Pemanasan global semakin meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kebakaran hutan. Sehingga cuaca yang semakin panas sekarang menjadi semakin panas lagi.
Berdasarkan sebuah analisis data satelit selama lebih dari satu dekade yang dipublikasikan di jurnal Nature, meningkatnya frekuensi dan tingkat keparahan kebakaran hutan dapat meningkatkan pemanasan permukaan lahan. Analisis ini sendiri bertajuk "Forest fire size amplifies postfire land surface warming" dan ditulis oleh Jia Zhao dkk , dipublikasikan 25 September 2024.
Temuan tersebut menyorot faktor yang sebelumnya diabaikan yang dapat memengaruhi iklim dan dinamika kebakaran di masa mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran hutan menjadi lebih sering terjadi dan lebih besar. Beberapa wilayah seperti Amerika Serikat (AS) bagian barat dan Spanyol bagian timur mengalami peristiwa kebakaran yang luasnya berlipat ganda atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade terakhir.
Kebakaran hutan yang lebih besar biasanya mengakibatkan hilangnya vegetasi yang lebih banyak, tetapi dampak meningkatnya lahan yang akhirnya terekspos ini terhadap iklim, belum diketahui.
Para peneliti dalam riset tersebut menganalisis data satelit peristiwa kebakaran hutan dari tahun 2003-2016 di hutan beriklim sedang dan boreal utara (40Β° LU-70Β° LU). Mereka menemukan efek pemanasan yang meluas satu tahun setelah peristiwa kebakaran.
Namun juga, melalui model matematika mereka menghitung bahwa ukuran kebakaran meningkatkan pemanasan permukaan lahan di Amerika Utara dan Asia boreal timur.
Dikutip dari Phys.org, analisis tersebut mengungkap evapotranspirasi (gabungan evaporasi dan transpirasi) dan reflektivitas permukaan menurun satu tahun setelah peristiwa kebakaran, dengan penurunan yang lebih besar setelah kebakaran yang lebih besar. Artinya permukaan lahan memanas dengan melepaskan lebih sedikit air dan menyerap lebih banyak radiasi yang masuk daripada tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, efek pemanasan permukaan lahan yang meningkat tidak diamati di Siberia bagian barat, tengah, dan tenggara, dan Eropa timur, yang terdapat hutan campuran dan hutan yang sebagian besar terdiri dari pohon berdaun lebar.
Penulis mencatat pohon-pohon itu dapat membantu memoderasi kerentanan kebakaran. Strategi mitigasi kebakaran di masa mendatang dapat melibatkan peningkatan jumlah pohon berdaun lebar di hutan untuk melemahkan pemanasan permukaan pascakebakaran. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai bagaimana pohon berdaun lebar dapat membantu menekan pemanasan permukaan lahan di hutan Eurasia.
(nah/nwk)