Bumi Punya Permukaan, Kenapa Jupiter Tidak? Ini Faktanya

ADVERTISEMENT

Bumi Punya Permukaan, Kenapa Jupiter Tidak? Ini Faktanya

Muhammad Alfathir - detikEdu
Senin, 11 Nov 2024 07:00 WIB
jupiter
Foto: Juno NASA/Planet Jupiter
Jakarta -

Bumi adalah satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Hal ini karena adanya permukaan di Bumi dan atmosfer yang mendukung kehidupan. Lantas kenapa planet seperti Jupiter tidak punya permukaan?

Jupiter dikenal sebagai planet terbesar yang ada di tata surya. Planet ini berada di posisi kelima setelah Mars, berdasarkan jaraknya dari Matahari.

Terkait kenapa Jupiter tidak memiliki permukaan seperti Bumi, pakar mencoba menjelaskannya sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jupiter Tidak Memiliki Permukaan tapi Penuh dengan Gas

Menurut asisten profesor fisika dari Universitas Clarkson, Benjamin Roulston, Jupiter tidak memiliki permukaan kokoh seperti Bumi. Tidak ada tanah, batu, atau permukaan padat untuk berjalan maupun mendaratkan pesawat ruang angkasa.

Berbeda dengan planet lain di tata surya, Jupiter tidak memiliki komposisi berupa material padat dan berbatu. Planet ini hanya terdiri dari komposisi gas seperti pada Matahari. Hal ini menyebabkan mengapa Jupiter sering kali dijuluki sebagai "raksasa gas".

ADVERTISEMENT

"Jupiter adalah bola gas yang terus bergolak dan penuh badai. Kecepatan angin di beberapa wilayahnya mencapai 400 mph (sekitar 640 km/jam), hampir tiga kali lipat dari badai kategori 5 di Bumi," terang Roulston dalam Science Alert, dikutip Kamis (7/11/2024).

Roulston menambahkan bahwa kandungan gas hidrogen dan helium pada Jupiter menghasilkan tekanan yang sangat kuat, bahkan tekanan ini dapat membuat tubuh manusia meledak.

"Saat lapisan gas di atas semakin menekan ke bawah, rasanya seperti berada di dasar lautan, tetapi alih-alih air, Anda dikelilingi oleh gas yang dapat membuat tubuh meledak," imbuhnya.

'Lautan' Gas dan Inti yang Sangat Panas di Jupiter

Pada kedalaman 1.600 kilometer di Jupiter, gas yang terdapat di atas kemudian berubah menjadi hidrogen cair hingga menciptakan lautan. Namun, lautan ini tidak memiliki air, melainkan gas yang berbentuk cair.

Sementara di kedalaman sekitar 32.000 kilometer di Jupiter, hidrogen cair kemudian berubah menjadi hidrogen metalik dengan elektron yang bergerak bebas.

"Perlu diingat bahwa transisi lapisan ini berlangsung secara bertahap, tidak tiba-tiba, transisi dari gas hidrogen normal ke hidrogen cair dan kemudian ke hidrogen metalik terjadi secara perlahan dan lancar," papar Roulston.

Sementara itu, pada bagian inti Jupiter, tekanan menjadi semakin tinggi setara dengan 100 juta atmosfer Bumi. Bagian inti Jupiter juga memiliki suhu yang sangat tinggi mencapai 20.000 derajat Celsius atau tiga kali lipat lebih panas daripada permukaan Matahari.

"Dengan panas yang ekstrem, wahana antariksa yang mencoba mencapai inti Jupiter akan meleleh seketika," ucap Roulston.

Peran Penting Jupiter di Tata Surya

Kendati kondisinya yang ekstrem, Jupiter memiliki peran penting sebagai perisai bagi planet-planet di tata surya.

Dengan tarikan gravitasinya yang sangat kuat, Jupiter berperan dalam mengubah orbit asteroid dan komet selama miliaran tahun. Gravitasi ini melindungi puing-puing di tata surya agar tidak menabrak planet lain, termasuk Bumi.

"Tanpa campur tangan Jupiter, sebagian dari puing-puing angkasa itu bisa saja menabrak Bumi, bahkan dapat menyebabkan kepunahan," tutur Roulston.

"Mungkin Jupiter memberikan bantuan bagi keberadaan kita, tetapi planet itu sendiri sangat tidak ramah bagi kehidupan, setidaknya kehidupan sebagaimana yang kita ketahui," pungkasnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads