Thailand Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa, Apa Alasannya?

ADVERTISEMENT

Thailand Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa, Apa Alasannya?

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Rabu, 11 Des 2024 08:00 WIB
The flag of Thailand pinned on the map. Horizontal orientation. Macro photography.
Ilustrasi Thailand jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah Bangsa Eropa. Foto: Getty Images/iStockphoto/MarkRubens
Jakarta -

Abad ke-19 bisa dibilang sebagai masa kelam yang mana kolonialisme dialami oleh sebagian besar negara di dunia. Eropa terutama Inggris dan Prancis berupaya menaklukkan banyak negara dengan tujuan meraih kekayaan, kejayaan, serta penyebaran agama.

Tidak seperti Indonesia hingga Vietnam, Thailand menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tak pernah diduduki sepenuhnya oleh orang Eropa. Apa ya alasan Negeri Gajah Putih itu tidak pernah dijajah?

Mengapa Thailand Tidak Pernah Dijajah Eropa?

Ada sejumlah alasan mengapa Thailand tak pernah jadi koloni Eropa. Mengutip catatan detikcom, berikut sederet alasannya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Merupakan Buffer State

Thailand, sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Siam, tak dapat dipengaruhi Eropa karena merupakan buffer state. Artinya, wilayah yang terimpit dua kekuatan atau ideologis besar sehingga berpotensi bermusuhan.

Kala itu negara-negara di sekitar Thailand, meliputi Myanmar dan Malaysia dikuasai Inggris serta Prancis menduduki Kamboja, Laos, dan Vietnam. Menyadari kondisi itu, Raja Chulalongkorn yang sedang memimpin 'mendekatkan diri' kepada keduanya untuk menghindari kolonialisme.

ADVERTISEMENT

Raja Chulalongkorn mengambil jalur diplomasi dengan menjalin hubungan baik bersama para pemegang kekuatan besar alias bangsa Eropa. Langkah strategis ini terbukti efektif menjadikan Thailand tak dijajah.

2. Mengadopsi Gaya Eropa

Untuk mencegah penjajahan, Thailand meniru sejumlah kebiasaan Eropa. Raja Siam melakukan modernisasi dengan menerapkan sistem politik mandala, yakni reformasi kekuasaan yang tadinya tersebar menjadi terpusat (sentralistik).

Dilansir Newhistorian, raja bertanggung jawab secara de facto atas seluruh wilayah Thailand. Wilayah tersebut tidak punya kepastian politik secara de jure, karena dikembalikan lagi kepada raja sebagai penguasa.

Reformasi yang terjadi juga mengorganisasi kembali pemerintahan menjadi kementerian di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat. Kementerian ini
bertanggung jawab secara fungsional dan birokrasi pada pemerintah pusat, atau raja sebagai pemimpin.

Thailand juga mengadopsi pembuatan peta, seperti yang dilakukan Inggris dan Prancis, untuk menetapkan batas wilayah kekuasaan secara jelas. Bangsa Eropa memetakan suatu area agar mudah mengklaim wilayah tersebut.

3. Dibiarkan Sebagai Negara Independen

Sejak awal abad ke-19, Prancis Inggris terus mencoba menanamkan pengaruhnya di Thailand. Namun Negeri Gajah Putih itu tidak pernah sepenuhnya dikendalikan Eropa meski terkadang berada di bawah pengaruh Cina dan Jepang.

Dikutip dari The Globalist, penjajah berupaya menguasai Kerajaan Siam dengan mencaplok sejumlah wilayah perbatasannya, tetapi tidak juga berhasil mendudukinya. Pada akhirnya, Inggris dan Prancis membiarkan Thailand berdiri independen di antara koloni yang menguasai negara-negara sekelilingnya.




(azn/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads