Jika Ada Asteroid Menuju Bumi, Apa yang Harus Dilakukan Umat Manusia?

ADVERTISEMENT

Jika Ada Asteroid Menuju Bumi, Apa yang Harus Dilakukan Umat Manusia?

fahri zulfikar - detikEdu
Minggu, 17 Nov 2024 20:00 WIB
Setiap 30 Juni, PBB memperingati Hari Asteroid Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dunia tentang asteroid dan dampaknya.
Foto: Getty Images/iStockphoto/buradaki
Jakarta -

Sejumlah prediksi astronom tentang potensi asteroid menabrak Bumi terus dilakukan guna penelitian lebih lanjut. Terbaru, astronom menemukan asteroid bernama Apophis yang berpotensi menghantam Bumi. Lantas apa yang harus dilakukan manusia jika itu benar-benar terjadi?

Asteroid Apophis sebenarnya sudah diteliti dalam beberapa tahun ke belakang. Menurut ilmuwan, asteroid sebesar dua gedung besar itu melintas dalam jarak 30.600 kilometer dari Bumi.

Meski begitu, potensi tabrakan dengan Bumi ini sangatlah kecil. Sebab, lintasannya akan sulit berbelok ke arah Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluangnya pada dasarnya adalah 1 berbanding sejuta bahwa hantaman asteroid dapat membelokkan Apophis cukup jauh. Dan hanya 1 berbanding sejuta bahwa hantaman itu dapat membuat Apophis bertabrakan dengan Bumi pada tahun 2029," kata Paul Wiegert, seorang astronom di University of Western Ontario, dikutip dari laman resmi kampus.

Sebelumnya, dalam sejarah peradaban di Bumi, terdapat beberapa asteroid yang pernah menghantam Bumi. Misalnya, asteroid Chicxulub yang menghantam Bumi pada 65 juta tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Asteroid itu berdiameter 10-15 kilometer dan menghantam wilayah yang sekarang disebut Meksiko. Hantaman ini mengakibatkan 70% spesies di Bumi punah, termasuk dinosaurus.

Apa yang Harus Dilakukan Umat Manusia Jika Ada Asteroid Menabrak Bumi?

Untuk diketahui, bahwa di tata surya kita terdapat jutaan asteroid yang melintas. Ini artinya, potensi ancaman tidak bisa dihindari, terlepas besar atau kecilnya potensi tersebut.

Mengutip New Scientist, jika asteroid menabrak Bumi, maka bisa menembus atmosfer dengan kecepatan 60.000 kilometer per jam. Saat menghantam tanah, itu bisa membuat apa pun menguap begitu saja.

Menurut para ahli, berurusan dengan asteroid besar dan berbahaya bagi Bumi diperlukan kerja sama internasional yang baik. Dalam hal ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengembangkan "prosedur untuk merespons tsunami dan peristiwa besar lainnya".

"Tetapi untuk dampak asteroid, kami pikir skalanya akan sedemikian besar sehingga kami perlu mendiskusikan saat ini apa yang diperlukan untuk memberikan tanggapan internasional dalam skala besar," ucap Leviticus "L.A." Lewis, pakar dari Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) AS di Kantor Koordinasi Pertahanan Planet (PDCO) NASA, dikutip dari Space.

Salah satu respons yang dipaparkan NASA, yakni melibatkan koordinasi evakuasi orang-orang di zona potensi dampak. Terlebih jika itu mencakup wilayah yang luas, akan sulit mengingat betapa cepatnya asteroid bergerak di ruang angkasa dan susahnya menentukan lintasan asteroid yang baru ditemukan.

"Kita perlu mengatur dan mulai mendiskusikan apa yang sebenarnya diperlukan untuk mengoordinasikan upaya besar. Dan siapa yang akan bertanggung jawab? Organisasi apa? Bagaimana kita membentuknya? Apakah PBB? Apakah akan menjadi kombinasi organisasi internasional? Bagaimana kita bisa mencapainya? Jadi, itulah tantangan barunya," tambah Lewis.

Memperkirakan Ukuran Asteroid hingga Terus Melakukan Penelitian

Menurut ahli, cara yang belum dipetakan secara pasti ini, hanyalah gambaran awal, dengan banyak fakta penting yang masih kabur atau tidak diketahui. Misalnya, tidak jelas seberapa besar ukuran asteroid tersebut; perkiraan ukurannya berkisar antara 60 hingga 800 meter.

Maka dari itu, peneliti harus terus mencoba mengetahui komposisinya untuk melihat detail yang sangat penting. Sebab, asteroid padat yang terbuat dari logam atau berbatu akan berperilaku sangat berbeda, baik selama upaya pembelokkan potensial maupun saat terjadi tumbukan dibandingkan "tumpukan puing" berupa tanah dan kerikil.

"Dampak asteroid yang besar berpotensi menjadi satu-satunya bencana alam yang dapat diprediksi oleh umat manusia bertahun-tahun sebelumnya dan mengambil tindakan untuk mencegahnya," kata Lindley Johnson, petugas pertahanan planet emeritus di Markas Besar NASA di Washington.

Dalam hal ini, tim ahli perlu memeriksa tiga kemungkinan utama di masa depan, salah satunya adalah tidak melakukan apa pun sampai pengamatan teleskop lebih lanjut dapat dilakukan.

Di sisi lain, perlu dilakukan pelatihan terkait potensi langkah demi langkah untuk menghadapi ancaman asteroid. Semua hal-hal tersebut sangat penting dilakukan dengan kerja sama internasional.

"Keterlibatan internasional sejak dini sangatlah penting. Kredibilitas tersebut sangat penting dan harus dibangun sekarang," tutur Lewis.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads