Pernah Bermukim di Kanada, Kenapa Bangsa Viking Tidak Menjajah Amerika Utara?

ADVERTISEMENT

Pernah Bermukim di Kanada, Kenapa Bangsa Viking Tidak Menjajah Amerika Utara?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 01 Nov 2024 18:30 WIB
Members of the Up Helly Aa Jarl Squad parade through the streets in Lerwick, Shetland Islands on January 31, 2023 before the Up Helly Aa festival later in the day. - Up Helly Aa celebrates the influence of the Scandinavian Vikings in the Shetland Islands and culminates with up to 1,000 guizers (men in costume) throwing flaming torches into their Viking longboat and setting it alight later in the evening. (Photo by Andy Buchanan / AFP)
Foto: AFP/ANDY BUCHANAN//Ilustrasi orang-orang Viking
Jakarta -

Jauh sebelum Christopher Columbus tiba di Amerika pada 1492, bangsa Viking telah mendarat di wilayah Amerika Utara sekitar tahun 1000 M. Namun, diketahui bangsa Viking tidak menjajah wilayah Amerika Utara tersebut. Kenapa ya?

Bangsa Viking adalah suku pelaut yang menjelajah wilayah Eropa Utara sejak abad ke-8. Bangsa ini mendirikan permukiman di wilayah yang sekarang disebut Islandia dan Greenland pada abad ke-9 dan 10.

Setelah itu, bangsa Viking melanjutkan penjelajahan mereka ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Newfoundland, Kanada, di Amerika Utara. Jejak ini didasarkan pada peninggalan permukiman Viking yang disebut "Hop" di provinsi New Brunswick di Kanada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berbeda saat mereka menguasai Eropa dan membuat permukiman di sana, di wilayah Amerika Utara, bangsa Viking justru tidak menjajah. Apa alasannya?

Hanya Mengincar Sumber Daya Alam

Seorang arkeolog senior dari Parks Canada, Birgitta Wallace, menjelaskan bahwa salah satu alasan bangsa Viking tidak menjajah Amerika Utara adalah karena koloni mereka di Greenland masih tergolong baru dan sedang berkembang.

ADVERTISEMENT

Saat bangsa Viking mendarat di Amerika Utara, mereka lebih tertarik untuk menemukan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk membangun koloninya di Greenland. Bangsa Viking menyebut wilayah ini sebagai "Vinland," yang berarti "Tanah Anggur".

"Ketertarikan bangsa Viking yang sebenarnya adalah menemukan sumber daya yang dapat menopang koloni Greenland yang baru, dan Vinland dieksplorasi karena menawarkan sumber daya yang potensial," kata Wallace dalam Live Science, dikutip Senin (28/10/2024).

Kekalahan Perang dengan Penduduk Asli

Sementara itu, peneliti dari Smithsonian Institute, Kevin P Smith, memiliki perbedaan pendapat tentang alasan bangsa Viking tidak menjajah wilayah tersebut. Ia berpendapat bahwa sebenarnya bangsa Viking tertarik untuk membangun koloni baru di wilayah Amerika Utara.

"Pada dekade-dekade awal abad ke-11 M, ada minat untuk mendirikan koloni di wilayah yang dikenal sebagai Vinland," ujarnya.

Namun, lanjutnya, minat untuk mendirikan koloni di 'Vinland' ini dilakukan sebagai peluang bagi "putra kedua" dari kepala suku Viking untuk memiliki wilayahnya sendiri. Akhirnya minat itu tidak terealisasikan karena wilayah tersebut sudah memiliki lebih banyak penduduk daripada yang dibawa oleh bangsa Viking.

"Ketika bangsa Viking berinteraksi dengan penduduk asli Amerika Utara, konflik pun pecah dengan cepat," imbuh Smith.

Konflik yang terjadi antara bangsa Viking dengan penduduk asli kemudian menyebabkan kekalahan yang berimbas pada mundurnya bangsa Viking ke wilayah mereka sendiri, yakni Greenland.

"Bangsa Viking yang mencoba mendirikan koloni di Amerika Utara dikalahkan, mundur, dan tidak melihat kemungkinan untuk menang atau mendirikan koloni yang stabil di tanah tersebut," ungkapnya.

Rute dan Urbanisasi yang Tidak Mendukung

Di sisi lain, jarak antara Greenland dan 'Vinland' yang jauh juga menjadi alasan mengapa bangsa Viking tidak tertarik untuk menjajah Amerika Utara. Hal ini karena bangsa Viking harus melewati rute laut yang memiliki cuaca dingin dan badai di Atlantik Utara.

Kurator dari koleksi kapal Viking di University of Oslo's Museum of Cultural History, Jan Bill, mengatakan bahwa cuaca dingin dan badai di Atlantik Utara membuat laut ini menjadi penghalang yang lebih tinggi daripada kondisi yang lebih menguntungkan yang ditemukan di selatan.

Selain itu, pada zaman Viking, Skandinavia masih kurang terurbanisasi. Kota-kota dan pusat-pusat wilayah di sana belum cukup kuat secara politik maupun ekonomi untuk mendukung upaya kolonisasi.

"Negara-negara yang lebih maju dapat berinvestasi lebih banyak dalam kolonisasi dibandingkan negara-negara yang sangat muda seperti Denmark, Norwegia, dan Swedia (Skandinavia)," kata Bill.

Wabah Penyakit

Sementara itu, studi "The Northern World: A.D. 900-1400" yang ditulis oleh Dr. William Agger dan Herbert Maschner pada 2009, mengungkapkan bahwa ada kemungkinan bangsa Viking membawa penyakit yang menyebabkan wabah di antara masyarakat kutub Utara yang dikenal sebagai "Dorset".

Kendati demikian, wabah ini tidak menyebar luas ke seluruh wilayah di Amerika Utara. Namun, wabah tersebut juga dapat menjadi salah satu alasan mengapa bangsa Viking tidak melakukan penjajahan ke wilayah Amerika Utara pada saat itu.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads