Astronom memperhitungkan asteroid besar berpotensi menghantam Bumi pada tahun 2029. Asteroid bernama Apophis itu akan melintas dalam jarak 30.600 kilometer dari Bumi.
Apophis, nama asteroid itu, diambil dari Apep, nama dewa kejahatan, kegelapan dan kehancuran Mesir kuno.
Asteroid Apophis diperkirakan memiliki ukuran sebesar dua gedung Empire State, Amerika. Kendati demikian, Paul Wiegert, seorang astronom di University of Western Ontario, mengatakan bahwa tabrakan dengan asteroid lebih kecil membuat Apophis bisa berbelok ke dalam lintasan yang memungkinkan bisa bertabrakan dengan Bumi.
Namun, jangan panik dulu. Wiegert mengatakan peluang asteroid kecil menabrak Aphohis yang membuatnya masuk ke dalam lintasan yang bisa bertabrakan dengan Bumi amat kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peluangnya pada dasarnya adalah 1 berbanding sejuta bahwa hantaman asteroid dapat membelokkanApophis cukup jauh sehingga membahayakan (Bumi) dan bisa tabrakan pasca-2029 di masa mendatang. Dan hanya 1 berbanding sejuta bahwa hantaman itu dapat membuatApophis bertabrakan dengan Bumi pada tahun 2029," katanya.
Wiegert menjelaskan bahwa dalam penelitian tersebut, ia mempertanyakan apakah sebuah asteroid ini akan bisa menghantam Bumi selama periode 2021 hingga 2027 ketika teleskop di Bumi tidak dapat mengamati Apophis dan apakah hal ini dapat membelokkannya cukup jauh sehingga membuatnya berbahaya. Ia menjelaskan jika Asteroid Apophis pada dasarnya tidak dapat diamati mulai sekarang hingga tahun 2027 karena berada di langit saat siang hari.
"Sehingga dapat ditabrak tanpa kita segera menyadari kejadiannya," ujarnya.
Jika manusia menemukan Apophis berada di jalur tabrakan dengan Bumi selama lintasan berikutnya pada tahun 2029, 2036, dan 2068, manusia memiliki beberapa opsi untuk mencoba mengalihkannya. Misalnya, seperti halnya benturan kecil yang dapat menggeser batu angkasa 'dewa penghancur' ini ke arah Bumi, tabrakan kecil lainnya dapat mengubah arah lintasannya lagi.
NASA Berusaha Mengubah Lintasan Asteroid
Pada tahun 2022, NASA sudah mencoba ide ini. Lembaga antariksa Amerika Serikat itu berusaha menabrak sistem asteroid Dimorphos dan Didymos dengan penumbuk Double Asteroid Redirection Test (DART) dan mengukur perubahan gerakannya.
"Ada kemungkinan bahwa misi seperti DART dapat digunakan untuk mengalihkan Apophis kembali ke jalur yang aman, tetapi bagaimana dan apakah ini akan berhasil masih belum diketahui," kata Wiegart.
Pengalihan lainnya bisa dengan senjata yang lebih kuat, seperti menghantam asteroid dengan senjata nuklir hingga mengecat satu sisi asteroid menjadi hitam. Sebagai informasi, mengecat asteroid menjadi hitam akan membuatnya menyerap lebih banyak radiasi Matahari, menggeser pusat massanya, dan mengubah lintasannya. Ide-ide itu secara ilmiah sangat berdasar tapi belum teruji.
"Sulit untuk mengatakan metode pengalihan lain apa yang akan berhasil, tetapi para ilmuwan berpikir keras tentang pilihan kita," kata Wiegart.
Astronom telah menyiapkan rencana dengan menggunakan pesawat ruang angkasa dan satelit untuk bertemu dengan asteroid itu saat ia mendekat ke Bumi.
"Lintas dekat Apophis yang akan datang pada tahun 2029 merupakan tonggak alami bagi planet kita, karena kita memasuki masa di mana kita sebagai komunitas global memiliki kemampuan untuk menghindari dampak asteroid yang membawa bencana seperti yang mungkin telah memusnahkan dinosaurus," simpul Wiegart.
"Komunitas astronomi secara keseluruhan terus memikirkan asteroid berbahaya seperti Apophis serta kemungkinan langkah selanjutnya," pungkasnya.
(nir/nwk)