5 Fakta Unik Kongres Pemuda 1928, Ternyata Peserta 'Tidak Bisa' Bahasa Indonesia

ADVERTISEMENT

5 Fakta Unik Kongres Pemuda 1928, Ternyata Peserta 'Tidak Bisa' Bahasa Indonesia

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 27 Okt 2024 14:00 WIB
Sumpah Pemuda 28 Oktober, Simak Sejarah dan Teks Lengkapnya
Museum Sumpah Pemuda (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Peringatan Sumpah Pemuda akan kembali dirayakan pada 28 Oktober 2024. Ikrar yang lahir dari Kongres Pemuda itu menyimpan cerita unik yang tak lepas dari sejarah. Apa saja lima fakta unik Kongres Pemuda?

Kongres Pemuda digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres tersebut bertujuan untuk menyatukan pemuda dan pemudi Indonesia dalam melawan penjajah.

Ada berbagai cerita unik selama kongres berlangsung. Mulai dari tidak boleh mengucapkan kata Merdeka hingga peserta kongres yang 'tidak bisa' bahasa Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasaran apa lagi lima fakta unik di Kongres Pemuda? Simak berikut ini, ya.

5 Fakta Unik Kongres Pemuda

1. Para Peserta 'Tidak Bisa' Bahasa Indonesia

B Sularto dalam buku 'Dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama ke Sumpah Pemuda' menerangkan jika Kongres Pemuda I diisi dengan pidato-pidato berbahasa Belanda. Hal ini lantaran bahasa Belanda merupakan bahasa pendidikan pada saat itu.

ADVERTISEMENT

Bahasa Indonesia sendiri masih kalah pamor dengan bahasa Melayu. Inilah yang membuat para peserta kongres masih terbata-bata saat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Setelah Kongres Pemuda Kedua, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan dalam pertemuan-pertemuan bangsa Indonesia. Barulah para pemuda menyebarkan bahasa Indonesia ke seluruh Tanah Air.

2. Tiga Kali Ganti Gedung

Kongres yang berlangsung dua hari ini terus berpindah tempat. Menurut laman Museum Sumpah Pemuda, rapat pertama pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB).

Kemudian rapat kedua di pagi hari Minggu, 28 Oktober 1928 berlangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop. Barulah rapat ketiga dan terakhir pada Minggu sore diadakan di Gedung Indonesische Clubgebouw.

3. Diikrarkan di Rumah Orang Tionghoa

Ikrar Sumpah Pemuda dilakukan di rumah milik seorang pedagang furnitur keturunan Tionghoa bernama Sie Kong Lian. Rumah tersebut beralamat di Jalan Kramat Raya, No. 16, Jakarta Pusat. Saat itu, Sie Kong Lian menjadikan tempat itu sebagai rumah indekos. Penyewanya sebagian besar mahasiswa kedokteran yang berkuliah di STOVIA.

Kini rumah tersebut dijadikan sebagai cagar budaya dan Museum Sumpah Pemuda. Pada 2021 lalu, ahli warisSie KongLian secara resmi menghibahkan gedung dan tanah tersebut kepada pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

4. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan

Lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Menurut laman resmi Kemendikbudristek, WR Supratman selaku pencipta mengalunkan Indonesia Raya dengan alat musik biola. Hal itu mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta kongres.

5. Tidak Boleh Ada Kata Merdeka

Para peserta kongres dilarang mengatakan kata Merdeka karena kongres yang dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. Larangan penggunaan kata merdeka pada saat itu juga turut menjadi alasan lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh WR Supratman hanya diiringi biola tanpa menyertakan syair.

Itulah lima fakta unik Kongres Pemuda 1928 yang melahirkan Ikrar Sumpah Pemuda. Semoga menambah wawasan, ya!




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads