Kapan Lempeng Tektonik Bumi Mulai Terbentuk? Ini Jawabannya

ADVERTISEMENT

Kapan Lempeng Tektonik Bumi Mulai Terbentuk? Ini Jawabannya

m - detikEdu
Kamis, 14 Nov 2024 07:30 WIB
Infografis Gempa Bumi dan Indonesia di antara 3 Lempeng Tektonik
Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi/Ilustrasi titik Gempa Bumi dan Indonesia di antara 3 Lempeng Tektonik
Jakarta -

Bumi terdiri dari beberapa lempeng sebagai materi penyusun. Salah satunya adalah lempeng tektonik atau lapisan besar yang bergerak dan bertabrakan sehingga membentuk lapisan Bumi. Namun, kapan lempeng tektonik mulai terbentuk?

Para ilmuwan memiliki berbagai pendapat mengenai kapan lempeng tektonik pertama kali terbentuk di Bumi. Apa saja?

Terbentuknya Lempeng Tektonik Berdasarkan Batuan

Ahli geosains dari Universitas Texas, Robert Stern menjelaskan bahwa lempeng tektonik kemungkinan terbentuk pada era Neoproterozoikum yang terjadi sekitar 1 miliar hingga 541 juta tahun lalu. Hal ini berdasarkan catatan geologi yang menunjukkan banyaknya ofiolit dan sekis biru di zona subduksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ofiolit adalah bagian dari kerak samudra yang terdorong ke daratan, sedangkan sekis biru adalah jenis batuan yang terbentuk ketika lempeng tektonik bertabrakan dan menyelam ke dalam bumi. Sementara itu, subduksi adalah proses saat satu lempeng tektonik bergerak di bawah lempeng lain.

Dengan demikian, menurut Stern, keberadaan ofiolit dan sekis ini membuktikan bahwa lempeng tektonik terjadi pada masa Neoproterozoikum. Namun, pendapat Stern ini dinilai terlalu konservatif oleh para ilmuwan.

ADVERTISEMENT

Terbentuknya Lempeng Tektonik Berdasarkan Kandungan Kimia

Banyak ilmuwan memperkirakan bahwa lempeng tektonik mulai terbentuk sekitar 2,5 hingga 3,8 miliar tahun yang lalu, pada zaman Arkean. Hal ini berdasarkan kandungan kimia kerak Bumi.

Menurut studi yang terbit di PubMed National Library of Medicine tahun 2012, oleh Chris J. Hawkesworth dan kawan-kawan, sekitar 3 miliar tahun lalu, banyak kerak bumi mulai mengalami proses daur ulang, termasuk lempeng tektonik.

"Ini mungkin menunjukkan perubahan besar di mana kerak Bumi mulai dihancurkan dan dikerjakan ulang melalui proses subduksi," kata seorang profesor emeritus geosains dari Universitas St. Andrews di Inggris, Chris Hawkesworth dalam Live Science, dikutip Kamis (7/11/2024).

Sementara itu, ilmuwan Bumi dan Planet dari Universitas Harvard, Nadja Drabon, menjelaskan bahwa pergeseran kerak yang terjadi sekitar 3,6 miliar tahun lalu dapat dibuktikan dari zircon atau mineral yang tahan terhadap pelarutan batuan.

Struktur zircon yang ditemukan saat itu mulai terlihat mirip dengan yang ada di zona subduksi saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa kerak Bumi kemungkinan bergeser lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

"Kerak juga menjadi lebih pendek umurnya sekitar waktu itu, sekali lagi menunjukkan proses daur ulang subduksi," ujar Drabon.

Sebuah studi yang terbit di Nature pada 14 Juni 2023 oleh John A. Tarduno dan kawan-kawan, mengungkapkan bahwa butiran zircon berada di tempat asalnya selama lebih dari 3,4 miliar tahun. Hal ini membuktikan bahwa daratan di Bumi tidak bergerak hingga saat itu.

Dalam hal ini, Drabon menjelaskan bahwa lempeng tektonik kemungkinan muncul pada waktu yang berbeda dengan subduksi, atau sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu saat daratan di bumi mulai bergeser dan membentuk benua.

Kendati demikian, perkiraan terbentuknya lempeng tektonik sampai saat ini masih menjadi misteri. Berbagai pandangan yang dikemukakan oleh ahli masih memiliki kelemahan, baik dari temuan batuan maupun kandungan kimia pada kerak bumi.

Teori Lempeng Tektonik

Mengutip situs Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat teori lempeng tektonik yang berkaitan dengan teori pergerakan benua.

Seperti yang diketahui bahwa sekitar 250 juta tahun yang lalu, lempeng-lempeng tektonik tergabung dalam satu benua besar yaitu Pangea. Benua ini kemudian pecah menjadi dua yakni Laurasia dan Gondwana.

Perpecahan satu benua menjadi dua benua ini yang kemudian menjadi teori pergerakan lempeng benua. Pada teori ini, benua yang telah terpecah kemudian membentuk daratan dan samudra.

Sementara itu, adanya gaya konveksi mantel pada lempeng benua mendorong proses terbentuknya dua lempeng tektonik, yaitu lempeng benua dan lempeng samudra. Gaya konveksi mantel tersebut merupakan gaya yang ditimbulkan karena adanya tekanan panas bumi.

Selama berjuta-juta tahun, adanya gaya konveksi mantel mengakibatkan timbulnya suatu celah dan memisahkan satu lempeng benua menjadi dua bagian. Seiring bertambahnya waktu celah antar lempeng benua tersebut menjadi semakin lebar dan membentuk lempeng samudra.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads