Studi Ungkap Rahasia Manusia Purba Denisovan Bertahan Hidup di Dataran Tinggi Tibet

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Rahasia Manusia Purba Denisovan Bertahan Hidup di Dataran Tinggi Tibet

Hani Muthmainnah - detikEdu
Selasa, 03 Des 2024 07:30 WIB
Pintu masuk ke Gua Karst Baishiya di Tibet
Foto: Dongju Zhang (Universitas Lanzhou)/Pintu masuk ke Gua Karst Baishiya di Tibet
Jakarta -

Studi yang terbit di Nature pada 3 Juli 2024 mengungkapkan penemuan fosil manusia purba Denisovan di Gua Baishiya, Tibet pada ketinggian 3.280 meter di atas permukaan laut. Fosil ini bisa menjadi bukti untuk mengetahui bagaimana manusia purba bertahan hidup ribuan tahun di dataran tinggi.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti nasional yang terdiri dari Universitas Lanzhou (China), Universitas Kopenhagen (Denmark), dan Universitas Reading (Inggris) mempelajari 2.500 sisa tulang Denisovan. Mereka ingin mengetahui bagaimana manusia purba ini dapat bertahan hidup di wilayah yang keras dan beriklim ekstrem selama hampir 200.000 hingga 400.000 tahun yang lalu.

Denisovan sendiri merupakan salah satu spesies manusia purba yang telah punah dan diperkirakan hidup pada masa Neanderthal dan Homo sapiens hidup. Selama ini, para arkeolog hanya berhasil menemukan sedikit sisa Denisovan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukti yang sedikit ini yang membuat ilmuwan susah untuk menentukan alasan mereka punah. Namun, berdasarkan bukti yang ada, spesies manusia purba ini melakukan perkawinan silang dengan Neanderthal dan Homo sapiens.

Denisovan, Manusia Purba yang Bisa Hidup di Lingkungan Ekstrem

Seperti yang diketahui, kondisi iklim sekarang sangat berbeda dengan zaman manusia purba. Meski oksigen lebih berlimpah pada masa dahulu, tapi perubahan besar seperti zaman es menjadi tantangan ekstrem.

ADVERTISEMENT

Hasil studi mengungkapkan bahwa Denisovan telah mampu bertahan hidup di kondisi ekstrem yang mengalami perubahan yang tidak menentu, termasuk pada zaman es. Mereka menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap perubahan iklim dan kehidupan di dataran tinggi.

"Penelitian kami mengungkap informasi baru tentang perilaku dan adaptasi Denisovan terhadap kondisi dataran tinggi dan perubahan iklim. Kami baru saja mulai memahami perilaku spesies manusia yang luar biasa ini," kata Dr Geoff Smith, seorang ahli zooarkeologi di University of Reading, dikutip dari reading.ac.uk.

Para ilmuwan juga mengidentifikasi satu tulang rusuk sebagai milik individu Denisovan baru. Lapisan tempat tulang rusuk ditemukan diperkirakan berusia antara 48.000 dan 32.000 tahun yang lalu. Bukti ini menyiratkan bahwa individu Denisovan tersebut hidup pada masa ketika manusia modern menyebar di seluruh benua Eurasia.

Di sisi lain, penelitian juga telah menunjukkan bahwa Denisovan tak hanya hidup melalui dua periode dingin, tetapi juga selama periode interglasial yang lebih hangat antara era Pleistosen Tengah dan Akhir.

Rahasia Bertahan Hidup ala Denisovan

Diketahui, dalam bertahan hidup, Denisovan memburu, menyembelih, dan memakan berbagai spesies hewan. Analisis berbagai fosil juga memperkirakan Denisovan memburu banyak binatang untuk dijadikan bahan makanan.

Hasil ini ditunjukkan setelah peneliti mengekstrak informasi berharga dari fragmen tulang dengan Zooarchaeology by Mass Spectrometry (ZooMS).

Pakar dan peneliti dari Universitas Lanzhou, Dr Huan Xia, hasil analisis menunjukkan bahwa tulang-tulang Denisovan berasal dari domba biru (bharal), yak liar, kuda, badak berbulu yang telah punah, hyena tutul, serta mamalia kecil dan burung.

Bukti ini menunjukkan bahwa Denisovan menempati gua dan memanfaatkan secara efisien semua sumber daya hewan yang tersedia bagi mereka. Tak hanya untuk makan, hasil buruan yang mereka dapatkan sebagian dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku peralatan untuk aktivitas sehari-hari.

"Secara bersamaan, bukti fosil dan molekuler menunjukkan bahwa Cekungan Ganjia, tempat Gua Karst Baishiya berada, menyediakan lingkungan yang relatif stabil bagi Denisovan, meskipun berada di dataran tinggi," papar Dr Frido Welker, peneliti dari Universitas Kopenhagen.

Meskipun Denisovan bertahan hidup dalam kondisi yang sangat menantang, peneliti masih belum mengetahui dengan pasti kapan dan mengapa mereka akhirnya punah. Hal ini masih menjadi fokus utama penelitian pada masa mendatang.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads