Ilmuwan Temukan Lokasi Awal Mula Reaksi Gluten

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Lokasi Awal Mula Reaksi Gluten

Muhammad Alfathir - detikEdu
Rabu, 04 Des 2024 09:00 WIB
Cropped shot of a young woman on a gluten free diet is saying no thanks to white bread. Woman refusing to eat white bread. Gluten intolerance concept. Health care and medicine concept. Copy space.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Jelena Stanojkovic
Jakarta -

Gluten adalah protein alami yang umum ditemukan dalam gandum, pasta, dan berbagai makanan berbahan dasar tepung. Namun, bagi pengidap penyakit celiac atau autoimun yang memiliki sensitivitas pada gluten, konsumsi makanan ini harus dihindari karena dapat memicu gangguan pencernaan yang serius.


Penelitian terbaru yang dipimpin oleh ilmuwan Universitas McMaster, Sara Rahmani, mengidentifikasi lokasi awal mula reaksi gluten pada pengidap penyakit celiac.


Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian Terhadap Lapisan Usus

Studi berjudul "Gluten-Dependent Activation of CD4+ T Cells by MHC Class II-Expressing Epithelium," yang diterbitkan dalam Gastroenterology, Vol 167 pada November 2024 oleh Sara Rahmani dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa sel-sel yang membentuk lapisan usus adalah lokasi awal mula dari reaksi gluten.

ADVERTISEMENT


Rahmani dan timnya melakukan penelitian pada tikus dengan kondisi menyerupai penyakit celiac untuk mengidentifikasi lokasi awal reaksi gluten dalam tubuh.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 90 persen tikus dalam studi ini memiliki gen yang mengkode protein HLA-DQ2.5. Sementara 10 persen lainnya memiliki protein HLA-DQ8.


Rahmani menerangkan bahwa HLA adalah jenis protein yang berperan sebagai "penjaga" yang mengingatkan tubuh apabila terdapat potongan-potongan penyerang, seperti virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.


Jenis protein ini bekerja dengan menampilkan potongan-potongan dari virus dan bakteri kepada sel imun lain. Hal ini dilakukan agar sel-sel kekebalan lain dapat mengenali ancaman tersebut dan siap untuk melawan.


Dalam konteks gluten, HLA-DQ2.5 dan HLA-DQ8 dibentuk tubuh untuk menahan potongan peptida gluten yang resistan terhadap pencernaan, serta memerintahkan sel kekebalan tubuh lain untuk melawannya.


Namun, proses ini hanya terjadi apabila potongan-potongan gluten melintasi dinding usus dan berubah menjadi potongan yang lebih mudah dikenali oleh HLA.


"Sel-sel di dinding usus bertanggung jawab untuk melepaskan enzim pengangkut ini ke dalam usus, jadi mereka jelas memiliki peran penting pada tahap awal penyakit," terang Rahmani dikutip dari Science Alert.


"Mereka juga diketahui mengekspresikan keluarga protein yang termasuk HLA-DQ2.5 dan HLA-DQ8, yang biasanya diatur oleh respons peradangan dalam usus," imbuhnya.


Dengan demikian, sel-sel yang melapisi usus tidak hanya bersifat pasif, tetapi juga aktif dalam menangani gluten. Sel-sel ini membantu memecah gluten dan mengirimkan potongan-potongan tersebut kepada sel kekebalan tubuh untuk dihancurkan.

Cara Meminimalisir Risiko Gluten
Seorang ahli gastroenterologi dari Universitas McMaster sekaligus penulis dalam studi, Elena Verdu menerangkan bahwa satu-satunya cara agar penderita celiac tidak terkena risiko dari gluten adalah dengan menghindari segala jenis makanan yang mengandung gluten.


"Saat ini, satu-satunya cara untuk mengobati penyakit celiac adalah dengan sepenuhnya menghindari gluten dalam pola makan," kata Verdu.

Dengan ditemukannya lokasi reaksi awal dari gluten, para peneliti berharap agar penelitian di masa depan dapat menemukan cara agar pengidap celiac dapat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten secara aman.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads