Para peneliti di Tiongkok berhasil menemukan keju tertua di dunia setelah meneliti beberapa mumi yang dikubur di wilayah pemakaman Xiaohe, Cekungan Tarim. Keju tersebut ditemukan sebagai olesan pada kepala dan leher mumi yang berusia sekitar 3.600 tahun.
Sebelumnya, pada peneliti telah melakukan penelitian terhadap mumi di Cekungan Tarim selama beberapa dekade. Kemudian, mereka menemukan mumi dengan zat misterius di bagian kepala dan lehernya.
Setelah dianalisis melalui DNA, ternyata zat tersebut adalah keju kefir. Dengan usia mumi yang sangat tua ini, menjadikan zat tersebut sebagai keju tertua di dunia yang pernah ditemukan.
Keju Kefir Tertua di Dunia
Keju kefir adalah jenis keju fermentasi yang dibuat dari susu sapi atau kambing. Keju ini mengandung beberapa spesies bakteri, termasuk Lactobacillus kefiranofaciens dan Pichia kudriavzevii, yang juga ditemukan dalam biji kefir modern.
Menurut peneliti dan ahli paleontologi di Chinese Academy of Sciences, Qiaomei Fu, Lactobacillus kefiranofaciens masih berkerabat dekat dengan bakteri yang berasal dari biji kefir di Tibet. Hal ini diketahui setelah peneliti melacak evolusi bakteri tersebut selama 3.600 tahun.
"Pengamatan kami menunjukkan budaya kefir telah dipertahankan di wilayah Xinjiang, Tiongkok Barat Laut, sejak Zaman Perunggu," ujar Fu dalam Live Science, yang dikutip Jumat (4/10/2024).
Kenapa Keju Digunakan untuk Olesan pada Mumi?
Fu mengatakan bahwa penemuan keju ini menjadi hal yang langka. Sebab, makanan seperti keju sangat sulit diawetkan selama ribuan tahun.
Di sisi lain, para peneliti juga merasa gembira karena dengan mempelajari keju kuno, dapat membantu ilmuwan lebih memahami pola makan dan budaya nenek moyang manusia.
"Dengan meneliti produk susu, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan manusia purba dan interaksinya dengan dunia," tutur Fu, menjelaskan temuan yang diterbitkan di Jurnal Cell pada 25 September 2024.
Meskipun begitu, para peneliti masih belum menemukan secara pasti bagaimana awalnya keju digunakan untuk menutupi mumi-mumi pada zaman itu. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis keju tersebut.
(faz/faz)