Melihat Penampakan Gaib Menurut Sains, Hantu atau Halusinasi?

ADVERTISEMENT

Melihat Penampakan Gaib Menurut Sains, Hantu atau Halusinasi?

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 02 Nov 2024 13:00 WIB
Ilustrasi Hantu
Foto: Ilustrasi hantu (iStock)
Jakarta -

Fenomena paranormal, termasuk perasaan dihantui, telah menjadi subjek penyelidikan ilmiah sejak munculnya spiritualisme pada zaman Victoria.

Sayangnya, sebagian besar analisis paranormal menurut ahli bersifat pseudosains, berdasarkan ilmu pengetahuan yang salah, tidak lengkap, atau salah ditafsirkan, atau tidak valid karena bias, manipulasi, asumsi, dan terdapat faktor kelalaian.

Dalam kasus-kasus yang bersifat gaib, ahli menilai bukti yang disajikan tidak memenuhi ketelitian ilmiah. Atau bahkan dapat ditafsirkan dengan cara yang tidak memerlukan paranormal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang ada beberapa isu hantu yang memiliki 'bukti' beberapa fenomena fisik seperti variasi magnetik, tekanan atau suhu, gambar yang direkam, atau video atau audio.

"(Namun) fenomena ini tidak membuktikan keberadaan makhluk supernatural, karena tidak ada hubungan logis antara bukti dan kesimpulan. Mungkin ada fenomena lain yang belum diketahui yang dapat menjelaskan pengamatan tersebut," jelas Dr Alastair Gunn, astronom radio di Jodrell Bank Centre for Astrophysics di University of Manchester.

ADVERTISEMENT

Ia menilai isu makhluk gaib mirip dengan masalah UFO, atau UAP (Unidentified Anomalous Phenomena). Meskipun tidak diragukan lagi ada banyak kasus objek udara tak dikenal, tapi tidak ada alasan ilmiah untuk menyimpulkan bahwa ini terkait dengan pesawat luar angkasa atau peradaban alien kuno.

Mempercayai kunjungan alien hanya berdasarkan penampakan yang tidak dapat dijelaskan, disebut lompatan keyakinan yang tidak ilmiah. Hal yang sama berlaku untuk kepercayaan pada hantu, menurut Dr Alastair, tidak ada alasan ilmiah untuk itu.

Penjelasan Sains soal Melihat Penampakan

Walaupun begitu, sains menawarkan beberapa penjelasan potensial untuk penampakan. Sebagian besar bersifat lingkungan atau psikologis.

Salah satu penjelasan tentang pengalaman dihantui adalah sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Hal ini terjadi ketika tubuh masih lumpuh seperti saat tidur, tetapi pikiran sepenuhnya aktif.

Sehingga, pengalaman semacam ini dapat menciptakan persepsi yang dapat dengan mudah disalahartikan sebagai kejadian supernatural.

"Halusinasi juga dapat disebabkan oleh kurang tidur, stres tinggi, variasi elektromagnetik, infrasonik (suara frekuensi rendah), atau sekadar lingkungan bersuhu tinggi," kata Dr Alastair, dikutip dari BBC Science Focus.

"Jamur yang sering ditemukan di rumah-rumah tua juga diduga berperan dalam halusinasi," imbuhnya.

Beberapa spesies jamur diketahui menyebabkan radang saraf optik dan halusinasi berikutnya. Eksperimen telah menunjukkan bahwa Stachybotrys (jamur hitam) menyebabkan rasa takut pada tikus laboratorium.

Satu penelitian bahkan menemukan rumah-rumah dengan laporan hantu secara statistik lebih mungkin mengandung jamur. Ilmuwan lain juga telah menyebutkan keracunan kimia dapat mengakibatkan halusinasi supranatural yang meyakinkan atau salah persepsi.

Bahan-bahan kimia yang dicurigai, termasuk beberapa pestisida dan formaldehida (yang dapat ditemukan di kayu yang diolah serta beberapa cat dan pernis). Selain itu, karbon monoksida (CO) telah terbukti dalam beberapa kasus sebagai penyebab rasa dihantui.

Seperti pada Februari 1921, American Journal of Ophthalmology menerbitkan sebuah surat yang menyatakan bahwa penampakan, secara tegas dikaitkan dengan CO.

"Ada banyak 'hantu' yang terbukti memiliki penjelasan rasional," pungkasnya.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads