Direktur Mitras DUDI: Angkatan Kerja RI 99% di UMKM, Hanya 1% di Usaha Besar

ADVERTISEMENT

Direktur Mitras DUDI: Angkatan Kerja RI 99% di UMKM, Hanya 1% di Usaha Besar

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 03 Des 2024 13:30 WIB
Vocationomics di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat, Selasa (3/12/2024).
Vocationomics di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat, Selasa (3/12/2024). Foto: Devita Savitri/detikcom
Jakarta -

Direktur Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Adi Nuryanto mengungkap angkatan kerja di Indonesia saat ini berjumlah sekitar 140 juta orang. Jumlah ini tersebar di berbagai bidang usaha baik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan usaha besar.

Menariknya dari total tersebut, lebih banyak angkatan kerja Indonesia yang bekerja di UMKM dibandingkan dengan usaha besar. Perbandingannya cukup jauh yakni 99% (UMKM) dan hanya 1% (usaha besar.)

"Angkatan kerja kita total sekitar 140 juta. Yang bekerja di UMKM itu adalah 99% dan usaha besar itu (sekitar) 3 juta orang atau sekitar kurang dari 1%," ujar Adi dalam acara Vocationomics di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat, Selasa (3/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UMKM Sediakan 99,9% Lapangan Kerja

Dijelaskan Adi, angkatan kerja adalah populasi usia produktif yang siap kerja. Indonesia hingga saat ini masih termasuk dalam negara yang memiliki proporsi tenaga kerja tertinggi di sektor usaha mikro.

Artinya, sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal atau usaha kecil dengan modal terbatas. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara maju dunia. Di sana proporsi pekerja lebih merata di berbagai skala usaha, baik mikro, kecil, menengah, maupun besar.

ADVERTISEMENT

"Ini menandakan bahwa struktur ekonominya (ekonomi negara maju) lebih terdiversifikasi dan didominasi perusahaan besar dalam menyerap tenaga kerja," ungkap Adi.

Karena didominasi usaha mikro, bagian ini menyumbang banyak lapangan kerja. Setidaknya tercipta 99,9% lapangan kerja dari sektor UMKM.

"Sebagai gambaran, UMKM menyediakan 99,9% lapangan kerja dengan 96,9% total tenaga kerja nasional terserap di sektor ini," jelas Adi.

Indonesia Masih Bergantung di Sektor Informal

Meski memberikan lapangan kerja yang banyak, Adi menjelaskan ada perbedaan yang sangat terlihat antara struktur industri Indonesia dan negara maju. Yakni terletak pada tingginya proposi pekerja di sektor menengah dan besar yang menunjukkan industrialisasi yang kuat.

"Perusahaan besar di negara maju memiliki kapasitas lebih besar untuk menciptakan lapangan kerja formal. Sedangkan negara berkembang seperti Indonesia memiliki kecenderungan dominasi usaha mikro," tambah dia.

Karena didominasi usaha mikro, menandakan industri di Indonesia masih bergantung pada sektor informal. Langkah ini ternyata dapat mempengaruhi stabilitas pekerjaan, perlindungan tenaga kerja, dan produktivitas nasional.

"Sektor mikro cenderung memiliki produktivitas lebih rendah dibandingkan sektor yang kecil, menengah, dan besar. Ini dapat mempengaruhi daya saing Indonesia di pasar internasional," pungkas Adi.




(det/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads