

Teori kedua berkaitan dengan pergerakan mantel di bawah kerak bumi.

Mantel terbuat dari batuan cair yang dipanaskan oleh inti bumi. Selama skala waktu geologis, mantel naik, sebelum tenggelam lagi saat mendingin. Hal ini menciptakan arus konveksi yang menyebabkan lempeng tektonik bergerak.

Arus tersebut juga dapat menarik benua ke bawah, sehingga sedikit mengurangi massa, dan gravitasi, di area tersebut.

Pada 2002, pengukuran satelit mengungkapkan kedua teori tersebut benar.

Anomali gravitasi Teluk Hudson disebabkan oleh kombinasi arus konveksi mantel dan peninggalan lapisan es Laurentide. Jadi, bahkan setelah kerak bumi pulih sepenuhnya, bagian dunia ini akan tetap memiliki gravitasi yang sedikit lebih rendah daripada rata-rata.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads